FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA
Pertemuan 8
BAB VIII
FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA
A. FUNGSI EKSPONEN
Fungsi eksponensial adalah salah satu fungsi yang
paling penting dalam matematika. Biasanya, fungsi ini ditulis dengan notasi
exp(x) atau ex, di mana e adalah basis
logaritma natural yang kira- kira sama dengan 2.7182818.
Sebagai fungsi variabel bilangan real x, grafik ex selalu
positif (berada di atas sumbu x) dan nilainya bertambah (dilihat
dari kiri ke kanan). Grafiknya tidak men ari yentuh sumbu x, namun
mendekati sumbu tersebut secara asimptotik. Invers dari fungsi ini, logaritma natural, atau ln(x), didefinisikan untuk nilai xyang
positif.
B.
Fungsi Logaritma
Setiap fungsi eksponensial f(x) = ax, dengan a > 0
dan a ≠ 1, merupakan fungsi korespondensi satu-satu.
Hal ini dapat dilihat dengan menggunakan Uji Garis Horizontal (lihat Gambar 1
untuk kasus a > 1). Oleh karena itu
fungsi eksponensial memiliki fungsi invers. Fungsi invers tersebut
dinamakan fungsi logaritma dengan basis a dan
dinotasikan dengan loga.
Fungsi invers f–1 didefinisikan
sebagai
Definisi ini
akan membawa kita kepada definisi fungsi logaritma berikut ini.
Definisi Fungsi
Logaritma
Misalkan a adalah
bilangan positif dengan a ≠ 1. Fungsi logaritma dengan basis a,
yang dinotasikan dengan loga,
didefinisikan dengan
Sehingga loga x merupakan
pangkat dari a untuk menjadi x.
Ketika kita
menggunakan definisi logaritma untuk mengganti bentuk logaritma loga x = ymenjadi bentuk eksponensial ay = x, atau sebaliknya,
perhatikan bahwa dalam kedua bentuk ini, basisnya tetap sama.
Contoh 1: Bentuk
Logaritma dan Eksponensial
Bentuk
logaritma dan eksponensial merupakan persamaan-persamaan yang ekuivalen: Jika
bentuk yang satu benar, maka bentuk yang lainnya juga benar. Sehingga kita
dapat mengubah bentuk logaritma menjadi bentuk eksponensial, atau sebaliknya, seperti
ilustrasi berikut.
C. Bunga Majemuk
Bunga majemuk (commpoud
interest) adalah bunga yang sudah dihasilkan ditambahkan ke uang pokok pada
akhir tiap-tiap periode pembayaran bunga dan kemudian ikut dipakai sebagai
dasar untuk menentukan besarnya bunga pada periode berikutnya. Bunga majemuk
dihitung berdasarkan saldo terakhir setelah pembungaan. Jumlah bunga untuk
setiap periode pembungaan mengalami kenaikan disertai dengan kenaikan modal
awal atau pokok pinjaman. Oleh karena itu bunga majemuk juga disebut sebagai
bunga berbunga. Jika kita menyimpan modal berupa uang di bank selama periode
bunga tertentu, misalnya satu tahun maka setelah satu tahun kita akan
mendapatkan bunga sebesar p % kali modal yang kita bungakan. Jika bunga itu
tidak kita ambil, tetapi ditambahkan pada modal awal untuk dibungakan lagi pada
periode berikutnya, sehingga besarnya bunga pada setiap periode berikutnya
berbeda jumlahnya (menjadi bunga berbunga), maka dikatakan modal tersebut
dibungakan atas dasar bunga majemuk.
D. Macam – Macam Bunga Majemuk
Bunga majemuk
dibedakan menjadi dua, yaitu Suku bunga tetap adalah suku bunga yang tidak
berubah selama jangka waktu yang diperjanjikan tidak akan berubah. suku bunga
mengambang adalah suku bunga yang dapat berubah sesuai dengan tingkat suku
bunga yang ditetapkan.
·
Perhitungan Bunga
Majemuk
Perhitungan bunga pada periode berikutnya
berdasarkan modal yang baru tersebut. Penyatuan bunga dengan modal atas dasar
tahunan, semesteran, kuartalan, atau bulanan. Jangka waktu penyatuan bunga
dengan modal disebut periode pengembalian atau periode bunga.
Perhitungan
Majemuk dengan Tabel
Contoh soal :
Dinda menyimpan uang
di bank sebesar Rp. 5.000.000,00 dengan suku bunga 10% per tahun. Hitunglah
besarnya bunga majemuk dan simpanan uang di bank pada tahun ke 5.
Jadi, besarnya
besarnya bunga dan simpanan uang di bank pada tahun ke-5 adalah masing-masing
sebesar Rp.732.050,00 dan
Rp8.052.550,00. Perhitungan Nilai Akhir Bunga Majemuk dengan
Menggunakan Rumus Nilai akhir adalah nilai uang
atau jumlah uang yang harus diterima atau di bayar berdasarkan lamanya
pembungaan.
Rumus :
Mn = M (1+b)n
b =
jm/m
Notasi :
Mn = nilai akhir
M = nilai pokok awal
n = jumlah
periode perhitungan bunga
b = tingkat
bunga per periode perhitungan bunga
m = frekuensi
perhitungan bunga
jm = tingkat bunga nominal dengan
periode perhitungan m kali per tahun
Setelah besarnya
nilai akhir diperoleh, maka bunga dapat dihitung dengan cara mengurangkan nilai
akhir dengan modal awal atau pokok pinjaman. Rumus diatas berarti bunga diperhitungkan
di bayarkan satu kali dalam setahun. Apabila bunga diperhitungkan lebih dari
sekali (misalnya m kali, masing – masing i/m per termin) dalam setahun, maka
jumlah dimasa yang akan datang menjadi: m= frekuensi pembayaran bunga dalam
setahun.
Suku (1+i) dan
(1+ dalam dunia bisnis dinamakan “faktor bunga majemuk” yaitusuatu
bilangan lebih besar dari 1 yang dapat dipakai untuk menghitung jumlah dimasa
datang dari suatu jumlah yang sekarang.
Perhitungan bunga majemuk secara tunggal.
Akhir bulan ke I, modal menjadi modal awal +
bunga bulan ke I
= Rp 2.000.000 + (2 % x 2.000.000) = Rp
2.040.000
Menghitung Nilai Sekarang
Dengan cara matematis , nilai akhir dalam
bunga majemuk dapat digunakan rumus :
n
J = M ( 1 + b )
atau
n
Mn
= M ( k + I )
Contoh
soal
Garda sekarang
menginvestasikan uang sebanyak Rp50.000.000 dengan tingkat bunga 24% per tahun
yang dihitung bulanan
Berapa
besar uang Garda bila ia hendak mengambilnya pada :
a.
Akhir tahun pertama
b.
Akhir tahun kedua
c.
Akhir tahun ketiga
*Apabila Garda ingin uangnya menjadi
Rp150.000.000 berapa lama ia harus menunggu ?
Apabila uang
tersebut ia depositokan dengan bunga majemuk yang dihitung bulanan selama 3
tahun, ia akan memperoleh Rp130.000.000. Berapakah tingkat bunga yang diberikan
deposito itu ?
Jawab:
Dik
: j12 = 24
b = 2%
M = Rp50.000.000
a)Jumlah
uang Garda jika diambil pada :
Akhir tahun pertama
(n=12)
Mn= M (1+b)n
Mn = Rp.50.000.000 (1+2%)12
Mn = Rp 63.412.089,73
b)
Akhir tahun kedua (n=24)
Mn = M (1+b)n
Mn = Rp50.000.000
(1+2%)24
Mn= Rp80.421.862,47
c)
Akhir tahun ketiga (n=36)
Mn = M(1+b)n
Mn= Rp 50.000.000
(1+2%)36
Mn= Rp101.994.367,2
Bila Garda
ingin uangnya menjadi Rp150.000.000, maka ia harus menunggu selama :
n
= log Mn/M
log
(1+b)
n
= log Rp150.000.000 / Rp 50.000.000
log
(1+2%)
n
= 55,48 bulan
Tingkat
bunga deposito
b
= (Mn/ M)1/n – 1
b
= (Rp130.000.000 / 50.000.000)1/36-1
B
= 2,69 % atau 32,28% per tahun
Jumlah
uang setelah 4 tahun
n
J = M (1 + b )
Bunga pertahun 24 %, bunga setiap periode ( 3 bulan) = 24 % : 4
= 6 % (0,06)
16
J = 5.000.000 + (1 + 0,06)
16
= 5.000.000 + (1,06)
n
J = M (1 + b )
Bunga pertahun 24 %, bunga setiap periode ( 3 bulan) = 24 % : 4
= 6 % (0,06)
16
J = 5.000.000 + (1 + 0,06)
16
= 5.000.000 + (1,06)
E. Fungsi Pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan
kuantitatif pada materiil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh
lingkungan. Perubahan kuantitatif yang dimaksud dapat berupa pembesaran atau
penambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi besar.
0 komentar:
Posting Komentar