Jumat, 01 Maret 2019

Completing The Accounting Cycle


CHAPTER 4

COMPLENTING THE ACCOUNTING CYCLE

1. TRANSAKSI
Transaksi usaha adalah kejadian yang dapat mempengaruhi posisi keuangan dari suatu
badan usaha dan juga sebagai hal yang handal/wajar untuk dicatat.
Transaksi ini biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen. Sebagai contoh transaksi
yang dapat terjadi dalam suatu perusahaan adalah: pembayaran rekening telepon bulanan,
pembelian barang dagangan secara kredit, pembelian tanah dan gedung, dan lain sebagainya.
Suatu transaksi tertentu dapat menimbulkan peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan
transaksi lainnya. Misalnya, pembelian barang dagangan secara kredit akan disusul dengan
transaksi lainnya, yaitu pembayaran kepada kreditor.

2. PEMBUATAN BUKTI ASLI.
Sebagaimana disebutkan diatas transaksi yang terjadi biasanya dibuktikan dengan
adanya dokumen. Suatu transaksi baru dikatakan sah atau benar bila didukung oleh bukti- bukti
yang sah, akan tetapi harus pula disadari bahwa ada transaksi-transaksi yang tidak mempunyai
bukti secara tertulis, misalnya pencurian barang dagangan. Transaksi ini merupakan transaksi
yang bersifat luar biasa.
Semua transaksi baik yang terjadi secara rutin atau tidak merupakan bahan untuk
menyusun laporan keuangan dengan jalan mencatat dan mengolah transaksi itu lebih lanjut
Bukti-bukti asli yang dapat mendukung setiap terjadinya transaksinya transaksi antara
lain : kwitansi, faktur dan bentuk – bentuk lain :
 Kwitansi Kwitansi merupakan bukti bahwa seseorang atau badan hukum telah menerima
sejumlah uang tunai. ™
 Faktur Penjualan atau Pembelian Setiap penjualan secara kredit memerlukan bukti yang
disebut faktur. Bagi si penjual faktur tersebut merupakan faktur penjualan sebaliknya
faktur yang dikirimkan kepada sipembeli merupakan faktur pembelian. ™
 Bukti-bukti lain Disamping kwitansi dan faktur terdapat bukti lain, misalnya: nota-nota
dari Bank (nota debet atau nota kredit) , serta bukti pengirirnan atau penerimaan barang

3. PENCATATAN DALAM BUKU HARIAN (JURNAL).
Transaksi dicatat pertama kali yang disebut Buku Harian (Jurnal). Jurnal adalah suatu
catatan kronologis dari transaksi entitas.
Sebagaimana di tunjukkan oleh nama-nma kolom, jurnal memberikan informasi berikut:
Tanggal, merupakan hal yang sangat penting karena memungkinkan kapan terjadinya transaksi
Nama perkiraan.
1. Kolom debet, menunjukkan jumlah yang didebet. ™
2. Kolom kredit, menunjukkan jumlah yang dikredit.

Proses pencatatan mengikuti lima langkah berikut ini:
a) Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen sumbernya, misalnya dari slip deposito
bank, penerimaan penjualan dan cek.
b) Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut dan
mengklasifikasikan berdasarkan jenisnya (aktiva, kewajiban atau modal).
c) Menetapkan apakah setiap perkiraan tersebut mengalami penambahan atau pengurangan
yang disebabkan oleh transaksi itu.
d) Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan.
e) Memasukkan transaksi tersebut kedalam jurnal.

4. PENCATATAN BUKU BESAR DAN BUKU TAMBAHAN.

a. Buku Besar (Ledger)
Untuk memudahkan menyusun informasi yang akan diberikan kepada pihakpihak yang
memerlukannya terutama pimpinan perusahaan rnaka perkiraanperkiraan yang sudah dihimpun
didalam buku harian tersebut harus pula dipisahpisahkan atau digolongkan menurut jenisnya.
Menggolongkan perkiraan menurut jenis perkiraan tersebut dinamakan menyusun buku
besar besar itu merupakan penggolongan perkiraan menurut jenisnya.
Jumlah buku besar yang dimiliki perusahaan tergantung pada banyaknya jenis perkiraan yang
ditimbulkan oleh transaksi-transaksi perusahaan tersebut, karena masing-masing jenis besarnya
sendiri- sendiri.

Judul kolom yang mengidentifikasikan perkiraan buku besar menampilkan: Tanggal,
Kolom item, Kolom debet, berisi jumlah yang didebet, dan Kolom kredit, berisi jumlah yang
dikredit.
Pemindah bukuan perkiraan memiliki buku berarti memindahkan jumlah dari jurnal
kedalam perkiraan yang sesuai dalam buku besar. Debet dalam jurnal dipindahkan sebagai debet
dibuku besar, dan kredit dalam jurnal dipindahkan sebagai kredit dalam buku besar.

5. NERACA LAJUR
Setelah seluruh transaksi selama periode dibukukan di buku besar, dihitung. Setiap saldo
masing-masing perkiraan dapat perkiraan akan memiliki saldo debet, kredit, atau nol. Neraca
saldo adalah suatu daftar dari saldo-saldo perkiraan ini, dan karenanya menunjukkan apakah total
debet sama dengan total kredit. Jadi suatu neraca saldo merupakan suatu alat untuk mengecek
atas kecermatan pencatatan dan pembukuan.

6. LAPORAN KEUANGAN
Cara penyiapan laporan keuangan yang terbaik adalah mempersiapkan laporan laba rugi
terlebih dahulu, disusul dengan laporan perubahan posisi keuangan dan terakhir adalah neraca.
Elemen penting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah: nama perusahaan, nama
laporan, tanggal atau periode yang dicakup laporan, rangka laporan tersebut.
Panah-panah yang terdapat dalam Gambar 5, 6 dan 7, menunjukkan hubungan antara laporan
laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan neraca.

a. Laporan laba rugi mencerminkan laba bersih atau kerugian bersih yang diperoleh
dengan mengurangkan beban dari pendapatan. Karena pendapatan dan beban juga
merupakan perkiraan Laporan Perubahan Posisi Keuangan, maka selisih antara
pendapatan dan beban tersebut (laba/kerugian bersih) akan dipindahkan kedalam
Laporan Perubahan Posisi Keuangan. Jika diperhatikan, laba, bersih pada Gambar
5 sebesar Rp.3.525.000,- menambah modal pemilik dalam gambar 6. Suatu
kerugian bersih akan mengurangi modal pemilik
b. Modal adalah dalam neraca, jadi nilai sisa akhir dalam Laporan Perubahan Posisi
Keuangan akan dipindahkan kedalam neraca. Nilai ini merupakan elemen
keseimbangan yang paling akhir dalam neraca.

7. JURNAL PENUTUP
Jurnal Penutup ialah ayat jurnal yang memindahkan nilai sisa pendapatan, beban, dan
pengambilan pribadi dari masing-masing perkiraan ke dalam perkiraan modal.
Pendapatan yang akan menambah modal pemilik dan beban serta pengambilan pribadi
akan mengurangi modal pemilik. Pada saat ayat penutup dipindah bukukan maka perkiraan
modal akan menyerap dampak dari nilai sisa perkiraan sementara tersebut. Walau demikian,
pendapatan dan beban akan dipindahkan terlebih dahulu kedalam perkiraan yang bernama
Ikhtisar Laba Rugi, yang akan mengumpulkan jumlah total debet dari seluruh jumlah beban dan
total kredit dari seluruh jumlah pendapatan pada periode tersebut. Perkiraan Ikhtisar lata rugi
merupakan suatu "tempat penyimpanan" sementara yang akan digunakan pada proses penutupan.
Kemudian nilai sisa dari Ikhtisar laba rugi tersebut akan dipindahkan kedalam modal. Langkah-
langkah penutupan perkiraan suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Mendebet setiap perkiraan Pendapatan sebesar nilai sisa kreditnya. Mengkredit Ikhtisar
laba rugi sebesar jumlah total pendapatan. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total
pendapatan kedalam sisi kredit dari Ikhtisar laba rugi.
2. Mengkredit setiap perkiraan beban sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet Ikhtisar laba
rugi sebesar jumlah total beban. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total beban ke
dalam sisi debet dari Ikhtisar laba rugi.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Blog Archive

LATEST POSTS

CB Blogger Lab

JASA SEO CB

jam ayam

CONTOH BLOG

JASA SEO CB

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *