Sabtu, 02 Maret 2019

Fungsi produksi



BAB 10
Fungsi produksi

Pengertian Produksi
Produksi Adalah semua kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau
jasa dengan memanfaatkan factor-faktor produksi yang tersedia.
Proses Produksi adalah cara, metode atau teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan
suatu barang atau jasa dengan menggunakan factor-faktor produksi yang ada.
Adapun kegunaan (utility) yang dapat dihasilkan dari suatu proses produksi adalah :
a.       Faedah bentuk (Utility of Form )
Contoh : rota menjadi kursi, mejja.
Perajin rotan memanfaatkan sumber daya alam ( Rotan) dirubah menjadi sebuah kursi atau meja
yang berguna bagi kita selaku konsumen.
b.      Faedah waktu (Utility of time )
Contoh : jasa Pergudangan.
Setelah barang diproduksi dan menjadi barang jadi kemudian barang itu disimpan digudang.
c.       Faedah tempat (Utility of Place )
Contoh : jasa Transportasi.
Transportasi berguna untuk mendistribusikan barang ke gudang.
d.      Faedah milik (Utility of Ownership)
Contoh : usaha perdagangan
Dengan usaha perdagangan maka perusahaan secara langsung memiliki dan bebas
memperdagangkan hasil produksi yang diciptakannya agar mendapatkan laba atau keuntungan.
Untuk melancarkan kegiatan produksi ini dibutuhkan factor-faktor produksi yang dalam ilmu
ekonomi dapat berupa tanah, modal, tenaga kerja dan skills.

Fungsi Produksi
Fungsi produksi merupakan aktivitas menciptakan barang/jasa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat pada waktu harga dan jumlah yang tepat. Secara umum fungsi produksi dapat
digolongkan menjadi 4 (empat) yaitu:
1.        Proses (process), adalah sebagai metode dan teknik yang digunakan untuk penglohan bahan.
Proses produksi ini terdiri dari peralatan dan bahan-bahan yang dikombinasikan atau di olah

menjadi barang-barang atau jasa-jasa yang akan diberikan kepada pelanggan. Proses produksi ini
dapat diklasifikasikan berdasarkan:

 Sifat Produksi
a.       Proses produksi terus-menerus (countinuous of production ), dimana proses produksi dimana
bahan baku (raw material) mengalir secara berurutan melalui beberapa tingkat pengerjaan
sampai menjadi barang jadi.Proses produksi ini berlaku pada perusahaan manufacturing yang
memiliki ciri-ciri : volume produk tinggi, menggunakan peralatan khusus, bersifat, padat modal,
arus produk tidak terputus-putus, sedikit terrjadi perubahan skedul terbatasnya produk mix, dan
produk bersifat standar.
Contoh : ( industri pupuk, semen, makanan/minuman kaleng) .
b.      Proses produksi terputus-putus (intermetten of production ), adalah proses produksi yang
berselingan atau terputus karena dibuatnya berbagai macam produk dalam waktu yang sama.
Contoh : perusahaan percetakan , meubel.

Teknis
a.    Proses Ekstratif : Suatu proses produksi yang mengambil bahan-bahannya langsung dari alam.
Proses ini terdapat pada industri produksi dasar.
Contoh : Penambangan batu bara, bijih besi, dan pengeboran minyak dsb.
b.    Proses Fabrikasi : Suatu proses pengolahan bahan mentah menjadi barang jadi dalam bentuk
lain.
Contoh : Proses pembuatan pakaian , sepatu, jenis mebel tertentu.
c.    Proses Analitik : Pemisahan dari suatu bahan menjadi beberapa macam barang yang hamper
menyerupai bentuk/jenis aslinya.
Contoh : minya bumi bias menjadi bensin, solar .
d.   Proses Sintetik : Pengkombinasian beberapa bahan ke dalam suatu bentuk produk dimana produk
akhir berbeda dengan aslinya karena ada perubhan fisik/kimia.
Contoh : proses pembuatan obat.

e.     Proses Perakitan : menggabungkan komponen –komponen menjadi produk akhir dimana produk
akhir tersebut saling berhubungan.
Contoh : perusahaan TV, industry mobil.

f.     Proses Penciptaan Jasa-jasa Administrasi
Contoh : lembaga konsultasi dalam bidang administrasi keuangan.

2.        Jasa (service), adalah merupakan layanan unutk menetapkan tehnik-tehnik sehingga proses dapat
dipergunakan secara efektif. Jasa-jasa ini berhubungan dengan pengetahuan dan tehnologi untuk
menjamin berlangsungnya proses produksi.
3.        Perencanaan (Planning), adalah merupakan pedoman – pedoman dari kegiatan produksi untuk
suatu dasar waktu tertentu. Perencanaan ini dibtuhkan untuk menjamin tujuan produksi dapat
tercapai dan dapat dilaksanakan secara efektif. Perencanaan ini berhubungan dengan :
·         Proses perencanaan, yang meliputi routing, perencanaan terperinci (detail Planning ), peralatan
khusus (special equipment).
·         Perencanaan dan pengawasan produksi, yang meliputi network analysis , Gantt charte,
Schedules, dan Allocation.
Disamping itu perencanaan produksi juga meliputi keputusan-keputusan yang menyangkut dan
berkaitan dengan masalah-masalah pokok yang meliputi:
a.       Jenis barang yang akan dibuat
b.      Jumlah barang yang akan dibuat
c.       Cara pembuatan ( penggunaan peralatan yang dipakai)
4.        Perencanaan jenis barang yang akan dibuat terdiri atas 4 tahap, yaitu:

a.       Penentuan desain awal yang berupa desain spesifikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi .
b.      Penentuan desain barang yang tepat.
c.       Penentuan cara pembuatan yang berupa penentuan urutan proses produksi, tempat kerja dan
peralatan yang dipakai.
d.      Usaha memodifikasi tahap ketiga yang disesuaikan dengan layout, tuntutan kualitas dan
peralatan yang tersedia.
Pengawasan (control), dimana kegiatan ini untuk menjamin bahwa kegiatan dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya. Pengawasan ini dilakukan meliputi, pengawasan kinerja, pengawsan
kualitas dan pengawasan program.

Pengawasan produksi ini berguna untuk membandingkan antara rencana dengan kenyataannya,
sehingga apabila terjadi penyimpangan, maka akan segera dapat dilakukan tindakan koreksi
sebelum produk/jasa dikeluarkan dari pabrik atau dipasarkan.

Fungsi produksi menggambarkan teknologi yang dipakai oleh suatu perusahaan, suatu industri,
atau suatu perekonomian secara keseluruhan. Selain itu, fungsi produksi akan menggambarkan
kepada kita tentang metode produksi yang efisien secara teknis, dalam arti dalam metode
produksi tertentu kuantitas bahan mentah yang digunakan adalah minimal dan barang modal
yang lain pun juga minimal. Metode produksi yang efisien merupakan hal yang sangat
diharapkan oleh produsen. Secara umum, fungsi produksi menunjukkan bahwa jumlah barang
produksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Jadi hasil produksi merupakan
variable tidak bebas. Fungsi produksi dapat di tulis sebagai berikut:

Q = ( K,L,R,T)
keterangan:
Q = Output
K = Kapital atau modal
L = Labour atau tenaga kerja
R = Resource atau sumber daya
T = Teknologi

Manajemen Produksi
Yang dimaksud dengan Manajemen Produksi adalah merupakan kegiatan untuk mengatur atau
mengelola agar dapat menciptakan dan menambah nilai guna atau manfaat suatu barang atau jasa
.
Untuk mengatur ini perlu dibuat adanya keputusan-keputusan yang berkaitan dengan usaha
untuk mencapai tujuan agar produk yang akan dihasilkan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Produktivitas

Yang dimaksud Produktivitas adalah Merupakan sebuah konsep yang menggambarkan hubungan
antara hasil ( jumlah barang dan jasa yang diproduksi ) dengan sumber (jumlah tenaga kerja,
modal, tanah, energy, dsb) atau denga kata lain “ perbandingan input dengan output”.

Karakteristik Produksi Modern
Untuk menghasilkan suatu produk tertentu, sebuah perusahaan dapat mengklasifikasikan
karakteristik produksinya, seperti :
1.      Mekanisasi
2.      Produksi Massa
3.      Standarnisasi
4.      Otomatisasi
5.      Penelitian dan Pengembangan
6.      Profesionalisasi Manajemen

Penentuan Luas Produksi
Luas produksi bisa diartikan sebagai jumlah atau volume produk yang seharusnya dibuat oleh
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Besar kecilnya luas produksi dapat menentukan
keuntungan yang akan diperoleh perusahaan, maka diperlukan perencanaan produksi yang tepat,
baik, benar dan terarah.
Luas produksi yang terlalu besar dapat mengakibatkan :
a.       Terlalu tingginya harga pokok produk
b.      Tidak terpenuhnya permintaan konsumen.
Untuk mengukur luas perusahaan dapat dilihat dari kategori:
1.      Bahan dasar yang digunakan
2.      Barang yang dihasilkan
3.      Mesin/peralatan yang digunakan
4.      Jumlah tenaga kerja .

Penentuan Pola Produksi

Penentuan jumlah produk yang akan diproduksi harus diikuti dengan penetapan pola produksi
untuk periode yang bersangkutan sebab penjualan perusahaan berbeda-beda pada setiap
bulannya. Ada 3 pilihan untuk mengantisipasinya.
a.       Stabilitas produksi, adalah pola produksi ditetapkan stabil dari waktu ke waktu, fluktuasi
penjualan akan ditetapkan dengan persamaan prosuk akhir.
b.      Stabilitas persediaan akhir, adalah merupakan jumlah persediaan akhir ditentukan sama dari
waktu ke waktu.
c.       Produksi dan persediaan akhir tidak stabil, adalah merupakan metode yang mengikuti fluktuasi
penjualan baik didalam produksinya maupun didalam persediaannya.,
Di samping itu penetapan pola produksi tergantung pada volume penjualan dan besar kecilnya
tambahan biaya (incremental cast) dan tambahan biaya ini dipengaruhi oleh beberapa factor
diantaranya:
1.      Tambahan biaya penyimpanan
2.      Biaya perputaran tenaga kerja
3.      Biaya-biaya lembur
4.      Kenaikan biaya tiap unit karena sub kontak.

Penentuan Lokasi Produksi
Dalam memilih lokasi, beberapa factor yang perlu diperhitungkan diantaranya:
1.      Kedekatan lokasi dengan pasar
2.      Kedekatan dengan sumber bahan pemasok
3.      Ketersediaan dan suplai tenaga kerja
4.      Sarana angkutan atau transportasi
5.      Sumber tenaga air dan listrik
6.      Ketersediaan modal untuk insvestasi
7.      Iklim , masyarakat, hukum, persaingan, dan lain-lain.
Pemilihan lokasi pabrik bertujuan untuk meminimalkan seluruh biaya. Tujuan diadakannya
penentuan lokasi pabrik dengan tepat adalah agar dapat membantu perusahaan beroperasi dengan
lancer, supaya lebih berdaya guna serta berhasil guna, serta bertujuan untuk :
·         Memuaskan konsumen
·         Memperoleh tenaga kerja yang cukup

·         Memperoleh bahan baku dengan harga bersaing
·         Peluang perluasan pabrik

Penetepan Tata Letak Fasilitas Produksi
Tata letak fasilitas produksi atau juga dikenal dengan istilah layout adalah tata letak mesin dan
peralatan lainnya yang digunakan dalam proses produksi. Tujuan perencanaan tata letak produksi
adalah untuk mendapatkan kombinasi yang optimal antara fasilitas-fasilitas produksi. Di
samping itu terdapat pula tujuan khususnya yaitu :
a.       Untuk simplifikasi dari proses produksi
b.      Agar pengeluaran biaya pengangkutan bahan dapat diminimumkan
c.       Mendapatkan perputaran persediaan barang setengah jadi yang tinggi
d.      Mengurangi investasi yang kurang penting
e.       Memperoleh kepuasan dan keamanan kerja untuk para karyawan.
Jenis-jenis tata letak/layout fasilitas produksi :
Lay out fasilitas produksi adalah pcrcncanaan secara optimum tentang pengaturan dan
penempatan mesin-mesin, peralatan pabrik,tempat kerja, tempat penyimpanan dan kegiatan-
kegiatan lain dalam proses produksi bersama-sama dengan perencanaan dan penentuan jenis dan
bentuk bangunan gedung perusahaan (pabrik).
Lalu bagaimana caranya agar layout fasilitas produksi benar-benar efisien? Untuk mencapainya
maka perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
1.      Jarak angkut yang minimum tersebut meliputi jarak angkut dari bahan mentah, bahan setengah
jadi dan barang jadi yang dipindahkan dari tempat terakhir proses produksi ke tempat
penyimpanan (pergudangan)dan dari tempat penyimpanan sampai ke pasar. Jarak dari bahan
mentah sampai tiba di pasar harus benar-benar seminimum mungkin.
2.      Fleksibelitas ruangan dan layout
.Berhubung dengan perubahan teknologiyang terjadi dengan adanya perubahan teknologi yang
tidak terlalu drastis seharusnya letak ruangan dan layoutnya dapat diatur kembali sehingga
perniintaan pasar yang berubah sedikit dapat diatasi.
3.      Kemungkianan perluasan di waktu yang akan datang .Untuk menjaga kemungkinan terjadinya
ekspansi perusahaan yang secara sekaligus perlu memperluas usaha, pabrik tanpa terkecuali
perluasan lay out fasilitas produksi.

4.      Pemaksimumam ruangan dan layout.
Pembangunan yang telah dilaksanakan berdasarkan perencanaan bangunan maupun layoutnya
harus benar-benar mencerminkan penggunaan ruangan yang maksimal sehingga tidak terdapat
mesin-mesin yang menganggur maupun ruangan yang sudah terpakai.
5.      Keselamatan barang yang diangkut bahan mentah, bahan penolong dan barang jadi. Jenis atau
macam layout dibagi menjadi tiga :
a.       Tata letak produks/garis (Product/Line Lay Out)
Produk lay out adalah tata letak mesin-mesin atau pengaturan mesin maupun peralatan produksi
disusun berdasarkan urutan proses produksi yang diperluakan bagi produk yang dibuat. Lay out
ini biasanya digunakan untuk perusahaan yang menghasilkan atau memproduksi satu jenis
produk saja sehingga urutan proses produk akan berlangsung secara terus-menerus dalam jangka
waktu yang lama, sehingga jarang merubah susunan mesin dan peralatannya.
Produk layout ini akan berhasil secara teknis dan ekonomis pada perusahaan yang memproduksi
satu jenis saja jika :
- Volume produk sesuai dengan kapasitas pemakaian mesin .
- Permintaan barang yang diproduksi relatif stabil.
- Penyediaan bahan mentah cukup teratur, dsb.

b.      Tata letak proses atau fungsional (Proses/Fungsional Lay Out)
Tata letak proses adalah tata letak penempatan mesin-mesin dan peralatan produksi yang
mempunyai fungsi sama dikelompokkan kedalam ruangan tertentu. Lay out ini sering dipakai
pada perusahaan yang membuat produk lebih dari satu jenis yang mempunyai bentuk, kualitas
maupun jumlah yang berbeda dan biasanya tergantung pada pesanan konsumen.

c.    Tata letak kelompok (Group Lay Out)
Tata letak kelompok adalah lay out kelompok dengan jalan menempatkan mesinmesin dan
peralatan produksi dipisahkan tempatnya serta sekelompok mesin yang membuat seperangkat
komponen yang memerlukan pemrosesan yang sama.
Jadi lay out ini merupakan kombinasi antara a dan b di mana lay out bentuk ini biasa dipakai
perusahaan besar yang memproduksi beberapa jenis barang yang jumlahnya sangat banyak.

Pengendalian Produksi
Pengendalian produksi adalah berbagai kegiatan dan metoda yang digunakan oleh
manajemen perusahaan untuk mengelola, mengatur, mengkoordinir dan mengarahkan proses
produksi (peralatan, bahan baku, mesin dan tenaga kerja) ke dalam suatu arus aliran yang
memberikan hasil dengan jumlah biaya yang seminimum mungkin dan waktu yang secepat
mungkin.Pengendalian produksi yang dilaksanakan pada perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain akan berbeda-beda tergantung pada sistern dan kebijaksanaan
perusahaan yang digunakan. Pengendalian produksi dapat dilakukan:
a.         Order Control: Perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan dari konsumen sehingga
kegiatan operasionalnya juga tergantung pada pesanan tsb.
b.        Flow control Perusahaan yang beroperasi untuk menghasilkan produk standar sehingga
sebagian produk merupakan produk untuk persediaan dalam jumlah yang besar.

Pengendalian keduanya bertujuan sama bagaimana jangka waktu arus material apakah
sudah sesuai dengan yang direncanakan demikian juga bagaimana transportasi dari
pabrik (proses produksi) ke gudang dan dari gudang ke tempat penyimpanan.

Tahap dalam pengendalian produksi (fungsinya):
·           Production Forecasting.
Production forecasting adalah peramalan produksi untuk mengetahui jumlah dan manfaat
produksi yang akan dibuat di masa yang akan datang, sehingga kalau terjadi
penyimpangan akan cepat diadakan penyesuaian produksi di masa yang akan datang.
Dengan melaksanakan peramalan produksi, perusahaan dapat menyusun anggaran
operasionalnya untuk pedoman kerja, penggunaan kapasitas produksi seoptimal
mungkin, menstabilisasi kesempatan kerja karena terdapatnya kestabilan dan kepastian jumlah
produksi di masa yang akan datang.
·           Routing.

Routing adalah kegiatan untuk menentukan urut-urutan proses dan penggunaan alat
produksinya dari bahan mentah sampai menjadi produk akhir, sehingga sebelum produksi
dimulai masalah sudah tercantum pada rout sheet.
·           Schedulling.
Schedulling adalah kegiatan untuk membuat jadwal proses produksi sebagai satu kesatuan
dari awal proses sampai selesainya proses produksi. Schedulling ini dilaksanakan untuk
mengetahui berapa waktu yang dibutuhkan setiap tahap pemrosesan sesuai dengan urut-uruta
routenya. Oleh karena itu untuk membantu keberhasilan tahap ini lebih baik melakukan
"time and motion study" sehingga dapat ditentukan standar hasil kerjanya.
·           Dipatching.
Dipatching adalah suatu proses untuk pemberian perintah untuk melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan routing dan scheduling yang dibuat.
·           Follow up.
Follow up adalah kegiatan untuk menghilangkan terjadinya penundaan/keterlambatan kerja
dan mendorong terkoordinasi pelaksanaan kerja.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Blog Archive

LATEST POSTS

CB Blogger Lab

JASA SEO CB

jam ayam

CONTOH BLOG

JASA SEO CB

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *