Akuntansi Keuangan
BAB 14
AKUNTANSI
KEUANGAN
Definisi
Akuntansi
Akuntansi
adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan
menyajikan
data,
transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat
digunakan oleh
orang
yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan
serta
tujuan lainnya.
Akuntansi
juga bisa berarti pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai
informasi
yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain
untuk
membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan
lembaga
pemerintah.
Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan
aktivitas
keuangan. Secara luas, akuntansi seringkali diartikan sebagai “Bahasa Dunia
Usaha/
The
Language of Business” karena akuntansi merupakan metode komunikasi yang
dugunakan
untuk
menjelaskan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh perusahaan.
Akuntansi
berasal dari kata asing accounting yang artinya bila diterjemahkan ke dalam
bahasa
indonesia
adalah menghitung atau mempertanggung jawabkan. Akuntansi digunakan di hampir
seluruh
kegiatan bisnis di seluruh dunia untuk mengambil keputusan.
Dari
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa :
ü
Akuntansi adalah proses yang meliputi:
Pencatatan
(recording)
Penggolongan
(classifying)
Pengikhtisaran
( summarizing)
Penafsiran
(interpreting)
ü
Data transaksi dinyatakan dalam satuan uang.
ü
Akuntansi jauh lebih luas dari tata buku (book keeping)
1.
Fungsi Akuntansi
Fungsi
utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari
laporan
akuntansi
kita bisa melihat posisi keuangan sutu organisasi beserta perubahan yang
terjadi di
dalamnya.
Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi
mengenai
keuangan
sangat dibutuhkan khususnya oleh pihak manajer/ manajemen untuk membantu
membuat
keputusan suatu organisasi.
1.
Prinsip-prinsip Akuntansi
PAI 1974
; PAI 1984 ; dan PSAK 1996
Basic
concept and principles :
1.
Single entity
2. Going
concern
3.
Accounting period
4.
Monetary unit
5.
Concervatism
6.
Materiality
7.
Matching cost with revenue
8.
Reliability (neutral, verification, faithfullness)
9.
Relevan (feedback, timelines, predict value)
10.
Reliazation and exchanged price
11.
Comparability and consistence
12.
Full disclosure
1.
Siklus Akuntansi
BUKTI
TRANSAKSI ==èJURNAL ==èBUKU BESAR ==èNERACA SALDO
==èJURNAL
PENYESUAIAN==è LAPORAN KEUANGAN ==èJURNAL PENUTUP
Siklus
akuntansi adalah sebagai berikut:
a.
Pencatatan Data ke dalam dokumen sumber/bukti transaksi.
b.
Penjurnalan, yaitu menganalisis dan mencatat transaksi dalam jurnal (buku
harian)
c.
Melakukan posting ke Buku Besar yaitu memindahkan debet dan kredit dari jurnal
ke
akun Buku Besar.
d.
Penyusunan Neraca Saldo yaitu menyiapkan Neraca Saldo untuk
mengecek
keseimbangan
Buku Besar
e.
Membuat ayat jurnal penyesuaian dan memasukkan jumlahya pada Neraca Saldo.
f.
Membuat ayat-ayat penutup yaitu menjurnal dan memindah bukukan ayat-ayat
penutup.
g.
Penyusunan Laporan Keuangan yaitu Laporan Rugi Laba, Laporaan Perubahan Modal
dan
Neraca.
1.
Manfaat akuntansi bagi perusahaan dilihat dari
1. 1.
Sisi Bisnis :
Dapat
dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan
lainnya,
seperti
pemegang saham, kreditur, atau pemilik bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan
keuangan
yang akurat . Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal
dengan istilah
pembukuan.
Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi
keuangan
pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan
dikomunikasikan.
Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi,
adalah
suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu
organisasi
untuk
memberikan suatu pendapat atau opini yang masuk akal tapi tak dijamin
sepenuhnya
mengenai
kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang diterima umum.
1. 2.
Sisi Pendidikan :
Para
akuntan yang bertugas sebagai pengajar guna mengembangkan keterampilan di
bidang
akuntansi.
J
Pengertian Laporan Keuangan
Laporan
keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
akuntansi
yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan
keuangan
adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap
biasanya
meliputi :
ü
Laporan neraca keuangan
ü
Laporan laba/rugi
ü
Laporan Perubahan Ekuitas
ü
Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa Laporan arus kas
atau
Laporan
arus dana
ü
Catatan dan laporan keuangan perusahaan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian
integral
dari laporan keuangan
Unsur yang
berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah laporan
aktiva,
kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran
kinereja
dalam
laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Bisa saja memanfaatkan jasa
laporan
keuangan
(jasa analisa keuangan / analisis keuangan) maupun akuntan publik. Laporan
posisi
keuangan
biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam
berbagai
unsur neraca. Selain itu juga biasanya laporan keuangan juga berisi analisis
keuangan /
analisa
keuangan selama setahun.
1.
Bentuk – bentuk Laporan Keuangan
1.
Neraca
Neraca
adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu
perusahaan
pada
suatu saat tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan
suatu
perusahaan
pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan
ditentukan
sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca
sering
disebut
Balance Sheet. Neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu aktiva, hutang dan
modal.
ü
Aktiva
Dalam
pengertian aktiva tidak terbatas pada kekayaan perusahaan yang berwujud saja,
tetapi
juga
termasuk pengeluaran-pengeluaran yang belum dialokasikan (deffered charges)
atau biaya
yang
masih harus dialokasikan pada penghasilan yang akan datang, serta aktiva yang
tidak
berwujud
lainnya (intangible assets) misalnya goodwill, hak patent, hak menerbitkan dan
sebagainya.
Pada
dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama yaitu aktiva
lancar dan
aktiva
tidak lancar. Aktiva lancar adalah uang kas atau aktiva lainnya yang dapat
diharapkan
untuk
dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam
periode
berikutnya
(paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal).
Yang
termasuk aktiva lancar yaitu :
• Kas,
atau uang tunai yang dapat digunkan untuk membiayai operasi perusahaan.
•
Investasi Jangka Pendek (surat-surat berharga atau marketable securities) ;
adalah
investasi
yang sifatnya sementara (jangka pendek) dengan maksud untuk memanfaatkan
uang
kas yang
untuk sementara belum dibutuhkan dalam operasi.
•
Piutang Wesel, adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan
dalam suatu
wesel
atau perjanjian yang diatur dalam undang-undang.
1.
Hutang
Hutang
adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum
terpenuhi,
dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang
berasal
dari kreditor. Hutang dibedakan menjadi hutang lancar (hutang jangka pendek)
dan
hutang jangka panjang.
–Hutang
lancar meliputi :
• Hutang
Dagang, adalah hutang yang timbul karena adanya pembelian barang dagangan
secara
kredit.
• Hutang
Wesel, adalah hutang yang disertai dengan janji tertulis (yang diatur dengan
UU)
untuk melakukan pembayaran sejumlah tertentu pada waktu tertentu di masa yang
akan
datang.
• Hutang
Pajak, baik pajak untuk perusahaan yang bersangkutan maupun pajak
pendapatan
karyawan yang belum disetorkan ke kas negara.
• Biaya
yang masih harus dibayar, adalah biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum
dilakukan
pembayarannya.
• Hutang
jangka panjang yang segera jatuh tempo, adalah sebagian (seluruh) hutang
jangka panjang
yang sudah menjadi hutang jangka pendek, karena harus segera dilakukan
pembayarannya.
•
Penghasilan yang diterima dimuka, adalah penerimaan uang untuk penjualan
barang/
jasa
yang belum direalisir.
–Hutang
jangka panjang, adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya
(jatuh
temponya)
masih jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca), yang
meliputi :
• Hutang
Obligasi
• Hutang
Hipotik (hutang yang dijamin dengan aktiva tetap tertentu)
•
Pinjaman jangka panjang yang lain.
3.
Modal
Merupakan
hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam
pos
modal
(modal saham), surplus dan laba yang ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang
dimiliki
oleh
perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.
Di dalam
neraca sering muncul suatu klasifikasi dengan nama Reserve (cadangan) yang
membingungkan
pembaca.seharusnya cadangan ini diklasifikasikan sesuai dengan klasifikasi
neraca
yaitu : aktiva, hutang, dan milik sendiri (modal), sehingga cadangan pada
prinsipnya juga
terdiri
dari 3 golongan yaitu :
1.
Cadangan sebagai pengurang aktiva. Biasa dikenal dengan akumulasi penyusutan
atau
akumulasi
depresiasi, sehingga dalam neraca nampak di sebelah debet mengurangi aktiva
yang
bersangkutan.
2.
Cadangan sebagai hutang, misanya cadangan untuk pajak, merupakan suatu hutang
yang
dicatat
sebagai cadangan. Ini tidak benar, seharusnya cadangan untuk pajak ini
dimasukkan
dalam
hutang lancar, yaitu hutang pajak atau taksiran hutang pajak.
3.
Cadangan yang merupakan surplus, yang benar-benar merupakan hak para pemilik
perusahaan,
misalnya ”cadangan untuk expansi” adalah merupakan pemisahan sebagian dari laba
yang
ditahan, dan dalam neraca masuk dalam klasifikasi modal.
1. Isi
Laporan Keuangan
ü
Neraca
ü
Laporan Laba Rugi
ü
Laporan Perubahan Ekuitas
ü
Laporan Arus Kas
ü
Catatan Atas Laporan Keuangan
1.
Tujuan Laporan Keuangan
I.
Kegunaan Adanya Rumusan Tujuan Laporan Keuangan
–
Pembahasan
–
Keputusan ekonomi, alokasi kekayaan
–
Tujuan, standar, dan praktek, dan hubungannya
– Kritik
terhadap akutansi sekarang
II.
Pemakai, Tujuan Pemakai Laporan dan Informasi yang Dibutuhkan
–
Komponen Keputusan Ekonomi
–
Kesamaan Informasi yang dibutuhkan pemakai laporan
–
Keputusan kredit
–
Keputusan Investasi
III.
Tujuan Utama Perusahaan dan Kemampuan Mendapatkan Laba
–
Pengukuran prestasi perusahaan berdasarkan tujuannya
–
Peranan akutansi
–
Akutansi dan laba ekonomi
–
Kemampuan mendapatkan laba
IV.
Pertanggungjawaban dan Laporan Keuangan
V.
Laporan Keuangan: Pelaporan Pencapain Tujuan Perusahaan
–
Indikator sukses dalam mencapai tujuan perusahaan
– Siklus
perolehan laba
–
Penggolongan siklus Perolehan laba
–
Kegunaan penggolongan siklus perolehan laba
–
Mengukur kemajuan kearah siklus laba yang sempurna
–
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
– Laba
dan laporan keuangan
–
Pelaporan keberhasilan dalam memcapai tujuan sifat informasi
–
Laporan posisi keuangan
–
Laporan laba
–
Laporan kegiatan keuangan
– Sifat
yang menguntungkan dari laporan keuangan
–
Penyampaian data dalam angka tunggal dan angka relatif
VI.
Laporan Keuangan:Biaya Historis dan Pertimbangan Nilai
VII.
Proses Peramalan dan Kaitannya dengan Tujuan Laporan Keuangan
–
Laporan Keuangan Konvensional dan Pertimbangan tentang masa depan
–
Informasi yang berguna untuk meniali masa depan
–
Ramalan keuangan akurasi dan kegunaanya
–
Pelaporan Lamaran atau proyeksi
VIII.
T ujuan Laporan Keuangan untuk Lembaga Pemerintah dan Lembaga yang tidak
Mencari
Laba
–
Pengambilan keputusan dalam lembaga pemerintah dan organisasi nirlaba
– Tujuan
laporan keuangan untuk organisasi nirlaba
IX.
Hubungan Antara Tujuan Perusahaan dengan Tujuan Sosial
–
Interaksi langsung atau reciprical
–
Interaksi tidak langsung atau nonreciprocal
–
Pengukuran dan pelaporan interaksi sosial dalam laporan keuangan
X.
Sifat Kualitatif dari Laporan
–
Relevan dan materialitas
– Formal
dan substansi
–
Tingkat kepercayaan
– Dapat
diperbandingkan
–
Konsistensi
– Dapat
dipahami
1.
Manfaat Laporan Keuangan
1. Bagi
Perusahaan
Bukti
pertanggung jawaban bagi pemilik perusahaan atas kepercayaan yang diberikan
kepadanya
untuk mengelola perusahaan.
Alat
evaluasi pelaksanaan kegiatan perusahaan baik secara keseluruhan ataupun secara
individu
yang diserahi wewenang dan tanggung jawab.
Alat
untuk mengukur tingkat biaya dari kegiatan perusahaan.
Dasar
dan bahan pertimbangan dalam menetapkan kegiatan dimasa mendatang.
Mengetahui perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan.
Alat
untuk menilai hasil yang dicapai pimpinan perusahaan.
Dasar
penentuan tafsiran keuntungan yang akan diterima dimasa mendatang serta
perkembangan
saham yang dimiliki
1. 2.
Bagi rumah tangga
Salah
satu manfaat dari mempunyai neraca keuangan sendiri ini adalah:
Kemudahan dalam mengisi SPT setiap tahunnya. Dan ketika kita punya neraca satu
tahun,
ini bisa dijadikan template untuk tahun-tahun berikutnya, sehingga ketika
datang
bulan
Maret, kita dengan cepat bisa menentukan kewajiban pajak kita kepada negara.
Yang
sulit adalah memulainya.
Disamping itu, yang lebih penting lagi, neraca bisa menjadi basis bagi Anda
dalam
menghitung
jumlah zakat maal yang harus dibayar. Dari tabel diatas, jelas orang tersebut
– fiktif
tentunya, sudah wajib zakat; dan berdasarkan net worth-nya, kewajiban
zakatnya lebih
kurang Rp. 13,425,000 per tahun. Angka ini diperoleh dari perhitungan
2,5%
dari nilai net worth.
Namun
harus diperhatikan, untuk perhiasan atau harta yang sifatnya idle, seperti
emas
atau
barang antik, sebagian ulama mengharuskan pembayaran zakat yang lebih besar (5-
10%).
Kegunaan lain dari neraca adalah sebagai alat kontrol bagi kita dalam
menentukan
kemampuan
going concern kita untuk tahun-tahun berikutnya. Neraca yang defisit (net
worth
nya minus) menyiratkan perlunya pemangkasan kewajiban, mengurangi hutang
dan
langkah-langkah penghematan lainnya.
Disisi
lain, defisit juga bisa ditutupi dengan meningkatkan aset (mencari pendapatan
tambahan)
atau konversi aset tetap menjadi cash – guna membayar hutang-hutang yang
ada,
dst.
Sementara, kalau neraca kita, langkah lanjutnya lebih kepada memanfaatkan
kelebihan
tersebut
untuk keperluan ibadah (haji, perbanyak infaq), membuka usaha, dan
sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar