Completing The Accounting Cycle
CHAPTER
4
COMPLENTING
THE ACCOUNTING CYCLE
1.
TRANSAKSI
Transaksi
usaha adalah kejadian yang dapat mempengaruhi posisi keuangan dari suatu
badan
usaha dan juga sebagai hal yang handal/wajar untuk dicatat.
Transaksi
ini biasanya dibuktikan dengan adanya dokumen. Sebagai contoh transaksi
yang
dapat terjadi dalam suatu perusahaan adalah: pembayaran rekening telepon
bulanan,
pembelian
barang dagangan secara kredit, pembelian tanah dan gedung, dan lain sebagainya.
Suatu
transaksi tertentu dapat menimbulkan peristiwa atau keadaan yang mengakibatkan
transaksi
lainnya. Misalnya, pembelian barang dagangan secara kredit akan disusul dengan
transaksi
lainnya, yaitu pembayaran kepada kreditor.
2.
PEMBUATAN BUKTI ASLI.
Sebagaimana
disebutkan diatas transaksi yang terjadi biasanya dibuktikan dengan
adanya
dokumen. Suatu transaksi baru dikatakan sah atau benar bila didukung oleh
bukti- bukti
yang
sah, akan tetapi harus pula disadari bahwa ada transaksi-transaksi yang tidak
mempunyai
bukti
secara tertulis, misalnya pencurian barang dagangan. Transaksi ini merupakan
transaksi
yang
bersifat luar biasa.
Semua
transaksi baik yang terjadi secara rutin atau tidak merupakan bahan untuk
menyusun
laporan keuangan dengan jalan mencatat dan mengolah transaksi itu lebih lanjut
Bukti-bukti
asli yang dapat mendukung setiap terjadinya transaksinya transaksi antara
lain
: kwitansi, faktur dan bentuk – bentuk lain :
Kwitansi Kwitansi merupakan bukti bahwa seseorang atau badan hukum telah
menerima
sejumlah
uang tunai.
Faktur Penjualan atau Pembelian Setiap penjualan secara kredit memerlukan bukti
yang
disebut
faktur. Bagi si penjual faktur tersebut merupakan faktur penjualan sebaliknya
faktur
yang dikirimkan kepada sipembeli merupakan faktur pembelian.
Bukti-bukti lain Disamping kwitansi dan faktur terdapat bukti lain, misalnya:
nota-nota
dari
Bank (nota debet atau nota kredit) , serta bukti pengirirnan atau penerimaan
barang
3.
PENCATATAN DALAM BUKU HARIAN (JURNAL).
Transaksi
dicatat pertama kali yang disebut Buku Harian (Jurnal). Jurnal adalah suatu
catatan
kronologis dari transaksi entitas.
Sebagaimana
di tunjukkan oleh nama-nma kolom, jurnal memberikan informasi berikut:
Tanggal,
merupakan hal yang sangat penting karena memungkinkan kapan terjadinya
transaksi
Nama
perkiraan.
1.
Kolom debet, menunjukkan jumlah yang didebet.
2.
Kolom kredit, menunjukkan jumlah yang dikredit.
Proses
pencatatan mengikuti lima langkah berikut ini:
a)
Mengidentifikasikan transaksi dari dokumen sumbernya, misalnya dari slip
deposito
bank,
penerimaan penjualan dan cek.
b)
Menentukan setiap perkiraan yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut dan
mengklasifikasikan
berdasarkan jenisnya (aktiva, kewajiban atau modal).
c)
Menetapkan apakah setiap perkiraan tersebut mengalami penambahan atau
pengurangan
yang
disebabkan oleh transaksi itu.
d)
Menetapkan apakah harus mendebet atau mengkredit perkiraan.
e) Memasukkan
transaksi tersebut kedalam jurnal.
4.
PENCATATAN BUKU BESAR DAN BUKU TAMBAHAN.
a.
Buku Besar (Ledger)
Untuk
memudahkan menyusun informasi yang akan diberikan kepada pihakpihak yang
memerlukannya
terutama pimpinan perusahaan rnaka perkiraanperkiraan yang sudah dihimpun
didalam
buku harian tersebut harus pula dipisahpisahkan atau digolongkan menurut
jenisnya.
Menggolongkan
perkiraan menurut jenis perkiraan tersebut dinamakan menyusun buku
besar
besar itu merupakan penggolongan perkiraan menurut jenisnya.
Jumlah
buku besar yang dimiliki perusahaan tergantung pada banyaknya jenis perkiraan
yang
ditimbulkan
oleh transaksi-transaksi perusahaan tersebut, karena masing-masing jenis
besarnya
sendiri-
sendiri.
Judul
kolom yang mengidentifikasikan perkiraan buku besar menampilkan: Tanggal,
Kolom
item, Kolom debet, berisi jumlah yang didebet, dan Kolom kredit, berisi jumlah
yang
dikredit.
Pemindah
bukuan perkiraan memiliki buku berarti memindahkan jumlah dari jurnal
kedalam
perkiraan yang sesuai dalam buku besar. Debet dalam jurnal dipindahkan sebagai
debet
dibuku
besar, dan kredit dalam jurnal dipindahkan sebagai kredit dalam buku besar.
5.
NERACA LAJUR
Setelah
seluruh transaksi selama periode dibukukan di buku besar, dihitung. Setiap
saldo
masing-masing
perkiraan dapat perkiraan akan memiliki saldo debet, kredit, atau nol. Neraca
saldo
adalah suatu daftar dari saldo-saldo perkiraan ini, dan karenanya menunjukkan
apakah total
debet
sama dengan total kredit. Jadi suatu neraca saldo merupakan suatu alat untuk
mengecek
atas
kecermatan pencatatan dan pembukuan.
6.
LAPORAN KEUANGAN
Cara
penyiapan laporan keuangan yang terbaik adalah mempersiapkan laporan laba rugi
terlebih
dahulu, disusul dengan laporan perubahan posisi keuangan dan terakhir adalah
neraca.
Elemen
penting yang harus ada dalam laporan keuangan adalah: nama perusahaan, nama
laporan,
tanggal atau periode yang dicakup laporan, rangka laporan tersebut.
Panah-panah
yang terdapat dalam Gambar 5, 6 dan 7, menunjukkan hubungan antara laporan
laba
rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan neraca.
a.
Laporan laba rugi mencerminkan laba bersih atau kerugian bersih yang diperoleh
dengan
mengurangkan beban dari pendapatan. Karena pendapatan dan beban juga
merupakan
perkiraan Laporan Perubahan Posisi Keuangan, maka selisih antara
pendapatan
dan beban tersebut (laba/kerugian bersih) akan dipindahkan kedalam
Laporan
Perubahan Posisi Keuangan. Jika diperhatikan, laba, bersih pada Gambar
5
sebesar Rp.3.525.000,- menambah modal pemilik dalam gambar 6. Suatu
kerugian
bersih akan mengurangi modal pemilik
b.
Modal adalah dalam neraca, jadi nilai sisa akhir dalam Laporan Perubahan Posisi
Keuangan
akan dipindahkan kedalam neraca. Nilai ini merupakan elemen
keseimbangan
yang paling akhir dalam neraca.
7. JURNAL
PENUTUP
Jurnal
Penutup ialah ayat jurnal yang memindahkan nilai sisa pendapatan, beban, dan
pengambilan
pribadi dari masing-masing perkiraan ke dalam perkiraan modal.
Pendapatan
yang akan menambah modal pemilik dan beban serta pengambilan pribadi
akan
mengurangi modal pemilik. Pada saat ayat penutup dipindah bukukan maka
perkiraan
modal
akan menyerap dampak dari nilai sisa perkiraan sementara tersebut. Walau
demikian,
pendapatan
dan beban akan dipindahkan terlebih dahulu kedalam perkiraan yang bernama
Ikhtisar
Laba Rugi, yang akan mengumpulkan jumlah total debet dari seluruh jumlah beban
dan
total
kredit dari seluruh jumlah pendapatan pada periode tersebut. Perkiraan Ikhtisar
lata rugi
merupakan
suatu "tempat penyimpanan" sementara yang akan digunakan pada
proses penutupan.
Kemudian
nilai sisa dari Ikhtisar laba rugi tersebut akan dipindahkan kedalam modal.
Langkah-
langkah
penutupan perkiraan suatu perusahaan adalah sebagai berikut:
1.
Mendebet setiap perkiraan Pendapatan sebesar nilai sisa kreditnya. Mengkredit
Ikhtisar
laba
rugi sebesar jumlah total pendapatan. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total
pendapatan
kedalam sisi kredit dari Ikhtisar laba rugi.
2.
Mengkredit setiap perkiraan beban sebesar nilai sisa debetnya. Mendebet
Ikhtisar laba
rugi
sebesar jumlah total beban. Ayat jurnal ini memindahkan jumlah total beban ke
dalam
sisi debet dari Ikhtisar laba rugi.
0 komentar:
Posting Komentar