PENERAPAN FUNGSI LINEAR
Pertemuan 5
BAB 5
PENERAPAN FUNGSI LINEAR
A. Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara variabel harga (P) dengan variabel jumlah barang (Q) yang diminta. Fungsi permintaan sesuai dengan hukum permintaan yang menyatakan bahwa bila harga naik maka jumlah permintaan turun, dan bila harga turun maka jumlah permintaan naik.
Fungsi permintaan adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara variabel harga (P) dengan variabel jumlah barang (Q) yang diminta. Fungsi permintaan sesuai dengan hukum permintaan yang menyatakan bahwa bila harga naik maka jumlah permintaan turun, dan bila harga turun maka jumlah permintaan naik.
Dengan
demikian, hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang diminta adalah
negatif atau berbanding terbalik. Bentuk umum fungsi permintaan adalah:
Keterangan:
Q : jumlah barang yang diminta
P : harga barang per unit
a : angka konstanta (berupa angka)
b : gradien atau kemiringan (yang ada hurufnya)
Q : jumlah barang yang diminta
P : harga barang per unit
a : angka konstanta (berupa angka)
b : gradien atau kemiringan (yang ada hurufnya)
Adapun
syarat mutlak fungsi permintaan adalah:
a. nilai a harus positif (+)
b. nilai b harus negatif (–)
a. nilai a harus positif (+)
b. nilai b harus negatif (–)
Untuk
menentukan fungsi permintaan atau persamaan kurva penawaran dapat dicari dengan
menggunakan : rumus
B. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara harga (P) dengan jumlah barang (Q) yang ditawarkan. Fungsi penawaran harus sesuai dengan hukum penawaran yang menyatakan bahwa Bila harga barang naik, maka jumlah penawarannya bertambah dan bila harga barang turun, maka jumlah penawarannya berkurang.
Fungsi penawaran adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara harga (P) dengan jumlah barang (Q) yang ditawarkan. Fungsi penawaran harus sesuai dengan hukum penawaran yang menyatakan bahwa Bila harga barang naik, maka jumlah penawarannya bertambah dan bila harga barang turun, maka jumlah penawarannya berkurang.
Dengan
demikian, hubungan antara harga barang dengan jumlah barang yang ditawarkan
adalah positif atau berbanding lurus. Bentuk umum fungsi penawaran adalah
Keterangan:
Q : jumlah barang yang ditawarkan
P : harga barang per unit
a : angka konstanta (berupa angka)
b : gradien atau kemiringan (yang ada hurufnya)
Q : jumlah barang yang ditawarkan
P : harga barang per unit
a : angka konstanta (berupa angka)
b : gradien atau kemiringan (yang ada hurufnya)
Adapun
syarat fungsi penawaran adalah:
a. nilai a boleh positif atau negatif (+ / – )
b. nilai b harus positif (+)
a. nilai a boleh positif atau negatif (+ / – )
b. nilai b harus positif (+)
Untuk
mencari persamaan fungsi penawaran, rumusnya sama dengan rumus menentukan
fungsi permintaan, yaitu
C. Keseimbangan Pasar
- Pengertian Pasar
Pasar
adalah pertemuan antara pembeli (peminta) dan penjual (penawar), baik dalam
pengertian langsung maupun tidak (secara komunikatif)
- Harga Pasar
Harga
pasar adalah harga yang terjadi pada titik keseimbangan pasar
- Titik Keseimbangan Pasar
Titik
keseimbangan pasar yaitu titik pertemuan permintaan dan penawaran. Sehingga
dapat diambil suatu kesimpulan, keseimbangan pasar terjadi pada titik (harga)
dimana kuantitas suatu barang/komoditi yang diminta sama dengan kualitas yang
ditawarkan.
Syarat-syarat
dari titik keseimbangan pasar adalah
1)
Titik keseimbangan pasar hanya berlaku untuk nilai-nilai positif, terjadi pada
kuadran I
2)
Titik keseimbangan pasar hanya berlaku untuk titik yang memenuhi ketentuan bagi
curve permintaan dan curve penawaran
Atas
dasar persyaratan ini maka tidak mungkin terdapat dua titik keseimbangan pasar
bagi curve permintaan dan curve penawaran, walaupun mungkin terdapat dua titik
potong dari fungsi permintaan dan penawaran.
- Apabila harga yang terjadi di pasar
lebih tinggi daripada keseimbangan akan mengakibatkan di pasar terjadi
kelebihan penawaran (excess supply). Ini artinya pada tingkat harga pasar
tersebut sebenarnya banyak produsen yang bersedia menjual barangnya, akan
tetapi pembelinya terbatas.
- Apabila harga yang terjadi lebih
rendah dari harga keseimbangan akan mengakibatkan di pasar terjadi
kelebihan permintaan (exess demand). Ini artinya pada tingkat harga
tersebut sebenarnya masih banyak pembeli yang bersedia membeli barang
tersebut akan tetapi jumlah barang yang ditawarkan terbatas.
- Penentuan harga keseimbangan dengan
jumlah barang keseimbangan adalah dengan cara menentukan titik potong
antara kurva penawaran dengan kurva permintaan barang tersebut.
∑
barang yang ditawarkan = ∑ barang yang diminta
Qs = Qd
D. Keseimbangan
Pasar Satu Macam Produk
Keseimbangan
pasar satu macam produk adalah interaksi fungsi permintaan
Q
= a – bP dan fungsi penawaran Q = a + bP, dimana jumlah produk yang di minta
konsumen sama dengan jumlah produk yang ditawarkan (Qd = Qs) atau harga produk
yang diminta sama dengan harga produk yang ditawarkan (Pd = Ps).
Dimana
:
Qd
= Jumlah produk yang diminta
Qs = Jumlah produk yang ditawar
E = Keseimbangan pasar
Qe = Jumlah keseimbangan
Pe = Harga Keseimbangan
Contoh
soal:
Fungsi
permintaan dan penawaran dari suatu barang di tunjukan oleh persamaan beriktu,
Qe
= 6 – 0,75
Qs
= -5 + 2P
Berapa
harga dan jumlah keseimbangan pasar ?
Penyelesaian
:
Syarat
keseimbangan pasar Qd = Qs
Maka
6 – 0,75P = -5 + 2P
-2,75P = -5 – 6
P = 4
Masukkan nilai P
tadi di salah satu persamaan
Q = 6 – 0,75(4)
Q = 6 – 3
Jadi harga dan jumlah keseimbangan
E(3,4)
E. Keseimbangan
Pasar Dua Macam Produk
Di
pasar terkadang permintaan suatu barang dipengaruhi oleh permintaan barang
lain. Ini bisa terjadi pada dua macam produk atau lebih yang berhubungan secara
:
- Substitusi
(Produk Pengganti)
Contoh
:
1. Beras
dengan gandum
2. Minyak
tanah dengan Gas elpiji
- Komplementer
(Produk Pelengkap)
Contoh
:
1. The
dengan gula
2. Semen
dengan pasir
Secara
sistematis fungsi permintan dan fungsi penawaran produk mempunyai 2 variabel
bebas, yaitu :
- Harga
produk itu sendiri
- Harga
lain yang saling berhubungan
F.
Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan
Pasar
Pengaruh
Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar Pajak yang dikenakan atas penjualan selalu
menambah harga barang yang ditawarkan. Sehingga hanya mempengaruhi fungsi
penawaran. Sedangkan pada fungsi permintaan tidak mengalami perubahan sama
sekali. Fungsi penawaran sebelum dikenakan pajak adalah P = F (Q). Dan fungsi
penawaran setelah dikenakan pajak t perunit adalah P = F (Q) + t. Maka
keseimbangan pasarnya adalah dengan memecahkan fungsi persamaan penawaran
sebelumdan setelah dikenakan pajak. Total pajak yang diterima oleh permerintah
adalah T pemerintah = Pajak x Q pada keseimbangan stelah pajak. Pajak yang
ditanggung oleh konsumen adalah (Pt-Pe) x Qt. Sedangkan pajak yang ditanggung
oleh produsen adalah total pajak yang diterima oleh pemerintah – pajak yang
ditanggung oleh konsumen.
Jika
produk dikenakan pajak t per unit, maka akan terjadi perubahan keseimbangan
pasar atas produk tersebut, baik harga maupun jumlah keseimbangan. Biasanya
tanggungan pajak sebagian dikenakan kepada konsumen sehingga harga produk akan
naik dan jumlah barang yang diminta akan berkurang. Keseimbangan pasar sebelum
dan sesudah kena pajak.
Pengenaan
pajak sebesar t atas setiap unit barang yang dijual menyebabkan kurva penawaran
bergeser ke atas, dengan penggal yang lebih besar pada sumbu harga. Jika
sebelum pajak persamaan penawarannya P = a + bQ, maka sesudah pajak ia akan
menjadi P = a + bQ + t
Beban
pajak yang ditanggung oleh konsumen : tk = Pe‘
– Pe
Beban
pajak yang ditanggung oleh produsen : tp =
t – tk
Jumlah
pajak yang diterima oleh pemerintah : T = t x Qe‘
G. Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Pasar.
Pengaruh
Subsidi Terhadap Kesimbangan Pasar Subsidi (s) adalah bantuan yang diberikan
pemerintah kepada produsen terhadap produk yang dihasilkan atau yang
dipasarkan, sehingga harga yang berlaku di pasar lebih rendah sesuai dengan
keinginan pemerintah dan daya beli masyarakat meningkat. Fungsi penawaran
setelah subsidi adalah F ( Q) = P + S atau P = F (Q) – S. Keseimbangan pasar
sebelum subsidi adalah Qd = Qs atau Pd = Ps. Keseimbangan pasar setelah pajak
adalah Pd = Pss. Subsidi untuk konsumen adalah Sk = (Pd- Ps ) x Qs. Subsidi
yang diberikan oleh pemerintah adalah SG = s x Qs. Dan subsidi untuk produsen
adalah SP = s – ( Pd – Ps ) x Qs
H. Analisis Pulang Pokok
Analisis
Pulang Pokok (break-even) yaitu suatu konsep yang digunakan untuk menganalisis
jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar perusahaan tidak
mengalami kerugian. Keadaan pulang pokok (profit nol, π = 0 ) terjadi apabila R
= C ; perusahaan tidak memperoleh keuntungan tetapi tidak pula menderita
kerugian. Secara grafik hal ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva R dan
kurva C.
