Penentuan Kegiatan Ekonomi
BAB III: PENENTUAN KEGIATAN EKONOMI
Pandangan Klasik, Keynes dan Pendekatan Masa Kini
A. Pandangan
Ahli Ekonomi Klasik
Pandangan ekonomi secara global
dibagi menjadi tiga fase. Fase pertama yaitu fase ahli ekonomi klasik, lalu
fase Keynes dan akhirnya fase pendekatan modern yang kita jalani saat ini.
Menurut pandangan pera ahli ekonomi
klasik yakni rentang abad 18 – 19 M antara lain Adam Smith, Fransois Quesnay
dan Jean Baptise Say, bahwa perekonomian pada umumnya kan berada dalam tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh. Pengangguran tenaga kerja adalah keadaan yang
tidak selalu berlaku dalam perekonomian. Hal ini didasarkan pada dua hal,
yakni:
1. Fleksibilitas suku bunga dan tingkat harga akan menyebabkan
keseimbangan di antara penawaran agregat dan permintaan agregat tercapai pada
penggunaan tenaga kerja penuh. Sederhananya, apabila suku bunga diturunkan maka
masyarakat akan banyak mengambil uang yang mereka simpan di bank untuk kemudian
di investasikan. Namun, apabila suku bunga dinaikkan maka masyarakat akan
menabung dan investasi akan turun. Karena saat masyarakat memproduksi suatu
benda dalam jumlah banyak, maka akan tercipta pula permintaan yang besar atas
benda itu. Ini terlihat jelas dari pandangan Jean Baptise Say (1767-1832) yaitu
“Supply creats its own demand”. Apabila permintaan naik maka juga akan
menyerap tenaga kerja yang banyak untuk produksinya. Inilah yang menyebabkan
ahli ekonomi klasik mengambil kesimpulan demikian.
2.
Fleksibilitas
tingkat upah mewujudkan keadaan dimana permintaan dan penawaran tenaga kerja
mencapai keseimbangan pada penggunaan tenaga kerja penuh. Apabila permintaan
agregat naik maka penggunaan tenaga kerja juga naik, dengan begitu upah juga
akan dinaikkan. Saat upah dinaikkan maka konsumsi rumah tangga juga akan naik.
Karena pendapatan sama halnya dengan konsumsi.
|
Apabila
dalam perekonomian terdapat pengangguran, para pengaggur akan bersedia bekerja
pada tingkat upah yang lebih rendah dari yang berlaku di pasar. Keadaan ini
menimbulkan kekuatan-kekuaran yang menurunkan tingkat upah, dan penurunan dalam
tingkat upah ini akan memperluas tingkat kegiatan ekonomi, karena upah sama
dengan produksi fisik marjinal.
dengan produksi fisik marjinal.
Kemampuan sektor
perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa sangat tergantung kepada jumlah
dan kualitas faktor-faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian tersebut.
Dengan demikian tingkat kegiatan ekonomi negara akan ditentukan oleh:
i.
Jumlah
barang modal yang tersedia dan digunakan dalam perekonomian
(K/ Capital)
ii.
Jumlah
dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian
(L/ Labour)
iii.
Jumlah
dan jenis kekayaan alam yang digunakan (R/ Resource)
iv.
Tingkat
teknologi yang digunakan (T/ Technology)
Y = f (K, L, R, T) |
Namun dalam penerapanya,
teori ahli ekonomi klasik masih belum dapat terbukti. Terbukti pada 1929 The
Great Depression di Amerika dan negara sekitarnya mengalami kelumpuhan
ekonomi akibat meledaknya angka kemiskinan oleh pengangguran yang merajalela,
inflasi melambung tinggi menambah daya beli masyarakat mencapai titik nol. Hal
ini dihadapi para ahli ekonomi dengan tetap berpegang teguh pada teori ekonomi
klasik yang mempercayai bahwa pengangguran dapat terselesaikan sendiri secara
alami oleh mekanisme pasar, yang merupakan titik hasil dari pertemuan sisi
penawaran dan sisi permintaan. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa “Supply
creats its own demand”, namun teori ini tidak terbukti dan malah mengambil
banyak korban dalam Depresi Besar yang melanda Amerika saat itu.
B.
Pandangan Ekonomi Keynes
J.M Keynes yang tidak
sepakat dengan pandangan ahli ekonomi klasik dan melihat dengan mata kepala
sendiri keadaan yang dihasilkan oleh pandangan tersebut akhirnya mengkritik
pandangan itu. Menurut Keynes penggunaan tenaga kerja penuh adalah keadaan yang
jarang terjadi, dan disebabkan karena kekurangan permintaan agregat yang ada
dalam perekonomian. Perbedaan pendapat antara ahli ekonomi klasik dan Keynes
terdapat pada:
i.
Faktor-faktor
yang menentukan tingkat tabungan, tingkat investasi dan suku bunga dalam
perekonomian
ii.
Sifat-sifat
perkaitan di anatara tingkat upah dengan penggunaan tenaga para pengusaha
Menurut Keynes,
bukanlah suku bungan yang menentukan besarnya tabungan, melainkan tinggi rendahnya
pendapatan rumah tangga yang menentukannya. Apabila rumah tangga mendapat upah
tinggi, maka akan besar pula jumlah yang ditabungkan.
Masih
mengkritik pandangan ahli ekonomi klasik, Keynes tidak menyetujui konsep jumlah
investasi yang dikemukakan ahli ekonomi bahwa besarnya investasi bergantung
pula pada suku bunga. Kritik Keynes yang berhubungan dengan hal ini adalah:
1.
Keynes
berpendapat tabungan bukan ditentukan oleh suku bunga tetapi oleh tingkat
pendapatan masyarakat. Makin tinggi pendapatan, makin tinggi pula tabungan.
(gambar b)
2.
Bahwa
suku bunga bukan ditentukan oleh penawaran dana untuk tabungan dan permintaan
dana unutk investasi. Menurutnya suku bunga ditentukan oleh permintaan dan
penawaran uang.
Menurut
Keynes suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Seperti yang
digambarkan pada kurva diatas.
D. Penentuan Kegiatan Ekonomi: Pandangan Keynes
1.
Peranan
Permintaan Agregat Dalam Kegiatan Ekonomi
Pada hakikatnya analisis itu
berpendapat bahwa tingkat kegiatan ekonomi negara ditentukan oleh besarnya
permintaan efektif, yaitu permintaan yang disertai oleh kemampuan untuk
membayar barang dan jasa yang diminta tersebut, yang wujud dalam perekenomian.
Bertambah besar permintaan efektif yang wujud dalam perekonomian bertambah
besar pula tingkat produksi yang akan dicapai oleh sektor perusahaan.
Analisisnya memisalkan bahwa jumlah kemampuan dari faktor-faktor produksi tidak
mengalami pertambahan.
2.
Penentu-penentu
Perbelanjaan Agregat
Dalam analisisnya Keynes membagikan
permintaan agregat kepada dua jenis pengeluaran: pengeluaran konsumsi oleh
rumah tangga dan penanaman modal oleh para pengusaha. Pengeluaran agregat dapat
dibedakan kepada empat komponen:
a)
Konsumsi
rumah tangga (C= Consumption)
b)
Investasi
perusahaan (I= Investment)
c)
Pengeluaran
pemerintah (G= Government)
d)
Ekspor
(X= Export)
Y= C + I + G + ( X – I) |
a)
Konsumsi
Rumah Tangga
Makin besar pendapatan
mereka, makin besar pula pengeluaran mereka, dan hanya sebagian saja dari
pendapatan yang mereka terima yang akan digunakan untuk pengeluaran konsumsi.
Oleh Keynes perbandingan di antara pengeluaran konsumsi suatu tingkat pendapatan
tertentu dengan pendapatan itu sendiri dinamakan kecondongan mengkonsumsi atau
MPC (Marginal Prospensity o Consume).
b)
Investasi
(Penanaman Modal)
Hal ini ditentukan
oleh dua faktor, yaitu: marjinal modal dan suku bunga. Efisiensi
marjinal modal menggambarkan tingkat pengembalian modal yang akan diperoleh
dari kegiatan-kegiatan investasi yang dilakukan dalam perekonomian.
c)
Pengeluaran
Pemerintah
Kegiatan pemerintah
melalui pemungutan pajak akan mengurangi perbelanjaan agregat. Akan tetapi
pajak tersebut akan dibelanjakan lagi oleh pemerintah dan langkah tersebut akan
meningkatkan pengeluaran agregat.
d)
Ekspor
ke Pasaran Dunia
Ahli ekonomi Klasik telah lama menunjukkan
bahwa ekspor dapat memperluas pasar dan memungkinkan negara yang mengekspor
memperoleh dana untuk mengimpor pasar lain, termasuk barang modal yang akan
mengembangkan perekonomian tersebut lebih lanjut.
E. Penentuan kegiatan Perekonomian Negara
Contoh hipotesis mengenai hal ini:
Pendapat nasional
|
Pengeluaran agregat
|
Kegiatan Ekonomi
|
|
(trilliun rupiah)
|
|||
100
|
127
|
|
EKSPANSI
|
200
|
250
|
|
|
300
|
325
|
|
|
400
|
400
|
|
SEIMBANG
|
500
|
475
|
|
KONTRAKSI
|
600
|
550
|
|
|
|
Apabila pengeluaran agregat melebihi pendapatan nasional, maka yang
diproduksi sektor perusahaan tidak mencukupi, lebih banyak barang dan jasa
harus diproduksikan untuk memenuhi kelebihan pengeluaran agregat. Akibatnya
kegiatan ekonomi negara akan mengalami ekspansi.
Sebaliknya apabila pengeluaran agregat lebih rendah dari pendapatan
nasional, keadaan ini berarti sebagian barang yang diproduksi sektor perusahaan
tidak dapat dijual. Perusahaan akan mengurangi kegiatannya dan kontraksi dalam
kegiatan ekonomi akan berlaku.
Apabila pengeluaran agregat dan pendapatan nasional sama maka
perekonomian negara mencapai titik seimbang. Pada tingkat ini keinginan
perekonomian untuk membeli barang adalah sama dengan keinginan perusahaan untuk
memproduksi barang.
F.
Pendekatan Terkini Dalam Penentuan Kegiatan Perekonomian
Semenjak
terbitnya buku Keynes (The General Theory) pada tahun 1936, berlaku dua
perubahan penting yang sangat mempengaruhi perkembangan analisis makroekonomi.
Perubahan yang pertama berlaku dalam ciri kegiatan ekonomi di negara-negara
maju. Sedangkan perubahan yang kedua berlaku dalam analisis ekonomi yang
berkembang sejak zaman Keynes.
a.
Perkembangan
Ekonomi di Negara Maju
Saat Perang Dunia Pertama,
pengambilalihan pemerintah di Rusia oleh kaum Komunis dan dampak The Great
Depression menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang teguh tidak dapat
diwujudkan dan tingkat pengangguran yang dihadapi sangat serius. Hal ini baru
dapat teratasi pada permulaan Perang Dunia Kedua yaitu 10 tahun sesudah depresi
itu bermula.
Semenjak permulaan tahun 1960-an
masalah utama yang dihadapi perekonomian negara-negara maju sudah sangat
berubah coraknya, yaitu:dari berbentuk masalah pengangguran yang serius
kepada:
i.
Mempertahankan
tingkat kesempatan kerja penuh dan menghindari masalah inflasi
ii.
Menciptakan
pertumbuhan ekonomi
b.
Perkembangan
Analisis Makroekonomi
Perkembangan analisis makroekonomi
yang digunakan sesudah masa golongan Keynesian dapat dibedakan kepada empat
pemikiran: Monetaris, Klasik Baru (atau golongan Ekspetasi Rasional), Segi
Penawaran, dan Keynesian baru.
a)
Golongan
Monetaris
Dipelopori oleh
Milton Friedman. Pada dasarnya Friedman mengkritik pandangan Keynes dalam
hal-hal berikut:
i.
Friedman
tidak menyokong campur tangan pemerintah yang berlebihan dalam kegiatan ekonomi
ii.
Friedman
menunjukkan peranan penawaran uang dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi
iii.
Friedman
lebih menyukai kebijakan pemerintah berbentuk kebijakan moneter
b)
Golongan
Ekspetasi Rasional (New Classical Economics)
Didasarkan dua
pemisalan penting. Pertama, teori ini menganggap bahwa semua pelaku
ekonomi bertindak secara rasional, mengetahui seluk beluk kegiatan ekonomi dan
mempunyai informasi yang yang lengkap mengenai peristiwa-peristiwa dalam
perekonomian. Kedua, bahwa semua jenis pasar beroperasi secara efisien
dan dapat dengan cepat membuat penyesuaian-penyesuaian ke atas perubahan yang
berlaku.
c)
Ekonomi
Segi Penawaran
Datang dari
penasihat dan ahli ekonomi dalam pemerintaha Ronald Reagan (Presiden Amerika
Serikat tahun 1980). Didorong oleh adanya dua faktor. Pertama,
berlakunya stagflasi di dalam tahun 1970an di berbagai perekonomian negara
industri. Kedua, terpilihnya Ronald Reagan sebagai Presiden Amerika
Serikat. Yang mana terkenal konservatif dan tidak menyukai campur tangan
pemerintah yang berlebih-lebihan dalam perekonomian.
Pada dasarnya
kebijakan-kebijakan ekonomi Segi Penawaran bertujuan untuk mempertinggi
efesiensi kegiatan perusahaan sehingga kegiatan ekonomi dapat ditingkatkan,
pendapatan nasional riil dan kesempatan kerja beratambah dan tingkat harga
dapat distabilkan. Kebijakan Segi Penawaran berusaha mewujudkan keadaan
berikut:
i.
Para
pekerja akan bekerja lebih giat dan lebih efisien
ii.
Efisiensi
kegiatan usaha dapat ditingkatkan dan biaya produksi dikurangi
iii.
Mengembangkan
peranan pihak swasta dan mendorong lbih banyak persaingan
Tujuan tersebut dicapai dengan cara:
i.
Mengurangi
pengeluaran pemerintah
ii.
Menurunkan
pangkat pajak yang dipungut terutama pajak dari golongan masyarakat yang
berpendapatan tinggi
iii.
Penswastaan
perusahaan-perusahaan pemerintah yang tidak penting perannya kepada masyarakat
iv.
Mendorong
persaingan yang lebih sempurna di pasaran barang dan pasaran faktor
d)
Golongan
Keynesian Baru
Mereka menunjukkan
kemungkinan berlakunya kekakuan yang akan mempengaruhi efisiensi pasaran
barang. Hal ini menyebabkan perubahan harga tidak terlalu fleksibel sehinggaa
timbul kemungkinan berlakunya keadaan di mana terdapat kelebihan permintaan
barang atau penawaran barang.
Mereka
berkeyakinan bahwa kebijakan pemerintah masih cukup diperlukan untuk
menstabilkan kegiatan ekonomi dan mengusahakan agar perekonomian tetap mencapai
kesempatan kerja penuh
c. Tingkat Harga dan Keseimbangan Pendapatan Nasional
Analisis
keseimbangan Keynesian yang menunjukkan peranan pengeluaran agregat dalam
menentukan tingkat pendapatan nasional mempunyai dua kelemahan penting berikut:
i.
Analisis
tersebut tidak memperhatikan efek perubahan tingkat harga terhadapa
keseimbangan pendapatan nasional
ii.
Dalam
menentukan keseimbangan, analisis Keyenesian tidak memperhatikan penawaran
agregat- yaitu sikap para pengusaha dalam perekonomian dalam menghasilkan
barang dan menjualnya ke pasar.
Perkembangan
analisis makroekonomi sesudah zamannya Keynes, disamping mengkritik pandangan
Keynes, telah mengembangkan pula analisis keseimbangan pendapatan nasional yang
memperbaiki kedua kelemahan tersebut. Dalam analisis itu digunakan kurva
permintaan agregat (aggregate demand) atau kurva AD, dan kurva penawaran
agregat (aggregate supply) atau
kurva AS.
