Sabtu, 02 Maret 2019

Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan


BAB 8
Struktur Organisasi dan Deskripsi Pekerjaan

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ORGANISASI
Banyak definisi dan pengertian mengenai organisasi yang dikemukakan oleh para ahli
dengan sudut pandangan yang berbeda – beda. Berikut ini adalah beberapa definisi atau
pengertian organisasi yang dikemukakan oleh para ahli.
a)      Menurut Stephen P. Robbins,(2001),organisasi merupakan gabungan unit sosial yang
mempunyai anggota dua orang atau lebih yang dikoordinasikan untuk mencapai sejumlah tujuan.
b)      Menurut Edgar H. Schein (2002),organisasi merupakan koordinasi sejumlah kegiatan
manusia yang telah direncanakan untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu bersama melalui
pembagian tugas dan fungsi serta, melalui serangkaian wewenang dan tanggung jawab.
c)      Gibson (1997), menjelaskan bahwa pengertian organisasi merupakan satu kesatuan yang
memungkinkan masyarakat mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai melalui tindakan
individu secara terpisah.

Selain istilah organisasi, istilah yang dekat dengan organisasi adalah pengorganisasian.
Pengorganisasian dapat dikatakan sebagai proses penciptaan hubungan antara berbagai fungsi,
personalia, dan faktor – faktor fisik agar semua pekerjaan yang dilakukan dapat bermanfaat serta
terarah pada satu tujuan. Dalam suatu organisasi terdapat hubungan informal dan hubungan
formal. Hubungan informal menyangkut hubungan manusiawi, di luar dinas atau bersifat tidak
resmi. Sedangkan hubungan formal merupakan bentuk hubungan yang sengaja, secara resmi
(kedinasan). Biasanya ditunjukkan dengan suatu bagian organisasi. Ada 3 (tiga) hubungan dasar
dalam hubungan formal :
a)      Tanggung jawab, merupakan kewajiban individu untuk melaksanakan tugas – tugasnya,
barangkali bisa diarahkan terjadinya spesialisasi dalam bekerja.
b)      Wewenang, maksudnya adalah hak untuk mengambil keputusan mengenai apa yang
dijalankan oleh seseorang dan merupakan hak untuk meminta kepada orang lain untuk
melakukan sesuatu.
c)      Pertanggungjawaban, merupakan laporan hasil kerja dari bawahan kepada yang berwenang
(atasan).

Salah satu tujuan utuma mengorganisasi adalah untuk mempermudah melaksanakan tugas,
yaitu membantu suatu kegiatan besar menjadi kegiatan – kegiatan yang kecil. Di samping itu
juga untuk mempermudah pimpinan dalam melaksanakan tugas pengawasan. Dengan
mengorganisasi dapat ditentukan orang yang dibutuhkan untuk memangku tugas – tugas yang
telah dibagi – bagi itu.
Langkah – langkah dalam pengorganisasian adalah sebagai berikut:
a)         Memerinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
b)        Membagi beban kerja ke dalam aktivitas – aktivitas yang secara logis dan menyenangkan
dapat dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang.
c)         Mengkombinasikan pekerjaan anggota perusahaan dalam cara yang logis dan efisien.
d)        Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan anggota organisasi dalam suatu
keputusan yang harmonis.
e)         Memantau efektivitas organisasi dan pengambilan langkah – langkah penyesuaian untuk
mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
Istilah lainnya yang dekat dengan organisasi adalah perilaku organisasi. Perilaku Organisasi
menurut Gibson (2001) adalah perubahan yang menyangkut individu dan kelompok dalam
sebuah lingkungan organisasi. Sedangkan menurut W. Jack Duncan (2001), perilaku organisasi
merupakan suatu studi yang menyangkut aspek – aspek tingkah laku yang melekat pada diri
manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Dari beberapa definisi tentang
perilaku organisasi pada prinsipnya mempunyai satu kesamaan yaitu titik awalnya dimulai dari
perilaku manusia dan atau lebih banyak menekankan pada aspek – aspek psikologi dari tingkah
laku individu.
Struktur organisasi yang akan dibentuk tentunya struktur organisasi yang baik. Struktur
organisasi yang baik harus memenuhi syarat sehat dan efisien. Struktur organisasi sehat berarti
tiap - tiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan peranannya dengan tertib. Struktur
organisasi efisien berarti dalam menjalankan peranannya tersebut masing - masing satuan
organisasi dapat mencapai perbandingan terbaik antara usaha dan hasil kerja.

TEORI ORGANISASI
Teori organisasi merupakan teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi. Salah
satu kajian teori organisasi, diantaranya membahas tentang bagaimana sebuah organisasi

menjalankan sebuah fungsi dan mengaktualisasikan visi dan misi organisasi tersebut. Selain itu,
dipelajari bagaimana sebuah organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang - orang
didalamnya maupun lingkungan kerja organisasi tersebut.
Teori organisasi pertama kali muncul pada abad ke-19 karena pengaruh Revolusi Inggris.
Secara umum, teori organisasi merupakan rangkuman konsep, ikhtisar, tinjauan dan pendapat
yang berkaitan dengan metode pemecahan masalah organisasi agar mampu mencapai tujuannya
secara efektif dan efisien. Berdasarkan perkembangannya yang dialami, teori organisasi selalu
mengalami evolusi dari masa ke masa. Secara garis besar, evolusi teori organisasi bisa dibedakan
ke dalam tiga kelompok, yakni teori organisasi klasik, teori organisasi neoklasik, dan teori
organisasi modern.