Contoh
Soal : Andaikan biaya total yang dikeluarkan perusahaan ditunjukan oleh
persamaan C = 20.000 + 100 Q dan penerimaan totalnya R = 200 Q. Pada tingkat
produksi berapa unit perusahaan mengalami pulang pokok ?apa yang terjadi jika
perusahaan memproduksi 150 unit ?
Jawab
;
Diketahui
: C = 20.000 + 100Q
R
= 200Q
Syarat
Pulang Pokok
R
= C
300Q
= 20.000 + 100Q
200Q
= 20.000
Q
= 100
Jadi
pada tingkat produksi 100 unit dicapai keadaan pulang pokok
Jika
Q = 150, maka
π
= R – C
=
300Q – ( 20.000 + 100Q)
=
200 Q – 20.000
=
200(150) – 20.000
= 10.000
(
Perusahaan mengalami keuntungan sebesar 10.000)
I. FUNGSI
KONSUMSI DAN TABUNGAN
1. Fungsi konsumsi
Fungsi Konsumsi menjelaskan hubungan antara konsumsi
dan pendapatan nasional kedalam bentuk persamaan digunakan beberapa asumsi
sebagai berikut :
a. Jika Y =
0 masyarakat tetap akan melakukan pengeluaran konsumsi minimum (otonom)
b. Pengeluaran
konsumsi tergantung dari besar kecilnya pendapatan
c. Jika
terjadi kenaikan pendapatan, maka konsumsi meningkat dengan jumlah yang lebih
kecil dibanding kenaikan pendapatan.
d. Proporsi
kenaikan pendapatan yang akan dikonsumsi adalah tetap. Proporsi ini disebut
“Marginal Propensity to Consume” (MPC)
C = a + bY
|
Keterangan :
Y = Pendapatan (income)
C = Konsumsi
a = Konstanta, besarnya konsumsi saat tidak ada
pendapatan ( sama dengan nol) disebut konsumsi otonom.
b = Tambahan melakukan konsumsi bila ada tambahan
pendapatan, disebut hasrat konsumsi marginal, merupakan perbandingan
antara perubahan pengeluaran konsumsi dan perubahan pendapatan.
APC = C/Y dan MPC = ∆C/∆Y
Untuk menghitung besar ( a ) dirumuskan
a = (APC – MPC) Y
Untuk menghitung ( b ) Secara
matematis dirumuskan :
MPC = ∆C/∆Y
Dimana :
APC = Average Propencity to Consume
MPC = Marginal Propensity to Consume
2. Fungsi Tabungan
Pendapatan dimanfaatkan untuk konsumsi dan tabungan
sehingga rumus umumnya:
Y = C + S
Keterangan:
Y = Pendapatan
C = Konsumsi
S = saving (tabungan)
Karena Y = C + S maka S = Y – C, Jika kita
subtitusikan dengan fungsi konsumsi, maka:
S = Y – C
S = Y – (a + BY)
S = Y – a – BY
S = –a + (1 – b)Y
Hasrat untuk Menabung (Marginal Propensity to Save/
MPS)
Dalam fungsi saving juga mengenal Marginal
Propensity to Save (MPS), yaitu perbandingan antara bertambahnya saving dengan
bertambahnya pendapatan nasional yang mengakibatkan bertambahnya saving
termaksud. Di mana perumusannya adalah sebagai berikut :
Keterangan:
S =
Tambahan tabungan
Y = Tambahan
pendapatan
Di dalam fungsi konsumsi S = –a + (1 – b)Y, maka
besarnya MPS = 1 – b Karena b = MPC, maka MPS = 1 – MPC atau MPS + MPC = 1.
Untuk fungsi saving berbetuk garis lurus besarnya nilai S, yaitu marginal
propensity to save, pada semua tingkatan pendapatan nasional adalah sama.
Faktor yang memengaruhi Tabungan (S), yaitu:
1) Pendapatan yang diterima
Semakin banyak pendapatan yag diterima berarti
semakin banyak pula pendapatan yang disisihkan untuk saving.
2) Hasrat untuk menabung (Maginal Propensity to
Save)
Hal ini didorong dengan keinginan masing-masing
individu dalam mengalokasikanpendapatannya untuk ditabung karena
pertimbangan keamanan.
3) Tingkat suku bunga bank
Semakin tinggi tingkat suku bunga simpanan maka
semakin banyak masyarakatuntuk menabung (saving).
0 komentar:
Posting Komentar