1.
Kurva
permintaan agregat (AD) menerangkan bagaimana pengeluaran agregat tersebut
dipengaruhi oleh perubahan harga
2.
Permintaan
dan penawaran uang. Perubahan
permintaan dan penawaran uang akan mempengaruhi pengeluaran agregat melalui
rangkaian peristiwa berikut: perubahan MD dan MS -à menimbulkan perubahan suku bunga à menimbulkan perubahan investasi à menimbulkan perubahan pengeluaran agregat.
Dari gambar diatas kurva AD yang
berbentuk menurun dari kiri ken kanan bawah disebabkan oleh sifat hubungan di
antara tingkat harga dengan keinginan masyarakat untuk melakukan perbelanjaan
yang berikut: Apabila tingkat harga meningkat ( misalnya P0 menjadi
P1) pendapatan nasional riil yang diminta menurun (dari Y0 ke
Y1). Sifat tersebut disebabkan faktor berikut:
i.
Apabila
tingkat harga meningkat pendapatan riil masyarakat akan mengalami kemerosotan.
Perubahan ini mengurangi permintaan agregat.
ii.
Apabila
harga naik (berarti inflasi berlaku), suku bunga cenderung akan mengalami
kenaikan. Permintaan agregat akan berkurang sebagai akibat kenaikan harga.
Kedua faktor ini menyebabkan investasi akan merosot.
iii.
Apabila
harga naik, ekspor akan berkurang (oleh karena harga barang ekspor menjadi
lebih mahal) dan impor akan meningkat (oleh karena harga impor menjadi lebih
murah). Perubahan ini akan mengurangi perbelanjaan ke atas produksi nasional.
Kurva penawaran agregat (AD) dapat
dibedakan menjadi dua bentuk : pertama, kurva SRAS/AS (Short-run
Aggregate Supply) dan kurva LRAS (Long-run Aggregate Supply).
Tingkat Harga
dan Keseimbangan Pendapatan Nasional
Dalam analisis penentuan
keseimbangan pendapatan negara dimana tingkat harga dapat mengalami perubahan,
secara serentak akan ditunjukkan :
i.
Tingkat
pendapatan nasional riil yang akan diwujudkan dalam perekonomian
ii.
Tingkat
harga umum yang berlaku
Apabila harga
faktor-faktor produksi tidak mengalami perubahan, penawaran agregat dalam
perekonomian ditunjukkan oleh kurva SRAS. Dua faktor akan menentukan kedudukan
kurva AD:
i.
Magnitud
dari komponen pengeluaran agregat (AE)
ii.
Permintaan
dan penawaran uang (MD dan MS)
iii.
Kurva dibawah ini akan menunjukkan dalam jangka pendek—yaitu dalam periode dimana tingkat harga saja yang dapat berubah,tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oelh besarnya agregat. Semakin besar permintaan agregat, semakin tinggi pendapatan nasional riil yang diwujudkan dan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai.
Kurva dibawah ini akan menunjukkan dalam jangka pendek—yaitu dalam periode dimana tingkat harga saja yang dapat berubah,tingkat kegiatan ekonomi ditentukan oelh besarnya agregat. Semakin besar permintaan agregat, semakin tinggi pendapatan nasional riil yang diwujudkan dan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai.
d. Pertumbuhan Ekonomi
Dalam uraian
mengenai teori Klasik telah ditunjukkan bahwa menurut pendapat mereka tingkat
kegiatan ekonomi (yang selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh) dan
pendapatan nasional ditentukan oleh faktor-faktor produksi yang tersedia. Dalam
persamaan:
|
Dalam tahun 1950-an beberapa studi empirikal, yang dipelopori oleh
Solow, telah menunjukkan peranan relatif
berbagai faktor produksi dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Studi itu
menyimpulkan: perkembangan teknologi dan perkembangan keterampilan dan pengetahuan
tenaga kerja sangat penting peranannya dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
0 komentar:
Posting Komentar