Pertemuan Ketiga : Penawaran dan
Permintaan 2 : Pasar dan Kesejahteraan
Materi
:
Ilmu ekonomi ksesejahteraan (welfare economics) adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana pengalokasian sumber-sumber daya memengaruhi
kesejahteraan secara keseluruhan.
A. SURPLUS KONSUMEN
1. Kerelaan untuk Membayar
Kerelaan untuk membayar (willingness to pay) adalah harga tertinggi yang
rela dibayarkan oleh masing-masing pembeli dan menjadi ukuran seberapa besar si
calon pembeli menghargai barang tersebut.
Surplus konsumen (consumer surplus) adalah nilai kerelaan seseorang untuk
membayar suatu barang dikurangi nilai sebenarnya dibayarkan olehnya. Surplus
konsumen merupakan ukuran keuntungan konsumen atau pembeli atas partisipasinya
dalam suatu pasar.
2. Menggunakan Kurva
Permintaan untuk Mengukur Surplus Konsumen
Surplus konsumen berkaitan erat dengan kurva permintaan suatu barang.
Dalam kurva permintaan, pada setiap kuantitas yang diminta, harga kesediaan
ditunjukan oleh kurva-kurva permintaan sama dengan kesediaan membayar pembeli
marginal (marginal buyer), yaitu pembeli yang akan meninggalkan pasar jika
harganya naik sedikit saja.
Luas daerah di bawah kurva permintaan dan di atas garis harga merupakan
ukuran surplus konsumen dalam suatu pasar. Karena tinggi dari kurva permintaan
merupakan ukuran nilai suatu barang menurut si pembeli, yaitu kerelaan untuk
membayar barang itu.
Perbedaan antara kerelaan untuk membayar dengan harga pasar adalah
konsumen setiap pembeli. Maka, jumlah luas daerah di bawah kurva permintaan dan
garis harga merupakan jumlah surplus konsumen dari semua pembeli di suatu pasar
yang menjual barang maupun jasa.
3. Bagaimana Harga yang Lebih
Rendah Meningkatkan Surplus Konsumen
Pembeli selalu menginginkan harga yang lebih rendah dari apa yang mereka
beli, sehingga dengan penurunan harga tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan
pembeli.
Bagaimana peningkatan atau bagaimana harga dapat memengaruhi surplus
konsumen dalam bentuk grafik :
4. Apa yang Diukur oleh
Surplus Konsumen ?
Tujuan dari mengembangkan konsep surplus konsumen adalah untuk membuat
penilaian yang normatif atas seberapa diinginkannya hasil-hasil yang terjadi di
pasar. Surplus konsumen adalah jumlah yang rela dibayarkan oleh pembeli
dikurangi jumlah yang sesungguhnya yang dibelanjakan untuk suatu barang,
mengukur seberapa besar keuntungan yang diterima oleh pembeli suatu barang dari
sudut pandang pembeli sendiri. Jadi surplus konsumen adalah perangkat yang baik
untuk mengukur kesejahteraan ekonomi jika pembuat keputusan ingin menghargai
pilihan-pilihan konsumen.
Dalam setiap pasar, surplus konsumen mencerminkan kesejahteraan
kesejahteraan ekonomi. Para ekonom biasanya beranggapan bahwa pembeli bersikap
rasional ketika harus membuat keputusan, dan pilihan mereka harus dihargai.
Konsumen adalah orang-orang terbaik dalam menentukan berapa banyak keuntugan
yang mereka terima dari barang-barang yang mereka beli.
Contoh surplus konsumen :
Tabel Kurva
B. SURPLUS PRODUSEN
1. Biaya dan Kerelaan untuk
Menjual
Biaya adalah segala sesuatu yang harus dikorbankan oleh penjual untuk
memproduksi suatu barang. Surplus produsen (producer surplus) adalah harga yang
dibayarkan kepada penjual dikurangi biaya yang dikeluarkan oleh penjual.
Surplus produsen mengukur seberapa besar keuntungan yang diterima pembeli dari
partisipasinya dalam suatu pasar.
Contoh surplus produsen :
Tabel Kurva
2. Menggunakan Kurva
Penawaran untuk Mengukur Surplus Produsen
Surplus produsen berkaitan erat dengan kurva penawaran. Tinggi kurva
penawaran adalah sesuai dengan biaya penjualnya. Pada jumlah berapa pun, harga
yang terdapat pada kurva penawaran menunjukkan biaya dari penjual marginal
(marginal seller), yaitu penjual yang pertama kali akan meninggalkan pasar jika
harganya turun sedikit saja.
Luas daerah di bawah harga dan di atas kurva penawaran mengukur besarnya
surplus produsen dalam suatu pasar. Tinggi kurva penawaran merupakan ukuran
dari biaya penjual, dan perbedaan antara harga dengan biaya produksi adalah
surplus produsen dari penjual, maka jumlah luas daerah adalah jumlah surplus
produsen seluruh penjual.
3. Bagaimana Harga yang Lebih
Tinggi Dapat Meningkatkan Surplus Produsen
Penjual selalu menginginkan harga jual barang mereka yang lebih tinggi
untuk kesejahteraan penjual.
C. EFISIENSI PASAR
Surplus konsumen dan surplus produsen adalah metode-metode dasar yang
digunakan para ekonom untuk mempelajari kesejahteraan pembeli dan penjual dalam
suatu pasar.
1. Perencanaan Sosial yang
Baik
Perencanaan sosial yang baik adalah seorang diktator yang mengetahui
segalanya, memiliki kekuasaan atas segalanya dan berniat baik. Perencanaan
sosial adalah untuk memaksimalkan kemakmuran dari semua orang masyarakat.
Seorang perencana sosial yang baik harus memutuskan dahulu bagaimana
mengukur kemakmuran masyarakat, caranya adalah dengan mengukur jumlah surplus
produsen dan surplus konsumen (surplus total).
Surplus konsumen adalah keuntungan yang diterima pembeli dari
partisipasinya pada suatu pasar. Surplus produsen adalah keuntungan yang
diterima penjual dari partisipasinya pada suatu pasar. Alat untuk mengukur
kemakmuran masyarakat adalah menggunakan surplus total.
Surplus konsumen
Surplus konsumen = Nilai bagi pembeli – Nilai yang dibayarkan pembeli
Surplus produsen
Surplus produsen = Nilai yang diterima penjual – Biaya penjual
Penjumlahan dari surplus produsen dan surplus konsumen (surplus total)
Surplus total = Nilai bagi pembeli – Nilai yang dibayarkan pembeli +
Nilai yang diterima penjual – Biaya penjual
Jumlah yang dibayarkan oleh pembeli = jumlah yang diterima penjual, jadi
keduanya saling meniadakan
Surplus total = Nilai bagi pembeli – Biaya penjual
Suatu alokasi sumber-sumber daya memaksimalkan surplus total, dikatakan
bahwa alokasi tersebut memiliki efisiensi (efficiency). Efisien adalah kondisi
pengalokasian sumber daya yang memaksimalkan surplus keseluruhan yang diterima
seluruh anggota masyarakat. Jika suatu alokasi tidak efisien, maka terdapat
beberapa keuntungan yang tidak bisa terealisasikan dalam proses jual beli.
Perencanaan sosial yang baik juga harus memperhatikan masalah pemerataan
(equity). Pemerataan adalah tingkat keadilan distribusi kesejahteraan di antara
anggota masyarakat.
Mengevaluasi pemerataan suatu hasil dari pasar jauh lebih sulit daripada
mengevaluasi efisiensi. Efisiensi adalah tujuan objektif yang dapat dinilai
dengan hal-hal yang positif, sedangkan pemerataan melibatkan penilaian normatif
yang berada di luar ranah ilmu ekonomi, masuk ke dalam ranah filsafat politik.
2. Evaluasi Keseimbangan Pasar
Yang menjadi pokok mekanisme pasar bebas adalah :
a. Pasar bebas mengalokasikan
penawaran barang-barang kepada para pembeli yang paling menghargai
barang-barang yang dijual, sebagaimana ditunjukkan oleh kerelaan mereka untuk
membelinya.
b. Pasar bebas mengalokasikan
permintaan barang-barang kepada para penjual yang dapat memproduksinya dengan
biaya yang paling rendah.
c. Pasar bebas memproduksi
sejumlah barang yang memaksimalkan surplus konsumen dan surplus produsen.
Keseimbangan penawaran dan permintaan akan memaksimalkan surplus produsen
dan surplus konsumen. Jika ini terwujud, maka mekanisme tangan tak tampak di
pasar telah berhasil membawa para pembeli dan penjual ke alokasi sumber daya
secara efisien.
Efisiensi jumlah keseimbangan :
D. KESIMPULAN : EFISIENSI PASAR
DAN KEGAGALAN PASAR
Suatu pasar adalah efisien, dilihat dari asumsi bagaimana pasar tersebut
bekerja. Ketika asumsi-asumsi tidak lagi benar adanya, maka efisiensi
keseimbangan pasar bisa jadi tidak lagi benar. Asumsi-asumsi tersebut adalah :
a. Mengasumsikan bahwa di
pasar terjadi kompetisi sempurna
Kemampuan untuk memengaruhi harga-harga pasar yaitu kekuasaan pasar.
Kekuasaan pasar dapat menyebabkan pasar menjadi tidak efisien karena besarnya
harga dan jumlah barang dijauhkan dari titik keseimbangan penawaran dan
permintaan.
b. Mengasumsikan bahwa
hasil-hasil di suatu pasar hanya penting bagi pembeli dan penjual yang
berpartisipasi di pasar tersebut
Eksternalitas atau efek samping menyebabkan kemakmuran dalam suatu pasar
bergantung tidak hanya pada nilai barang bagi pembeli dan biaya bagi penjual.
Kekuasaan pasar dan eksternalitas adalah contoh dari fenomena kegagalan
pasar. Kegagalan pasar adalah ketidakmampuan pasar-pasar bebas untuk
mengalokasikan sumber-sumber dayanya secara efisien. Ketika pasar mengalami
kegagalan, kebijakan publik dapat membantu menyelesaikan masalah dan
meningkatkan efisiensi ekonomi.
0 komentar:
Posting Komentar