  Teori Organisasi Klasik
Teori organisasi yang berkembang mulai awal abad ke-19 digolongkan kedalam teori
organisasi klasik atau disebut juga “teori tradisional” atau “teori mesin”. Pada masa ini
organisasi divisualisasikan sebagai sekelompok orang yang membentuk lembaga. Tiap - tiap
bagian organisasi tersebut memiliki spesialisasi dan sentralisasi dalam tugas dan wewenang.
Dalam teori organisasi klasik ini, dinyatakan bahwa sebuah organisasi terdiri atas empat
unsur pokok, yakni sebagai berikut :
1.    Kegiatan yang tersistem dan terkoordinasi
2.    Adanya sekelompok orang dengan spesialisasi tertentu
3.    Kerja sama antara sekelompok orang dengan spesialisasi yang berbeda
4.    Adanya kekuasaan dan kepemimpinan yang mengendalikan sistem tersebut.
Para penganut teori organisasi klasik meyakini bahwa organisasi bergantung pada
kekuasaan, saling melayani, doktrin, dan disiplin. Teori organisasi klasik kemudian berkembang
menjadi tiga aliran, yaitu teori birokrasi, administrasi, dan manajemen ilmiah.
a.    Teori Birokrasi
Teori ini dikemukakan secara jelas. Model organisasi birokrasi ini mempunyai karakteristik
- karakteristik struktural tertentu yang dapat dikemukakan di setiap organisasi kompleks dan
modern. Weber mengemukakan karakteristik - karakteristik birokrasi sebagai berikut :
     Pembagian kerja yang jelas.
     Hirarki wewenang yang dirumuskan secara baik.

     Program rasional dalam pencapaian.
     Sisitem prosedur bagi penanganan situasi kerja.
     Sistem aturan yang mencangkup hak - hak dan kewajiban - kewajiban posisi para pemegang
jabatan.
     Hubungan - hubungan antar pribadi yang sifatnya “impersonal”. Jadi birokrasi adalah sebuah
model organisasi normatif, yang menekankan struktur dalam organisasi.
b.      Teori Administrasi
Teori administrasi adalah bagian kedua dari teori organisasi klasik. Teori ini sebagian besar
dikembangkan atas dasar sumbangan Henri Fayol. Henry Fayol seorang industralis dari Perancis
pada tahun 1916 telah menulis masalah - masalah tehnik dan administrasi dalam bukunya yang
terkenal Administration Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umum).

Fayol menyatakan bahwa semua kegiatan - kegiatan industrial dapat dibagi menjadi enam
kelompok :
      Kegiatan Tehnikal (produksi, manufacturing, adaptasi)
      Kegiatan Komersial (pembelian, penjualan, pertukaran)
      Kegiatan Finansial (pencarian suatu penggunaan optimum dari modal)
      Kegiatan Keamanan (perlindungan terhadap kekayaan dan personalia organisasi)
      Kegiatan Akuntansi (penentuan persediaan biaya, penyusunan neraca, dan laporan laba – rugi)
      Kegiatan Manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pemberian, pengkoordinasian, dan
pengawasan)

c.       Manajemen Ilmiah
Manajemen ilmiah dikembangkan oleh Frederick Winslow Taylor. Teori manajemen ilmiah
masih banyak dijumpai dalam praktik - praktik manajemen modern. Dalam buku - buku
literature, manajemen ilmiah sering diartikan berbeda. Arti pertama, manajemen ilmiah
merupakan penerapan masalah - masalah organisasi. Sedangkan arti kedua, manajemen ilmiah
adalah seperangkat mekanisme - mekanisme atau tehnik - tehnik. F.W. Taylor menuangkan
gagasannya dalam tiga makalah yaitu Shop Management, The Principles of Scientific yang
menghasilkan empat kaidah dasar manajemen yang harus dilaksanakan dalam organisasi
perusahaan, yaitu :

      Menggantikan metode - metode kerja dalam praktik dengan berbagai metode yang
dikembangkan atas dasar ilmu pengetahuan tentang kerja ilmiah yang benar.
      Mengadakan seleksi, latihan - latihan, dan pengembangan para karyawan secara ilmiah, agar
memungkinkan para karyawan bekerja sebaik - baiknya sesuai dengan spesialisasinya.
      Pengembangan ilmu tentang kerja serta seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah harus
diintegrasikan, sehingga para karyawan memperoleh kesempatan untuk mencapai tingkat upah
yang tinggi, sementara manajemen dapat menekan biaya produksi menjadi rendah.
      Untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah, perlu dikembangkan semangat dan mental para
karyawan melalui pendekatan antara karyawan dan manager sebagai upaya untuk menimbulkan
suasana kerja sama yang baik.

Ø  Teori Neoklasik
Aliran teori organisasi neoklasik muncul sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap teori
organisasi klasik, ketiga teori organisasi yang tergabung dalam teori organisasi klasik tersebut
dinilai sangat kaku dan mengabaikan hubungan manusiawi. Teori organisasi neoklasik memberi
perhatian khusus pada aspek psikologis dan sosial pada diri anggota organisasi, baik sebagai
individu maupun kelompok kerja. Salah satu pencetus teori ini adalah Hugo Munsterberg,
tertuang dalam bukunya, Psychology and Industrial Effeciency yang terbit pada 1913, dan dinilai
sebagai rantai penghubung evolusi teori manajemen ilmiah menuju neoklasik.

Ø  Teori Modern
Teori organisasi klasik dan teori organisasi neoklasik ternyata dinilai belum memuaskan
untuk tuntunan manajemen modern. Banyak kelemahan dan ketimpangan yang masih ditemukan
sehingga mendorong munculnya teori organisasi modern pada 1950. Teori organisasi modern ini
kemudian dikenal dengan nama “Analisis Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memandang
organisasi sebagai satu kesatuan dari berbagai unsur yang saling bergantung. Beberapa
perbedaan mencolok antara teori modern dengan teori klasik adalah sebagai berikut
      Teori organisasi klasik menitikberatkan pada análisis dan deskripsi sementara teori organisasi
modern menekankan pada keterpaduan dan perancangan secara menyeluruh.
      Teori organisasi klasik terfokus pada konsep, skalar, dan hubungan vertikal, sementara teori
organisasi modern cenderung horizontal, dinamis, dan multidimensi.

Ø  Teori Organisasi di Indonesia
Organisasi di Indonesia tidak menekankan análisis dan deskripsi sendiri –sendiri. Selain itu,
konsep dinamis, horisontal dan multidimensi yang ditujukkan sebagian besar organisasi di
Indonesia semakin memperkuat pandangan bahwa teori organisasi yang diterapkan di Indonesia
lebih banyak dipengaruhi oleh teori organisasi modern.

BENTUK – BENTUK STRUKTUR ORGANISASI
Ada beberapa bentuk berbeda dari struktur organisasi dalam sebuah tim. Tim yang sudah
terorganisir dan tersturktur dengan baik sangatlah penting, karena akan mengarahkan tim
tersebut menjadi sebuah tim yang ahli dan cakap dalam bekerja. Pengambilan keputusan dalam
sebuah tim bergantung pada bagaimana cara tim tersebut akan bekerja bersama. Ada 4 bagan
struktur organisasi menurut Henry G. Hodges, yaitu :
      Bentuk Piramida, merupakan bentuk yang paling banyak digunakan, sederhana, jelas, dan
mudah dimengerti.
      Bentuk Vertikal, hampir sama dengan bentuk piramidal dalam pelimpahan kekuasaan.
      Bentuk Horizontal, aliran wewenang dan tanggung jawab digambarkan dari kiri ke kanan.
      Bentuk Melingkar, menekankan pada hubungan antara satu jabatan dengan jabatan lainnya.
Beberapa bentuk – bentuk struktur organisasi adalah sebagai berikut.
A.       Organisasi Garis/Lini (Line Organization)
Organisasi Garis/Lini merupakan bentuk organisasi yang paling tua. Pencetusnya adalah
Henry Fayol (184-1925). Bentuk organisasi ini identik dengan organisasi militer karena pada
masa dahulu banyak digunakan oleh kalangan militer. Disebut organisasi lini karena perintah
yang berasal dari atas (pimpinan) ke bawah merupakan garis lurus,sedangkan garis lurus dari
bawah ke atas merupakan tanggung jawab atau tempat melapor. Bentuk organisasi ini cocok
untuk perusahaan kecil atau perusahaan yang kegiatan usahanya masih sederhana.
   Kebaikan :
      Pemimpin berada pada satu tangan.
      Pengambilan keputusan dapat dilakukan secepat mungkin.
      Rasa solidaritas antarkawan umumnya tinggi.
      Biaya organisasi relatif rendah.

      Kelemahan :
      Terlalu tergantung pada satu orang, sehingga apabila yang bersangkutan tidak mampu, maka
kegiatan perusahaan terganggu.
      Adanya kecenderungan pemimpin bertindak otokritas dan karyawan sulit mengembangkan
karier.
Bagan Organisasi Garis/Line
B.     Organisasi Fungsional (Functional Organization)
Organisasi Fungsional dicetuskan oleh Frederick W.Taylor. Organisasi Ini tidak mempunyai
bawahan yang tegas, karena setiap pemimpin diberi perintah atau komando kepada setiap
bawahan yang ada hubungannya dengan fungsi atasan tersebut.

Bagan Organisasi Fungsional

Bentuk organisasi fungsional ini cocok bagi perusahaan yang memerlukan banyak tenaga
ahli dengan aturan perusahaan yang tidak ketat dan yang para karyawannya bekerja secara
magang,
        Kebaikan
   Pembidangan tugas cukup jelas
   Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan didayagunakan semaksimal mungkin
   Digunakannya tenaga - tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai fungsinya

        Kelemahan
   Adanya spesialisasi mengakibatkan sulitnya melakukan tour of duty.
   Koordinasi sulit dilaksanakan karena setiap tenaga ahli akan tetap mementingkan bidangnya
masing - masing.
   Pekerja dapat menjadi bingung karena menerima perintah dari banyak tenaga ahli yang
waktunya mungkin bersamaan.

C.     Organisasi Garis dan Staf (Line and Staff Organization)

Organisasi Garis dan Staf dicetuskan oleh E. Merson. Bentuk organisasi ini biasanya
dipakai oleh organisasi yang besar, kompleks, daerah kerjanya luas, dan jumlah karyawannya
cukup banyak. Dalam organisasi jenis ini,yang dimaksud dengan staf adalah orang yang ahli
dalam bidang tertentu, yang tugasnya memberikan nasihat dan saran dalam bidangnya kepada
pimpinan perusahaan.
Bagan Organisasi Garis dan Staf

Bentuk organisasi ini banyak diterapkan oleh perusahaan - perusahaan pada masa kini,
terutama perusahaan transportasi.

      Kebaikan :
      Hanya ada satu pimpinan atau komando (perintah) yang ditaati.
      Prinsip the right man in the right place lebih mudah dilaksanakan.
      Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara mudah dan cepat.

      Kelemahan :
      Staf dapat menyalahgunakan fungsinya, tidak memberikan saran, tetapi memberikan perintah.
      Karyawan bisa jadi lebih percaya kepada staf dibanding kepada pemimpinnya.
D.    Simple Structure (struktur sederhana)
Bentuk organisasi ini cocok bagi usaha rumah tangga dan perusahaan kecil, warung
makanan, toko kelontong, toko bahan bangunan, usaha kerajinan rumah tangga, dan sebagainya.

Bagan Organisasi Simple Structure

E.     Divisional Structure (struktur divisional)
Divisional Structure cocok bagi perusahaan yang memfokuskan pada produk, wilayah,
maupun kelompok konsumen. Untuk itu, perusahaan harus punya misi khusus, informasi atas
pesaing, dan fungsi kontrol yang kuat.

Bagan Organisasi Divisional Structure

F.      Matrix Structure
Bentuk organisasi ini merupakan gabungan dari organisasi fungsional dan divisional. Setiap
karyawan mempunyai dua pimpinan, yaitu Project Manager dan Functional Manager. Bentuk
ini cocok bagi lingkungan usaha yang sangat kompleks dan senantiasa berubah (dinamis),
terutama dalam masalah teknologi dan pemasaran. Namun,bentuk ini dapat menimbulkan konflik
dalam hal pekerjaan, wewenang, dan pengunaan sarana perusahaan.

G.    Conglomerate Structure (Struktur Konglomerat)
Bentuk organisasi konglomerat merupakan pengembangan dari bentuk organisasi
divisional. Struktur ini menggabungkan bermacam - macam usaha dengan produk dan pemasaran
yang berbeda - beda menjadi satu kesatuan operasi dengan satu bendera perusahaan. Setiap
divisi independen terhadap divisi lainnya, tetapi bergantung pada perusahaan induk dalam
masalah sumber dana dan perencanaan usaha. Organisasi ini cocok untuk mengurangi pajak,
mengembangkan otonomi, mengurangi tanggung jawab dan membagi risiko dalam berbagai
segmen pasar dan tempat yang berbeda - beda. Contoh yang jelas dari bentuk organisasi
semacam ini adalah Group ASTRA INTERNATIONAL yang bergerak dalam banyak bidang.
Bagan Organisasi Conglomerate Structure

H.    Organisasi Internasional
Dewasa ini banyak perusahaan yang membuat, membeli, dan menjual barang di pasar dunia.
Dengan demikian sejumlah struktur organisasi internasional (international organizational
structures) yang berbeda – beda mulai bermunculan. Selain itu, bersamaan dengan semakin
kompleksnya persaingan dalam skala global, perusahaan sering kali terpaksa harus
bereksperimen mengenai cara – cara mereka memberikan tanggapan. Sebagai contoh, ketika Wal
– Mart membuka toko pertamanya di luar Amerika Serikat pada tahun 1992, dia menyusun tim
proyek khusus guna menangani logistik. Dengan semakin banyaknya toko yang dibuka di luar
negeri pada pertengahan 1990-an, perusahaan itu menciptakaan departemen internasional kecil
untuk menangani ekspansinya ke luar negeri. Akan tetapi, hingga 1999 penjualan dan ekspansi
internasional telah menjadi bagian yang penting bagi operasi Wal – Mart, sehingga perusahaan
itu menciptakan divisi internasional yang terpisah yang dikepalai oleh wakil presiden senior. Dan
pada tahun 2002, operasi internasional telah menjadi sangat vital bagi Wak – Mart sehingga

divisi internasional tersebut dibagi lebih lanjut ke dalam bidang geografis di mana perusahaan
melakukan bisnis, seperti Mesiko dan Eropa.
Organisasi dengan operasi internasional yang penting sering diawali dengan bentuk
organisasi yang diperagakan pada Gambar 7.6. Perusahaan lain juga telah mengembangkan
berbagai macam pendekatan struktur organisasi internasional. Perusahaan raksasa Perancis yang
bergerak dalam bidang makanan, Danone Group, misalnya memiliki tiga kelompok produk
utama: produk susu (yogurt Danone), air dalam kemasan botol (Evian), dan kue kecil (Pim’s).
Struktur Danone tidak dibedakan secara internasional, tetapi lebih pada pengintergrasian operasi
global dalam masing – masing kelompok produk. Pendekatan struktur organisasi yang
dikembangkan untuk merespon kebutuhan memproduksi, membeli dan menjual di pasar global.

Strktur Divisi Internasional

PENGERTIAN DAN PERANAN ASAS – ASAS ORGANISASI
Asas-asas organisasi adalah berbagai pedoman yang sejauh mungkin hendaknya
dilaksanakan agar diperoleh struktur organisasi yang baik dan aktivitas organisasi dapat berjalan
lancar. Dari definisi tersebut berarti asas - asas organisasi berperan dua macam :
ü Pedoman untuk membentuk struktur organisasi yang sehat dan efisien.
ü Pedoman untuk melakuakan kegiatan organisasi agar dapat berjalan dengan lancar.
Secara terperinci penjelasan masing - masing asas - asas organisasi adalah sebagai berikut:
1.      Perumusan Tujuan dengan Jelas
Rumusan tujuan dengan jelas memudahkan penetapan haluan organisasi, pemilihan bentuk,
pembentukan struktur, keutuhan pejabat, penyumbangan pengalaman kecakapan daya kreasi dari
para anggota organisasi.
2.      Depertemenisasi
Depertemenisasi merupakan pembentukan satuan organisasi yang akan diserahi beban kerja
tertentu. Jadi Depertemenisasi adalah : “ Aktivitas untuk menyusun satan - satuan (unit - unit)
organisasi yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi yang ada”. Dalam pembentukan satuan
organisasi yang harus diperhatikan adalah:
                   I.     Jumlah satuan organisasi hendaknya sedikit mungkin.
                II.     Satuan organisasi dibentuk harus berfungsi bulat.

             III.     Perluasan aktivitas pada tahap pertama harus ditampung lebih dulu oleh satuan yang ada
sehingga tidak tergesa - gesa membentuk satuan yang baru.
             IV.     Bila satuan/suatu aktivitas telah ada maka organisasi menampungnya jangan membentuk
satuan kembarnya.
                V.     Pembentukan satuan organisasi perlu dilakuakan penertiban penertiban sabutan satuan
organisasi yang tepat sehingga dapat diketahui fungsi dari satuan yang bersangkutan.
v Kedudukan satuan organisasi didalam struktur organisasi ada 2 macam :
a)      Satuan organisasi yang berkedudukan langsung di bawah pucuk pimpinan organisasi yang
disebut “ satuan organisasi utama”.
b)      Satuan organisasi yang berkedudukan di bawah satuan organisasi utama yang disebut “ satuan
organisasi lanjutan”.
v Macam-macam Depertemenisasi, yaitu berdasarkan fungsi tertentu, hasil produksi, rangkaian
kerja, langganan, jasa, alat, wilayah, waktu, dan jumlah.

3.      Pembagian kerja
Asas ini dapat dikaitkan dengan pejabat yang harus menempatinya atau dengan satuan
organisasinya. Maka asas pembagian kerja dapat diartikan dua macam yaitu:
Ø  Perincian serta pengelompokan aktivitas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain
untuk dilakukan oleh satuan organisasi tertentu.
Ø  Perincian serta pengelompokan aktivitas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain
untuk dilakukan oleh pejabat tertentu.

Dalam melakukan pembagian kerja harus diperhatikan :
ü  Tiap-tiap satuan organisasi harus mempunyai perincian aktivitas yang jelas
ü  Pejabat dari pucuk pimpinan sampai dengan pejabat yang berkedudukan paling bawah harus
mempunyai perincian tugas yang jelas.
ü  Jumlah perincian tugas sebaiknya dipegang oleh seorang pejabat berkisr antara 4-12 macam.
ü  Varian tugas bagi seorang pejabat hendaknya yang sejenis atau erat hubungannya.
ü  Beban tugas setiap pejabat hendaknya merata.

ü  Penempatan para pejabat hendaknya merata.
ü  Penambahan atau pengurangan pejabat harus berdasarkan volume kerja.
ü  Pembagian kerja para pejabat dalam satuan organisasi jangan sampai terjadi “ pengontakan
pejabat”.

4.      Koordinasi
Koordinasi adalah :
      Suatu asas yang menyatakan bahwa dalam suatu orgnisasi harus ada keselarasan aktivitas di
antara satuan - satuan organisasi atau keselarasan di antara pejabatan.
      Suatu asas umum dalam suatu organisasi.
      Suatu asas pokok dari suatu organisasi.

v Manfaat koordinasi :
      Menghindarkan konflik, rebutan sumber dan fasilitas, kekembaran pengerjaan, kekosongan
pengerjaan, dan perasaan lepas satu sama lain.
      Menjamin kesatuan sikap, kesatuan tindakan, kesatuan kebijaksaaan, dan kesatuan pelaksanaan.
v Koordinasi dapat dilakukan dengan cara pertemuan informal, pertemuan resmi,
penyebaran kartu, mengangkat koordinator, menggunakan alat perhubungan, menggunakan buku
pedoman.

v Macam-macam koordinasi :
      Koordinasi penegak : Koordinasi antara satuan atau pejabat yang kedudukannya tidaak
sederajat.
      Koordinasi mendarat : Koordinasi antara satuan yang kedudukannya sederajad
      Koordinasi mekanis : Koordinasi urutan penyelesaian pekerjaan secara mekanis, yang berupa
penyelesaian pekerjaan saling tanggap di antara para pejabat dalam menghadapi suatu pekerjaan
secara bersama.
      Koordinasi prosedur : Koordinasi yang tergambar pada bagian organisasi
      Kordinasi substansi : Koordinasi yang berupa program kerja.

v Luasan koodinasi:

      Koordinasi di dalam diri seorang pejabat.
      Koordinasi antara pejabat dengan pejabat.
      Koordinasi antara satuan organisasi dengan organisasi.
      Koordinasi antara organisasi dengan organisasi.

5.      Pelimpahan wewenang
Pelimpahan wewenang adalah penyerahan sebagian hak untuk mengambil tindakan yang
diperlukan agar tugas serta tanggung jawab dapat dilaksankan dengan baik dari pejabat yang satu
kepada pejabat yang lain. Pelimpahan wewenag yang dapat dilakuakan di antara pejabat yang
lebih tinggi kepada pejabat yang lebih rendah disebut “ pelimpahan wewenang penegak”. Sedang
pelimpahan wewenang yang dapat dilakukan di antara pejabat yang sederajat disebut
“pelimpahan wewenang mendatar”
6.      Rentangan Kendali
Rentangan kendali adalah jumlah terbanyak bawahan langsung yang dapat dipimpin dengan
baik oleh seorang atasan. Sedang bawahan langsung merupakan sejumlah pejabat yang langsung
berkedudukan dibawah seorang atasan tertentu. Faktor yang mempengaruhi luas sempitnya
rentangan pengawasan. Faktor Subyektif adalah pengalaman, kecakapan, kesehatan, umur.
Faktor obyektif adalah corak pekerjaan, letak bawahan, stabil atau labilnya organisasi, jumlah
tugas pada atasan, jumlah tugas pada bawahan, dan waktu penyelesaian pekerjaan.
Dalam rentangan pengawsaan terdapat 4 hubungan yaitu :
a)      Hubungan Tunggal, yaitu : hubungan antara seorang atasan dengan masing-masing bawahannya
secara perorangan.
b)      Hubungan Kelompok, yaitu hubungan antara seorang atasan dengan berbagai kemungkinan
kombinasi pegawai bawahanya.
c)      Hubungan silang, yaitu hubungan antara sesama bawahan satu sama lain.
d)     Hubungan Total, yaitu jumlah hubungan tunggal, hubungan kelompok dan hubungan total

7.      Organisasi
Jenjang Organisasi adalah tindakan - tindakan satuan organisasi yang didalamnya terdapat
pejabat, tugas serta wewenang tertentu menurut kedudukannya dari atas sampai dengan bawah
dalam suatu fungsi tertentu. Pejabat yang berkedudukan pada tingkat yang lebih atas mengawasi

para pejabat yang berkedudukan pada tingkat dibawahnya demikian seterusnya sehingga
hubungan-hubungan yang dilakukan antara para pejabat sejauh mungkin melewati tingkat-
tingkat yang telah ditentukan.
Tingkat dalam struktur organisasi dibedakan 3 macam :
1.      Struktur organisasi pipih adalah struktur organisasi yang melaksanakan jenjang organisasi antara
2 sampai 3.
2.      Struktur Organisasi Datar adalah struktur organisasi yang melaksanakan jenjang organisasi
sampai dengan 4 tingkat.
3.      Struktur Organisasi Curam adalah struktur organisasi yang melaksanakan jenjang sampai sengan
5 tingkat.
8.    Kesatuan Perintah
Kesatuan perintah berarti bahwa tiap - tiap pejabat dalam organisasi hendaknya hanya dapat
diperintah dan bertanggung jawab kepada seorang atasan tertentu. Tidak ada kesatuan perintah
akan menimbulkan kebingungan , keraguan dari para bawahan.
9.      Fleksibilitas
Struktur organisasi harus mudah dirubah untuk disesuaikan dengan perubahan -perubahan
yang terjadi tanpa mengurangi kelancaran aktivitas yang sedang berjalan. Kalau diubah tetapi
menghambat kelancaran aktivitas yang sedang berjalan., maka ini bukanlah fleksibilitas
(kelunturan). Adapun perubahan yang mungkin terjadi sehingga menyebabkan perlunya struktur
organisasi diubah, yaitu perubahan tujuan, penambahan tujuan, perluasan aktvitas, dan
penambahan beban kerja.

10.  Kesinambungan
Suatu organisasi harus dapat menyediakan berbagai sarana agar dapat melanjutkan aktivitas
operasinya secara terus-menerus misalnya dengan meningkatkan mutu para pejabatnya, menggali
sumber baru , mengikuti perkembangan kebutuhan lingkungan menggunakan peralatan baru.
Suatu organisasi yang telah dibentuk , oleh para pembentuknya pasti diharapkan dapat berjalan
terus atau hidup.

11.  Keseimbangan

      Fungsi serta kesatuan organisasi harus ditempatkan dalam struktur organisasi sesuai dengan
peranannya.
      Fungsi utama dalam suatu organisasi harus dilakukan oleh organisasi yang berkedudukan
setingkat di bawah pucuk pimpinan.
      Fungsi lanjutan suatu organisasi harus dilakukan oleh satuan organisasi yang berkedudukan
dibawah satuan oganisasi yang melakukan fungsi utama.
      Fungsi serta satuan organisasi yang mempunyai peranan sama pentingnya harus ditempatkan
pada jenjang yang sama.
      Fungsi serta satuan organisasi yang mempunyai peranan menyeluruh jangan hanya ditempatkan
di bawah salah satu satuan saja.

2.5 ORGANISASI FORMAL DAN INFORMAL
Ø  Organisasi Informal
Kenyataannya seluruh organisasi juga memiliki dimensi lain, organisasi informal, yaitu
tempat orang – orang melakukan pekerjaannya dengan cara yang berbeda dan berinteraksi
dengan cara yang tidak mengikuti lini komunikasi formal.
Ø  Sistem Organisasi Formal versus Informal
Sering kali organisasi informal (informal organization)- interaksi sosial sehari – hari antar
karyawan, yang lebih penting daripada pekerjaan dan hubungan antar pekerjaan formlal- secara
efektif mengubah struktur formal perusahaan itu. Memang, tingkatan organisasi infromal kadang
kala dapat dikatakan lebbih kuat daripada struktur formal. Sisi negatifnya, organisasi informal
dapat juga menimbulkan kebijakan kantor yang menempatkan kepentingan pribadi d atas
kepentingan perusahaan.
Demikian pula, banyak pula bahaya yang dapat disebabkan oleh informasi yang
menyimpang atau tidak akurat sewaktu dikomunikasikan tanpa input atau tinjauan
manajemen.Sebagai contoh, jika organisasi infromall menyoroti informasi yang salah mengenai
rencana pemberhentian karayawan di masa yang akan datang, karyawan yang berbakat dapat
segera bertindak (walaupun sebenarnya tidak perlu) dengan mencari lowongan kerja yang lain.

Di antara elemen yang lebih penting dalam organisasi informal adalah kelompok informal dan
jaringan komunikasi informal.
Ø  Kelompok Informal
Kelompok informal (informal group) sebenarnya adalah sekelompok orang yang saling
berinteraksi. Mereka mungkin saja merupakan orang – orang yang bekerja sama secaara formal
atau yang hanya berkumpul untuk makan saing, selama masa istirahat, pekerjaannya seperti
keluarga,film, atau olahraga. Dampak mereka terhadap organiasi dapat menjadi positif (apabila
mereka bekerja bersama – samma dalam cara –cara yang bertolak belakang dengan kepentingan
organisasi), atau bahkan tidak relevan (apabila apa yang mereka lakukan tidak berkaitan dengan
organisasi).
2.6 DESAIN ORGANISASI ABAD KE – 21
Seiring dunia bertambah rumit dan bergerak semakin cepat, organisasi dapat terus mencari
bentuk baru agaa mmereka dapat bersaing secara lebih efektif. Di antara bentuk – bentuk baru
yang paling populer terdapat organisasi tanpa batas, organisasi tim, organisasi maya, dan
organisasi pembelajaran.

Ø  Organisasi Tanpa Batas
Organisasi tanpa batas (boundaryless organization) adalah organisasi yang meminimalkan
atau menghilangkan batasan – batasan dan struktur tradisional. Sebagai contoh, struktur
organisasi tak tetap (fluid) di General Electric, yang menyebabkan orang, gagasan, dan
informasi dapat bergerak bebas ke berbagai bisnis dan kelompok bisnis, sesuai dengan konsep
itu.
Ø  Organisasi Tim
Organisasi tim (team organization) hampiri sepenuhnya bergantung pada tim bertipe proyek,
dengan sedikit atau tanpa hieraki fungsional mendasar.Di Cypress Semiconductor, T. J. Rodgers
tidak mau mengembangkan organisasi yang terlalu bessar karena tidak sesuai dengan fungsinya.
Pada saat suatu unit atau kelompok mulai menjadi terlalu besar, dia membaginya beberapa unit
yang lebih kecil.
Ø  Organisasi Maya
Yang sangat berkitan denga organisasi tim adalah organisasi maya (virtual organization).
Organisasi maya memiliki sedikit atau tanpa struktur formal. Biasanya organisasi itu mempunyai

beberapa karyawan tetap, staf dalam jumlah terbatas dan fasilitas administrasi sederhana.
Apabila situasi berubah, pekerja sementara juga akan berubah, dengan beberapa orang
meninggalkan organisasi itu dan pekerja lainnya masuk. Fasilitas dan jasa yang disubkontrakkan
juga berubah. Dengan kata lain organisasi maya hanya ada untuk menanggapi kebutuhannya
sendiri.

Ø  Organisasi Pembelajaran
Organisasi pembelajaran (learning organization) bekerja mengintegrasikan pengembangan
berkelenjutan melalui pembelajaran dan pengembangan karyawan secara berkesinambungan.
Dalam pengertian yang lebih khusus, organisasi pembelajaran itu bekerja untuk memfasilitasi
proses pembelajaran dan pengembangan pribadi sepanjang hidup seluruh karyawan, sambil
secara kontinu mengubah dirinya supaya mampu mengikuti perubahan permintaan dan
kebutuhan.
Apabila para manajer dapat menerapkan konsep organisasi pemeblajaran dari berbagai
macam perspektif, tujuan yang paling umum adalah perbaikan kualitas, perbaikan secara
kontinu, dan pengukuran kerja. Gagasannya adalah bahwa strategi yang paling konsisten dan
logis untuk meraih perbaikan secara kotinu ialah dengan terus – menerus memperbaiki bakat,
keterampilan, dan pengetahuan karyawannya. Sebagai contoh, apabila masing – masing
karyawan dalam suatu organisasi mempelajari satu hal baru setiap hari dan dapat menerjemahkan
pengetahuan yang didapanya ke dalam praktik yang berkaitan dengan pekerjaaannya, maka
pembelajara itu tentunya akan diikuti dengan perbaikan secara kontinu. Tentu saja, organisasi
yang dengan sepenuh hati menerapkan pendekatan itu yakin bahwa hanya melalui proses belajar
karyawan secara kontinu, perbaikan secara kontinu dapat benar – benar terjadi.

2.7 PENGERTIAN DESKRIPSI PEKERJAAN
Berikut ini adalah beberapa pengertian deskripsi pekerjaan dari beberapa ahli yang
menunjukan bahwa deskripsi pekerjaan merupakan uraian informasi mengenai pekerjaan.
Deskripsi pekerjaan adalah hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau proses
menghimpun dan mengolah informasi mengenai pekerjaan (Veithzal Rivai 2009). Uraian
pekerjaan suatu uraian pekerjaan menyebutkan tugas dan tanggung jawab dari suatu pekerjaan. 
Disebutkan apa yang dikerjakan, mengapa dikerjakan, dan dimana dikerjakannya, dan secara
singkat bagaimana mengerjakannya (Robert L. Mathis John H. Jackson 2001). Definisi yang
hampir sama diajukan oleh Gary Dessler (2004) bahwa Sebuah deskripsi pekerjaan adalah
pernyataan tertulis tentang apa yang harus dilakukan oleh pekerja, bagaimana orang itu
melakukannya, dan bagaimana kondisi kerjanya.
Dari definisi para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa deskripsi pekerjaan adalah
pernyataan tertulis tentang ruang lingkup pekerjaan, yang menginformasikan tentang pekerjaan,
bagaimana melakukannya, bagaimana kondisinya. Definisi yang menyebutkan bahwa deskripsi
pekerjaan merupakan tugas, kewajiban, dan tanggung jawab, dikemukakan oleh Raymond A.
Noe (2004) bahwa  “ Job description a list of the tasks, duties, and responsibilities (TRDs) that a
particular job entails.” Yang berarti deskripsi pekerjaan adalah sebuah daftar tugas, kewajiban
dan tanggung jawab yang diperlukan oleh pekerjaan tertentu, dan satu definisi mengatakan
bahwa deskripsi pekerjaan adalah identifikasi tugas, kewajiban, dan tanggung jawab dari sebuah
pekerjaan yang dikemukakan oleh Stephen Robbins (2005). Dari beberapa definisi para ahli
diatas dapat disimpulkan bahwa deskripsi jabatan atau pekerjaan adalah merupakan hasil analisis
pekerjaan yang sistematis sebagai rangkaian kegitan atau proses menghimpun dan mengolah
informasi mengenai pekerjaan, atau dapat pula dikatakan bahwa deskripsi pekerjaan adalah suatu
uraian tertulis dari apa yang diperlukan oleh suatu pekerjaan. Deskripsi pekerjaan dapat
diasumsikan sebagai keseluruhan kajian ringkas informasi pekerjaan dan syarat-syarat
pelaksanaanya sebagai hasil dari analisis, yang biasanya berisi tugas pokok dari uraian tersebut,
yaitu tugas, kewajiban dan tanggung jawab yang diperlukan oleh pekerjaan tertentu.

2.8 PENGERTIAN SPESIFIKASI PEKERJAAN

Spesifikasi pekerjaan (job spescification) adalah sebuah daftar pengetahuan , keahlian,
kemampuan, dan karakteristik lainnya yang harus dimiliki oleh individu untuk melaksanakan
sebuah pekerjaan. Pengetahuan mengacu ke informasi prosedural dan faktual yang diperlukan
bagi pelaksanaan sebuah tugas secara berhasil. Keahlian adalah tingkat kecakapan individu
dalam menunaikan tugas tertentu. Kemampuan merujuk ke kapabilitias umum yang dimiliki oleh
individu. Karakteristik lainnya dapat dapat berupa tindak-tanduk kepribadian seperti motivasi
pencapaian atau ketekunan.
Perbedaan antara deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan adalah persoalan perspektif
saja, Deskripsi pekerjaan menetapkan apa pekerjaan tersebut, merupakan profil pekerjaan.
 Spesifikasi pekerjaan menggambarkan tuntutan pekerjaan atas para karyawan yang
melakukannya dan persyaratan keahlian manusia: merupakan profil manusia yang dibutuhkan
oleh orang yang menunaika pekerjaan tersebut. Persyaratan manusia meliputi pengalaman,
pelatihan, pendidikan dan kemampuan memenuhi tuntutan fisik dan mental. Informasi yang
terdapat dalam spesifikasi pekerjaan dapat merupakan salah satu dari ketiga kategori tersebut.:
 Persyaratan kualifikasi umum seperti pengalaman dan pengertian
 Persyaratan penddikan termasuk , termasuk pendidikan menengah , universitas, atau
pendidikan kejuruan
 Pengetahuan, keahlian dan kemampuan.
            Spesifikasi pekerjaan harus hanya mencakup kualifikasi yang jelas berhubungan dengan
kinerja pekerjaan yang dapat dierima.Spesifikasi pekerjaan melaksanakan fungsi yang terpisah
dari komponen analisis pekerjaan yang lain. Spesifkasi pekerjaan tidak memaparkan lingkungan
fisik tugas dan kewajiban, atau kondisi pekerjaan.Sebaliknya, tujuan spesifikasi pekerjaan adalah
untuk menentukan karakteristik personalia yang sahih untuk penyaringan, seleksi dan
penempatan. 

Spesifikasi pekerjaan penting karena beberapa alasan : 

1. Pekerjaan tertentu mempunyai kualifikasi yang diharuskan oleh undang-undang.(pilot,
pengacara dll)
2. Jenis spesifikasi pekerjaan yang lain berdasarkan tradisi profesional.(profesor harus
setidaknya S3)
3. Spesifikasi pekerjaan dapat melibatkan pembuatan standar atau kriteria tertentu yang
dianggap perlu bagi kinerja yang berhasil (juru tik harus dapat mengetik 100 huruf dalam
1 menit)
2.9 MANFAAT DESKRIPSI DAN SPESIFIKASI PEKERJAAN
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam Manajemen Sumber Daya Manusia sangat
bergantung pada informasi yang diperoleh dari analisis jabatan. Oleh karena itu, informasi dari
analisis jabatan dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Perekrutan dan penyeleksian 
Analisis pekerjaan memberikan informasi mengenai kebutuhan pekerjaan dan karakteristik
manusia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas ini. Informasi ini dalam bentuk deskripsi
dan spesifikasi pekerjaan, yang digunakan untuk membantu manajemen menentukan jenis orang
yang akan direkrut dan dipekerjakan. Penarikan dan seleksi karyawan dapat dilaksanakan apabila
manajemen sudah mendapatkan gambaran yang jelas tentang jenis dan karakteristik pekerjaaan.
Dengan memahami karakteristik pekerjaan maka akan dapat ditetapkan siapa personel yang tepat
untuk memangku jabatan tertentu tersebut. Selain itu setiap pekerjaan memerlukan tingkat
pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang berbeda-beda.
2.      Kompensasi
Informasi analisis pekerjaan sangat penting untuk memperkirakan nilai dari setiap pekerjaan
dan kompensasi yang tepat. Besarnya gaji atau upah karyawan bergantung pada pekerjaan apa
yang mereka lakukan dalam organisasi. Kompensasi (seperti gaji dan bonus) biasanya
bergantung pada ketrampilan dan tingkat pendidikan yang dibutuhkan oleh pekerjaan itu, tingkat
bahaya dan keamanan pekerjaan, tingkat tanggung jawab, dan seterusnya. Analisis pekerjaan
memberikan informasi untuk menentukan nilai relatif dari setiap pekerjaan kemudian kelompok
SDM yang tepat untuk mengerjakannya.
3.      Penilaian prestasi kinerja

Penilaian prestasi dilakukan dengan membandingkan prestasi dari setiap karyawan dengan
standar prestasi perusahaan. Manajer menggunakan analisis pekerjaan untuk menentukan
aktivitas pekerjaan itu dan standar prestasinya. Mengembangkan standar kinerja yang jelas dan
realistis dapat mengurangi problem komunikasi dalam umpan balik penilaian kinerja antar
pimpinan, pengawas, dan karyawan.
4.      Keselamatan dan Kesehatan
Informasi yang diperoleh dari deskripsi pekerjaa juga bermanfaat dalam mengidentifikasi
masalah-masalah keselamatan dan kesehatan. Sebagai contoh, para karyawan perlu memberi
pernyataan apakah suatu pekerjaan mengandung bahaya atau tidak. Diskripsi/spesifikasi
pekerjaan harus mencerminkan kondisi tersebut. Di samping itu membutukan informasi khusus
mengenai bahaya-bahaya tersebut agar mereka dapat menjalankan pekerjaan mereka dengan
aman.
5.      Hubungan Karyawan dan Perburuhan
      Informasi deskripsi juga penting dalam hubungan kekaryawanan dan perburuhan. Ketika
para karyawan diperimbangkan untuk promosi, transfer, atau demosi, deskripsi pekerjaan
memberikan standart evaluasi dan perbandingan bakat. Lepas dari apakah perusahaan memiliki
serikat atau tidak, informasi yang diperoleh melalui analisis pekerjaan seringkali dapat
enghasilkan keputusan-keputusan sumber daya manusia yang objektif.

6.      Pelatihan dan Pengembangan
Deskripsi pekerjaan harus memberi gambaran tentang aktivitas, keterampilan dan pelatihan
yang dibutuhkan oleh pekerjaan tersebut. Dengan mendefinisikan aktivitas apa yang dijalankan
pekerjaan, analisis pekerjaan membantu pengawas menjelaskan pekerjaan kepada karyawan
baru.
7.      Menentukan kewajiban yang tidak ditugaskan
Deskripsi pekerjaan juga dapat membantu mengungkapkan kewajiban yang belum
ditugaskan. Sebagai contoh, manajer produksi perusahaan mengatakan bahwa beliau
bertanggung jawab untuk selusin kewajiban, seperti penjadwalan produksi dan pembelian bahan

mentah. Namun mengatur persediaan bahan mentah bukanlah tugasnya. Tidak ada satu orang
pun dari produksi lainnya yang bertanggung jawab untuk mengatur persediaan bahan mentah.
Dari tinjauan pekerjaan lain bahwa harus ada seseorang yang mengatur persediaan, engan
demikian analisis pekerjaan membantu mengungkapkan kewajiban yang belum ditugaskan.

2.10 CONTOH DESKRIPSI PEKERJAAN
1.      Nama Jabatan : KEPALA SEKSI ANGGARAN
2.      Spesifikasi Jabatan :
a.       Tugas pokok dan tanggung jawab, yaitu membantu Kepala Biro Keuangan dalam hal
merencanakan, dan mengatur, dan penyusunan RABP Perusahaan.
b.      Tugas rutin, yaitu :
     Menyiapkan data dari Biro, Cabang, Unit guna penyusunan RABP
     Mengikuti secara terus menerus pelaksanaan dan realisasi dari anggaran Kantor Pusat, Cabang
serta Unit dan mengadakan evaluasi dan tanggapan ke Cabang/Unit.
     Membuat analisa terhadap laporan keuangan Cabang/Unit dari sudut Anggaran termasuk
produksi, pemasaran, dan administrasi/umum serta realisasinya.
     Mengadakan penyusunan dan perekaman struktur harga jual dan lain – lain baik Cabang/Unit.
     Memberi saran kepada Kepala Biro terhadap Cabang/Unit dalam pelaksanaan yang melebihi
anggaran untuk dimintakan pertanggungjawaban.
     Menyusun laporan periodic seksinya.
     Bertanggung jawab atas keberhasilan pekerjaannya.
c.       Tugas kadangkala :
Ø Menyusun RABP secara keseluruhan (Cabang, Unit, Kantor Pusat)
Ø Mengadakan dan gabungan berbagai RABP Pusat, Cabang, Unit, Intern maupun Pemegang
Saham.
Ø Melakukan revisi bila perlu.
d.      Wewenang :
   Memerintah bawahannya
   Menegur/member peringatan
   Menilai bawahannya
   Hubungan Kerja

   Bertanggung jawab kepada Kepala Biro Keuangan.
3.      Prasyarat Jabatan :
a.       Pendidikan : Sarjana Ekonomi Perusahaan.
b.      Pengalaman :
·         Sekurang – kurangnya 3 tahun bagi Sarjana/Staf Direksi
·         Supervisor senior Bidang Administrasi Keuangan dapat dipromosikan sebagai Kepala Seksi
Anggaran setelah melalui ujian dinas.
c.       Kemampuan :
§  Menguasai seluk – beluk anggaran perusahaan.
§  Memahami tentang bisnis gas – gas industry.
§  Memahami kegiatan bidang – bidang lain (Produksi/Tehnik, pemasaran dan Administrasi/Umum)
§  Memiliki kemampuan analisa dengan baik.
§  Mampu menyusun standard – standard biaya dan hasil operasi.
d.      Keterampilan :
ü Menyusun RABP secara keseluruhan
ü Menyusun laporan..

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Blog Archive

LATEST POSTS

CB Blogger Lab

JASA SEO CB

jam ayam

CONTOH BLOG

JASA SEO CB

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *