PERDAGANGAN LUAR NEGERI, PROTEKSI DAN GLOBALISASI
Pertemuan 11
PERDAGANGAN LUAR NEGERI, PROTEKSI DAN GLOBALISASI
3. 1
Keuntungan Perdagangan Luar Negeri
Berikut adalah pandangan para ahli
ekonomi/mazhab di masa merkantalisme dan klasik mengenai sumbangan perdagangan
luar negeri kepada masyarakat. Ahli-ahli ekonomi yang tergolong dalam mazhab merkantilis
yaitu ahli-ahli ekonomi yang hidup di sekitar abad keenam belas dan ketujuh
belas, berpendapat bahwa perdagangan luar negeri merupakan sumber kekayaan
untuk sesuatu negara. Menurut mereka, suatu
negara dapat mempertinggi kekayaannya dengan cara menjual barang-barangnya keluar
negeri.
Sesudah itu, ahli-ahli ekonomi klasik
menganalisis dengan lebih mendalam lagi peranan perdagangan luar negeri dalam
perekonomian. Misalnya, David Ricardo telah mengemukakan pandangan-pandangan
yang lebih logis utuk menerangkan perlunya perdagangan luar negeri dalam
mengembangkan suatu perekonomian. Teori Ricardo, yang menerangkan mengenai
keuntungan yang dapat diperoleh dari spesialisasi dan perdangangan, merupakan
teori yang hingga sekarang menjadi dasar kepada teori perdagangan luar negeri.
Berdasarkan kepada teori Ricardo tersebut, negara – negara digalakkan
menjalankan sistem perdagangan bebas/free trade.
Menurut Sadono Sukirno, manfaat
perdagangan internasional adalah sebagai berikut:
1.
Menjalin
Persahabatan Antar Negara
2.
Memperoleh
barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
Banyak
faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara.
Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat
penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap
negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
3.
Memperoleh
keuntungan dari spesialisasi
Sebab
utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang
diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu
barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada
kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar
negeri.
4.
Memperluas
pasar dan menambah keuntungan
Terkadang,
para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan
maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang
mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan
internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan
menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
5.
Transfer
teknologi modern
Perdagangan
luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang
lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.
3. 2
Keuntungan Spesialisasi dengan Menggunakan Angka
Telah dinyatakan bahwa dengan
mengadakan spesialisasi dan selanjutnya melakukan perdagangan luar negeri, dua
keuntungan penting akan diperoleh oleh setiap Negara. Keuntungan itu adalah:
1. Faktor-faktor
produksi akan dapat digunakan dengan lebih efisien
2. Penduduk
Negara itu akan dapat menikmati lebih banyak barang-barang.
3.2.1 Asumsi
yang digunakan
Di dalam menunjukkan keuntungan yang didapat dari
perdagangan luar negeri biasanya digunkan dua cara: yaitu dengan menggunkan
angka-angka dan grafik dan akan disuraikan gambaran secara angka-angka mengenai
keuntungan yang diperoleh dari perdagangan luar negeri. Untuk menyederhanakan
gambaran yang dibuat, perlu perlu digunakan beberapa asumsi tambahan yang
berikut:
a. Hanya
dua negara yang akan melakukan spesialisasi dan perdagangan.
b. Masing-masing
Negara hanya memproduksi dua jenis barang
c. Masing-masing
Negara hanya memiliki dua unit factor produksi.
d. Harga
relatif, atau biaya penggantian (opportunity
cost), yang dapat didefinisikan sebagai harga salah satu barang yang
dinyatakan dalam unit barang lainnya adalah tetap.
3.2.2 Keuntungan
Mutlak dan Keuntungan Berbanding
a.
Keuntungan mutlak
Yang diartikan
dengan keuntungan mutlak adalah keuntungan yang diperoleh oleh sesuatu Negara
dari mengkhususkan kegiatannya kepada memproduksi barang-barang dengan efisien yang lebih tinggi dari
Negara-negara lain.
Angka-angka
dalam Tabel 1.1 menunjukkan produktivitas seorang pekerja di Negara A dan
Negara B di dalam menghasilakan kain dan beras dalam satu tahun tertentu.
Contoh angka yang diberi menunjukkan bahwa di Negara B seorang pekerja dapat
memproduksikan kain lebih banyak dari seorang pekerja di Negara A. Ini berarti
pekerja di Negara B adalah lebih efisien dari Negara A dalam menghasilkan kain.
Dalam keadaan seperti ini dikatakan bahwa Negara B mempunyai keuntungan mutlak
dalam memproduksi kain. Gambaran diatas juga menunjukkan bahwa seorang pekerja
di Negara A dapat mengeluarkan lebih banyak beras dari seorang pekerja di
Negara B. Dengan demikian Negara A mempunyai keuntungan mutlak dalam
memproduksi beras.
b.
Keuntungan berbanding
Perdagangan luar negeri juga dapat
dilakukan walaupun salah satu Negara tersebut lebih efisien dari Negara yang
lain di dalam memproduksi kedua barang. Di dalam keadaan seperti ini kedua
belah pihak masih tetap akan mendapat keuntungan dari perdagangan tersebut.
Tabel 1
Produksi
seorang pekerja dalam setahun
Kain (meter)
|
Beras (kg)
|
|
Negara A
|
500
|
2.000
|
Negara B
|
750
|
1.800
|
Perdagangan
yang saling menguntungkan itu dimungkinkan oleh wujudnya suatu bentuk keuntungan yang dinamakan keuntungan
berbanding. Contoh dalam table 1 menunjukkan bagaimana keuntungan berbanding
itu wujud.
Tabel 2
Produksi
seorang pekerja dalam setahun
Kain (meter)
|
Beras (kg)
|
|
Negara M
|
800
|
2400
|
Negara N
|
600
|
1200
|
Gambaran tersebut jelas menunjukkan bahwa seorang
pekerja di Negara M lebih efidien dari seorang pekerja di Negara N dalam
memproduksi beras dan kain, karena seorang pekerja di Negara itu dapat
memproduksi lebih banyak kain maupun beras kalau dibandingkan dengan yang dapat
dihasilkan pekerja di Negara N. Namun demikian kedua-dua Negara tersebut tetap
dapat melakukan perdagangan yang saling menguntungkan.
Keuntungan tersebut timbul sebagai akibat di Negara M 800 meter kain sama
nilainya 2.400 kg beras, dan ini berarti harga relatif di antara kain dengan
beras adalah 1 meter = 3 kg beras. Dengan demikian Negara M untuk memperoleh
semester kain dibutuhkan 3 kg beras.
Di Negara N seorang pekerja dapat menghasilkan 600 m kain atau 1.200 kg beras.
Dengan demikian di Negara M harga relative di antara kain dan beras adlah 1
meter kain = 2 kg beras, dan ini berarti untuk memperoleh semester kain
dibutuhkan 2 kg beras. Dari Dari keadaan ini dapatlah dikatakan harga kain
adalah relative lebih murah di Negara N (karena beras yang dikorbankan untuk
memperolehnya adlah lebih sedikit di Negara N Kalau dibandingkan dengan di
Negara M), dan beras relative lebih murah di Negara M.
Dalam keadaan seperti yang baru digambarkan dan diterangkan di atas Negara N
dikatakan mempunyai keuntungan berbanding dalam memproduksi kain. Sedangkan
Negara M dikatakan mempunyai keuntungan berbanding dalam memproduksi beras.
Dengan demikian keuntungan berbanding dapatlah diartikan sebagai keuntungan
yang diperoleh suatu Negara dari mengkhususkan (melakukan spesialisasi) dalam
memproduksikan barang- barang yang mempunyai harga relative yang lebih rendah
dari Negara lain.
c.
Keuntungan mutlak dan perdagangan
Tabel 3
Keuntungan Mutlak dan Perdagangan
Luar Negeri
Keadaan I : Produksi sebelum
spesialisasi
|
|||||
Negara
|
Produksi Beras
|
Produksi Pakaian
|
Harga Relatif
|
||
Indonesia
|
3.000 kg
|
500 helai
|
1 helai pakaian = 6 kg beras
|
||
Thailand
|
5.000 kg
|
250 helai
|
1 helai pakaian = 20 kg beras
|
||
Keadaan II : Produksi sesudah
spesialisasi
|
|||||
Negara
|
Produksi Beras
|
Produksi Pakaian
|
|||
Indonesia
|
-
|
1.000 helai
|
|||
Thailand
|
10.000 kg
|
-
|
|||
Keadaan II : Penggunaan sesudah
perdagangan
(kurs pertukaran : 1 helai pakaian
= 100 kg beras)
|
|||||
Negara
|
Konsumsi beras
|
Konsumsi pakaian
|
|||
Indonesia
|
5.000 kg
|
500 helai
|
|||
Thailand
|
5.000 kg
|
500 helai
|
|||
Penjelasan dari tabel diatas adalah sebagai
berikut:
1)
Tingkat produksi sebelum dan sesudah
spesialisasi
2)
Bentuk dari spesialisasi
3)
Keuntungan dari perdagangan luar
negeri
4)
Tingkat konsumsi sebelum dan sesudah
perdagangan, di Indonesia dan Thailand
Sebelum
Spesialisasi
Keadaan I menunjukkan keadaan sebelum wujudnya perdagangan
di antara kedua Negara tersebut. Masing-masing Negara harus memproduksikan
sendiri beras dan pakaian yang mereka butuhkan. Dalam cotoh tersebut dimisalkan
masing-masing Negara hanya memiliki dua unit factor produksi. Maka tiap-tiap
Negara akan menggunakan satu unit factor produksi untuk menghasilkan beras dan
satu unit lainnya untuk menghasilkan pakaian.
Sesudah
Spesialisasi
Sesudah spesialisasi produksi beras di Thailand dan pakaian di Indonesia adalah
seperti yang ditunjukkan dalam keadaan II. Yaitu dengan melakukan spesialisasi,
Thailand dapat memproduksikan 10.000 kg beras, sedangkan tanpa spesialisasi
Indonesia dan Thailand hanya dapat memproduksi 8.000 kg beras saja (lihat
keadaan I). Juga produksi pakaian akan bertambah banyak, yaitu dari 750 helai
sebelum spesialisasi menjadi 1.000 helai sesudah spesialisasi. Angka-angka ini
menunjukkan bahwa dengan adanya spesialisasi factor-faktor produksi dapat
digunakan dengan lebih efisien. Ini dapat dilihat dari jumlah produksi yang
semakin banyak walaupun jumlah pekerja adalah tetap.
Keuntungan
Perdagangan
Berdasarkan kepada asumsi diatas maka setelah perdagangan dilakukan jumlah
beras dan pakaian yang tersedia dan dapat digunakan di masing-masing Negara
adalah seperti yang ditunjukkan dalam keadaan III. Dapat dilihat bahwa penduduk
Indonesia akan menikmati 5.000 kg beras dan 500 helai pakaian. Jumlah ini
adalah lebih tinggi dari yang dapat mereka nikmati sebelum perdagangan (3.000
kg beras dan 5.000 helai pakaian). Keadaan yang sama di dapat di Thailand.
Sekarang mereka dapat menggunakan 5.000 kg beras dan 500 helai pakaian
(berbanding dengan 5.000 kg beras dan 250 helai pakaian sebelum dilakukan
spesialisasi dan perdagangan). Keadaan ini jelas menunjukkan perdagangan
memungkinkan setiap Negara menikmati lebih banyak barang dari yang dapat
dihasilkan di dalam negeri.
· Keuntungan Berbanding dan
Perdagangan
Corak spesialisasi dan perdagangan luar negeri yang akan
terjadi apabila masing-masing Negara menikmati keuntungan berbanding dalam
menghasilkan sesuatu barang, tidak banyak berbeda dengan di dalam keadaan di
mana masing-masing Negara mempunyai keuntungan mutlak. Hal ini dapat dilihat
dengan jelas dalam table 11.4, yang menggunakan produksi dan perdagangan mobil
dan televisi di Amerika Serikat dan Jepang.
Tabel
4
Keuntungan
Berbanding dan Keuntungan Luar Negeri
Keadaan I : Produksi sebelum
spesialisasi
|
|||||
Negara
|
Produksi Mobil
|
Produksi Televisi
|
Harga Relatif
|
||
Jepang
|
20
|
1.200
|
1 mobil = 60 Televisi
|
||
Amerika Serikat
|
50
|
1.500
|
1 mobil = 30 Televisi
|
||
Jumlah
|
70
|
2700
|
|||
Keadaan II : Produksi Sesudah
Spesialisasi
|
|||||
Negara
|
Produksi Mobil
|
Produksi Televisi
|
|||
Jepang
|
-
|
2.400
|
|||
Amerika Serikat
|
100
|
-
|
|||
Keadaan III : Konsumsi Sesudah
Perdagangan
(Kurs pertukaran : 1mobil =40
televisi)
|
|||||
Negara
|
Konsumsi Mobil
|
Konsumsi Televisi
|
|||
Jepang
|
40
|
800
|
|||
Amerika Serikat
|
60
|
1.600
|
|||
Jumlah
|
100
|
2.400
|
|||
Sebelum
Spesialisai
Dari keadaan yang digambarkan dalam keadaan
I dapat disimpulkan bahwa harga relatif mobil lebih murah di Amerika Serikat,
dan sebaliknya harga relative televisi adalah lebih murah di Jepang. Di Amerika
Serikat untuk memperoleh satu mobil yang harus dikorbankan adalah 30 televisi.
Di Jepang satu mobil dapat ditukar dengan 60 televisi. Ini berarti bahwa
Amerika Serikat mempunyai keuntungan berbanding dalam mengeluarjkn mobil dan
Jepang mempunyai keuntungan berbanding dalam memproduksi televisi.
Sesudah
Spesialisasi
Apabila dilakukan spesialisasi dan
perdagangan, kedua faktor produksi yang dimiliki oleh masing-masing Negara akan
digunakan untuk memproduksi barang yang memliliki keuntungan berbanding. Oleh
karena itu Jepang akan memproduksi televise dan Amerika serikat akan
memproduksi mobil. Tingkat produksi yang dicapai sesudah spesialisasi di Jepang
dan Amerika Serikat adalah seperti ditunjukkan dalam keadaan II, yaitu 100
mobil (diproduksikan Amerika Serikat adalah seperti ditunjukkan dalam
keadaan II, yaitu 100 mobil (diproduksikan Amerika Serikat) dan 2.400 televisi
(diproduksikan Jepang).
d. Keuntungan
Perdagangan
Corak keuntungan yang diperoleh
setelah perdagangan dilakukan:
1)
Produksi mobil meningkat (dari 70
menjadi 100 unit), tetapi produksi televisi berkurang (dari 2.700 menjadi 2.400
unit). Dan ini adalah keadaan yang menguntungkan. Harga pertukaran adalah: 40
televisi = 1 mobil. Berarti kekuarangan 300 televisi dapat diganti dengan
kenaikan produksi 7,5 mobil. Berarti tambahan 30 unit produksi mobil sama
nilainya dengan 1.200 televisi , jumlah yang lebih besar dari pengurangan
produksi televisi yang berlaku sesudah perdaganagan.
2)
Amerika Serikat menikmati keuntungan
yang nyata, karena mobil dan televisi yang dinikmatinya melebihi dari jumlah
yang dapat diproduksikan.
3)
Jumlah televisi di Jepang berkurang
sebanyak 1.200 – 800 = 400. Tetapi jumlah mobil menungkat sebanyak 40 -20 = 20.
Nilai mobil tambahan ini adalah: 20 x 40 = 800 unit televisi. Ini berarti
Jepang juga memperoleh keuntungan dari perdagangan luar negeri.
3.3 Keuntungan Perdagangan dengan
Menggunakan Grafik
Berdasarkan
data ekspor dan impor pada tahun 2005 sampai dengan 2013 diatas yang bersumber
dari BPS,
dapat terlihat bahwa Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke tahunnya.
Pertama untuk Impor, pada tahun 2005, Indonesia hanya dapat mengimpor barang
sebanyak 57.700 milyar USD. Sedangkan pada tahun 2006 mengalami peningkatan
sebesar 61.065 USD peningkatan ini tidak terlalu signifikan karena pada tahun
selanjutnya 2007 ke tahun 2008 mengalami kenaikan yang sangat drastis yaitu
129.197 milyar USD hal ini dikarenakan pada tahun 2008 Indonesia sedang
mengalami krisis moneter, dimana perekonomian Indonesia sedang buruk, mengalami
inflasi dan banyak jumlah uang beredar sehingga menyebabkan harga di pasaran
meningkat dan pemerintah lebih memilih impor.
Pada
tahun 2009 Indonesia mengalami penurunan impor pasca krisis, yaitu sebesar
96.829 milyar USD, walaupun mengalami penurunan namun impor pada tahun ini
tidak sekecil pada tahun sebelum 2008. Indonesia mengalami keadaan impor
tertinggi pada tahun 2012, peningkatan impor ini diakibatkan oleh meningkatnya
impor non migas dan migas. Selain itu, kenaikan impor juga dipengaruhi oleh
meningkatnya impor bahan baku dan barang modal. Laju pertumbuhan impor yang
lebih tinggi dibandingkan komponen ekspor menyebabkan Indonesia masih mengalami
defisit neraca perdagangan. Namun pada tahun 2013 ini Indonesia dapat
menurunkan sektor impor sebesar 51.351 juta USD.
Untuk
sektor ekspor dari tahun 2005 hingga 2008 mengalami pertumbuhan yang konstan
tetapi ekspor pada tahun tersebut jauh lebih besar jumlahnya daripada impor,
dengan selisih pertambahan sebesar 15 – 23 juta USD per tahunnya. Di tengah
melambatnya ekspor, permintaan domestik yang masih kuat menyebabkan impor masih
tumbuh cukup tinggi. Jika ekspor lebih tinggi daripada impor maka neraca
perdagangan dapat tidak mengalami defisit. Pada tahun 2011 Indonesia mengalami
peningkatan ekspor yang sangat drastis dari tahun sebelumnya sebesar 33 juta
USD dengan nilai ekspor 203.496 milyar USD. Sejak tahun 2005 hingga 2013,
sektor ekspor cenderung lebih tinggi daripada sektor impor. Berarti masyarakat
luar negeri masih percaya dan menyukai produk Indonesia. Hal ini juga
dikarenakan adanya kontribusi lebih dari sektor pertambangan dan perikanan, hal
ini disebabkan melonjaknya harga barang tersebut di luar negeri. Hanya pada
tahun 2012 dan 2013 saja ekspor Indonesia lebih kecil daripada impor, hal ini
menyebabkan neraca perdagangan mengalami defisit. Pada tahun 2013 ini, dalam
kondisi perekonomian global yang tidak menentu, kontribusi ekspor mengalami
penurunan drastis sebesar 57 juta USD, hal ini diakibatkan permintaan global
yang sedang menurun.
Impor
pada tahun 2013 ini lebih besar daripada ekspor, hal ini karena akan banyak
realisasi dari kesepakatan investasi kurun 2012-2013 seperti pembangunan pabrik
(mesin, bahan baku, bahan penolong dan lain-lain) yang masih berjalan hingga
tahun depan. Implementasi dari investasi tersebut akan membuat tekanan yang
cukup tinggi terhadap impor sehingga mau tidak mau harus dilakukan. Indonesia
harus bersiap akan hal tersebut karena negara ini masih menjadi magnet bagi
investor untuk menanamkan modalnya. Dengan masuknya banyak investor ini akan
membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin kuat. Sehingga nanti pada tahun
2015, yang sekarang investasi, membangun pabrik dan lain-lain, akan mulai
produksi dan sebagian ada yang melakukan ekspor. Kita bisa bayangkan, dengan
pemulihan ekonomi, maka pertumbuhan Indonesia akan sangat mungkin jauh lebih
besar dari sekarang. Berikut adalah presentase perubahan ekspor dan impor
menurut tahun.
3.4 Proteksi
dan Pembatasan Perdagangan
3.4.1
Pengertian proteksi
Proteksi merupakan perlindungan dalam perdagangan atau
industri. Tujuannya untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan
barang impor. Hal ini, misalnya dapat dijalankan dengan tariff. Quota dan
sebagainya. Pengertian tarif adalah pembebanan pajak atau custom duties
terhadap barang-barang yang melewati batas suatu Negara.
Tarif digolongkan menjadi:
a.
Bea ekspor adalah pajak/bea yang
dikenakan terhadap barang yang diangkut manusia ke Negara lain.
b.
Bea transito adalah pajak/bea yang
dikenakan terhadap barang-barang yang melalui wilayah suatu Negara dengan
ketentuan bahwa barang tersebut sebagai tujuan akhirnya adalah Negara lain.
c.
Bea impor adalah pajak/bea yang
dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam custom area suatu Negara
dengan ketentuan bahwa Negara tersebut sebagai tujuan akhir.
Proteksi
bisa berbentuk:
a.
Pengenaan tariff
Pengertian tarif adalah pembebanan
pajak atau custom duties terhadap barang-barang yang melewati batas suatu
negara.
b.
Quota
Pengertian Quota adalah pembatasan jumlah pisik terhadap
barang yang masuk (Quota impor) dan keluar (Quota ekspor).
c.
Pelarangan impor
Seandainya suatu Negara melarang impor barang A, maka
industri dalam negeri yang memproduksikan atau merakit barang A akan memperoleh
proteksi. Dalam hal ini proteksi bersifat mutlak bagi indiustri barang A dalam
negeri.
d.
Subsidi
Dengan adanya subsidi, produsen dalam negeri bisa menjual
barangnya lebih murah, sehingga bisa bersaing dengan barang impor. Subsidi yang
diberikan bisa dalam berbagai bentuk, misalnya:
1)
Subsidi langsung berupa sejumlah
uang tertentu
2)
Subsidi per unit produksi.
3.4.2
Faktor-faktor yang mendorong
proteksi
Dalam perdagangan luar negeri konsep proteksi berarti
usaha-usaha pemerintah yang mematasi atau mengurangi jumlah barang yang diimpor
dari Negara-negara lain denga tujuan untuk mencapai beberapa tujuan tertentu
yang penting artinya dalam pembangunan Negara dan kemakmuran perekonomian
Negara.
Ada
beberapa tujuan penting dari proteksi:
a.
Mengatasi masalah deflasi dan
pengangguran.
b.
Mendorong perkembangan industri baru
c.
Mendiversifikasikan perekonomian
d.
Menghindari kemerosotan industri-industri
tertentu
e.
Memperbaiki neraca pembayaran
f.
Menghindari neraca pembayaran
g.
Menghindari dumping
h.
Menambah pendapatan pemerintah
3.4.3
Alat pembatasan perdagangan
Proteksi
dan pembatasan perdagangan adalah kebijakan. Kebijakan pemerintah dalam
membatasi atau mengurangi barang-barang yang di impor. Halangan perdagangan
dapat dibedakan kepada empat jenis: tarif dan pajak impor, kuota pembatasan
impor. Hambatan perdagangan bukan tarif dan pembatasan penggunaan valauta
asing.
3.5
Globalisasi dan Pertumbuhan Ekonomi
3.5.1
Globalisasi
a. Pengertian globalisasi dalam bidang
ekonomi
Pada
zaman sekarang ini orang sering menyebut dengan era atau zaman globalisasi.
Globalisasi berasal dari kata global yabg artinya meliputi seluruh dunia atau
secara keseluruhan. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia globalisasi adalah
proses masuknya keruang lingkup dunia. Dalam globalisasi, peristiwa di satu
negara akan mempengaruhi seluruh penjuru dunia. Globalisasi ditandai dengan
munculnya perusahaan asing yg beroperasi di dalam negeri. Perusahaan tersebut
dikenal dengan perusahaan Multinasional. Contoh perusahaan Multinasional adalah
Freeport dari Amerika serikat dan British Petroleum dari Inggris, yakni
perusahaan asing yang bergerak di bidang perminyakan. Ada pula Mc. Donald dan
Pizza Hut yang bergerak di bidang makanan cepat saji. Jadi globalisasi ekonomi
yaitu perkembangan perdagangan yang lainnya yang semakin tahun semakin
meningkat sehingga jarak antara setiap Negara terasa amat dekat karena adanya
faktor kerjasama yang terjalin antara setiap Negara sehingga dalam hubungan
tersebut mendatangkan akibat negatif dan positif dalam globalisasi ekonomi.
b. Faktor yang mewujudkan globalisasi ekonomi
Ada beberapa faktor yang mewujudkan globalisasi
ekonomi, antara lain:
1) Perkembangan politik dunia
2) Peningkatan praktek perdagangan bebas
3) Perkembangan perusahaan multi nasional
4) Perkembangan investasi portofolio di
pasaran luar negeri
5) Kemajuan teknologi dalam bidang
informasi dan pengangkutan
c. Peran Indonesia dalam globalisasi ekonomi
Dalam
Globalisasi ekonomi, Indonesia berperan aktif dalam berbagai lembaga ekonomi
Internasional, diantaranya adalah Bank Dunia, APEC, dan WTO. Indonesia juga
anggota organisasi Negara-negara pengekspor minyak yang disebut OPEC
(Organization of Petroleum Exporting Countries).
d. Dampak globalisasi ekonomi
1)
Dampak positif globalisasi ekonomi
a)
Produksi
global dapat ditingkatkan
Pandangan
ini sesuai dengan teori Keuntungan Komparatif dari David Ricardo. Melalui
spesialisasi dan perdagangan faktor-faktor produksi dunia dapat digunakan
dengan efisien, output dunia bertambah dan masyarakat akan memperoleh
keuntungan dari spesialisasi dan perdagangan dalam bentuk pendapatan yang
meningkat, selanjutnya
dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
dapat meningkatkan pembelanjaan dan tabungan.
b)
Meningkatkan
kemakmuran masyarakat dalam suatu Negara
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
Perdagangan yang lebih bebas memungkinkan masyarakat dari berbagai negara mengimpor lebih banyak barang dari luar negeri. Hal ini menyebabkan konsumen mempunyai pilihan barang yang lebih banyak. Selain itu, konsumen juga dapat menikmati barang yang lebih baik dengan harga yang lebih rendah.
c)
Meluaskan
pasar untuk produk dalam negeri
Perdagangan luar negeri yang lebih bebas
memungkinkan setiap negara memperoleh pasar yang jauh lebih luas dari pasar
dalam negeri. Semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor, dengan
catatan produk ekspor Indonesia mampu bersaing di pasar internasional. Hal ini
membuka kesempatan bagi pengusaha di Indonesia untuk melahirkan produk-produk
berkualitas, kreatif, dan dibutuhkan oleh pasar dunia.
d)
Dapat
memperoleh lebih banyak modal dan teknologi yang lebih baik
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang. Semakin mudah mengakses modal investasi dari luar negeri. Apabila investasinya bersif langsung, misalnya dengan pendirian pabrik di Indonesia maka akan membuka lapangan kerja. Hal ini bisa mengatasi kelangkaan modal di Indonesia.
Modal dapat diperoleh dari investasi asing dan terutama dinikmati oleh negara-negara berkembang karena masalah kekurangan modal dan tenaga ahli serta tenaga terdidik yang berpengalaman kebanyakan dihadapi oleh negara-negara berkembang. Semakin mudah mengakses modal investasi dari luar negeri. Apabila investasinya bersif langsung, misalnya dengan pendirian pabrik di Indonesia maka akan membuka lapangan kerja. Hal ini bisa mengatasi kelangkaan modal di Indonesia.
e)
Menyediakan
dana tambahan
Untuk
pembangunan ekonomi Pembangunan sektor industri dan berbagai sektor lainnya
bukan saja dikembangkan oleh perusahaan asing, tetapi terutamanya melalui
investasi yang dilakukan perusahaan swasta domestik. Perusahaan domestik
ini seringkali memerlukan modal dari bank atau pasar saham, dan dari luar
negeri terutama dari negara-negara maju yang memasuki pasar uang dan pasar
modal di dalam negeri dapat membantu menyediakan modal yang dibutuhkan
tersebut.
f)
Semakin
mudah memperoleh barang-barang yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa
diproduksi di Indonesia.
g)
Liberalisasi
Perdagangan barang, jasa layanan, dan komodit lain memberi peluang kepada Indonesia untuk ikut bersaing merebut pasar perdagangan luar negeri, terutama hasil pertanian, hasil laut, tekstil, dan bahan tambang. Di bidang jasa kita mempunyai peluang menarik wisatawan mancanegara untuk menikmati keindahan alam dan budaya tradisional yang beraneka ragam.
Perdagangan barang, jasa layanan, dan komodit lain memberi peluang kepada Indonesia untuk ikut bersaing merebut pasar perdagangan luar negeri, terutama hasil pertanian, hasil laut, tekstil, dan bahan tambang. Di bidang jasa kita mempunyai peluang menarik wisatawan mancanegara untuk menikmati keindahan alam dan budaya tradisional yang beraneka ragam.
2) Dampak negatif globalisasi ekonomi
a) Kemungkinan hilangnya pasar produk
ekspor Indonesia karena kalah bersaing dengan produksi negara lain yang lebih
murah dan berkualitas. Misalnya produk pertanian kita kalah jauh dari Thailand.
b) Membanjirnya produk impor di pasaran
Indonesia sehingga mematikan usaha-usaha di Indonesia. Misalnya, ancaman produk
batik Cina yang lebih murah bagi industri batik di tanah air.
c) Ancaman dari sektor keuangan dunia yang
semakin bebas dan menjadi ajang spekulasi. Investasi yang sudah ditanam di
Indonesia bisa dengan mudah ditarik atau dicabut jika dirasa tidak lagi
menguntungkan. Hal ini bisa memengaruhi kestabilan ekonomi.
d) Ancaman masuknya tenaga kerja asing
(ekspatriat) di Indonesia yang lebih profesional SDMnya. Lapangan kerja di
Indonesia yang sudah sempit jadi semakin sempit
e) Perusahaan dalam negeri lebih tertarik
bermitra dengan perusahaan dari luar. Akibatnya kondisi industry dalam negeri
sulit berkembang.
f) Terjadi kerusakan lingkungan dan polusi
limbah industri.
g) Suatu perusahaan asing memindahkan
usahanya keluar negeri mengakibatkan PHK tenaga kerja dalam negeri.
h) Arus masuk perdagangan luar negeri
menyebakan defisit perdagangan nasional
i)
Maraknya
penyelundupan barang ke Indonesia.
j)
Masuknya
wisatawan ke Indonesia melunturkan nilai luhur bangsa.
3.5.2
Pertumbuhan Ekonomi
a. Pengertian
Pertumbuhan
ekonomi adalah proses peningkatan pendapatan (PDB) tanpa mengaitkannya dengan
tingkat pertambahan penduduk. Pertumbuhan penduduk biasanya dikaitkan dengan
tingkat pembangunan ekonomi, atau bahkan tidak jarang dianggap hal yang sama.
b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi perekonomian
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perekonmian Indonesia tidak terlepas dari permasalahan
kesenjangan dalam pengelolaan perekonomian, dimana para pemilik modal besar
selalu mendapatkan kesempatan yang lebih luas dibandingkan dengan para
pengusaha kecil dan menengah yang kekurangan modal.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia secara umum yaitu:
1) Faktor produksi, yaitu harus mampu memanfaatkan tenaga
kerja yang ada dan penggunaan bahan baku industri dalam negeri semaksimal
mungkin.
2) Faktor investasi, yaitu dengan membuat kebijakan
investasi yang tidak rumit dan berpihak pada pasar.
3) Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran,
harus surplus sehingga mampu meningkatkan cadangan devisa dan menstabilkan
nilai rupiah.
4) Faktor kebijakan moneter dan inflasi, yaitu kebijakan
terhadap nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga ini juga harus di
antisipatif dan diterima pasar.
5) Faktor keuangan negara, yaitu berupa kebijakan fiskal
yang konstruktif dan mampu membiayai pengeluaran pemerintah.
c.
Teori mengenai hubungan antara faktor produksi dengan pertumbuhan ekonomi
Beberapa teori telah dikemukakan yang merangkan mengenai
hubungan diantara berbagai faktor produksi dengan pertumbuhan ekonomi.
Pandangan teori tersebut adalah:
1)
Teori klasik
Menekankan tentang pentingnya faktor fator produksi dalam menaikkan
pendapatan nasional dan mewujudkan pertumbuhan. Akan tetapi yang terutama
diperhatikan ahli ekonomi klasik adalah peranan tenaga kerja. Menurut mereka
tenaga kerja yang berlebihan akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
2)
Teori Schumpeteer
Menekankan tentang peranan usahawan yang akan melakukan inovasi dan
investasi untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi.
3)
Teori Harrod-Domar
Menekankan peranan investasi sebagai faktor yang menimbulkan pertambahan
pengeluaran agregat. Teori ini pada dasarnya menekankan peranan segi permintaan
dakam mewujudkan pertumbuhan.
4)
Teori neo klasik
Melalui kajian empirikal teori ini menunjukkan bahwa perkembangan teknologi
dan peningkatan kemahiran masyarakat merupakan faktor yang terpenting dalam
mewujudkan pertumbuhan ekonomi
d.
Kebijakan pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi
1)
Kebijakan diversivikasi kegiatan ekonomi, langkah pertama yang perlu
dilakukan adalah memodernkan kegiatan ekonomi yang ada. Sedankan langkah
penting yang harus dilakukan adalah mengembangkan kegiatan ekonomi yang baru
yang dapat mempercepat informasi kegiatan ekonomi yang bersifat tradisional
kepada kegiatan ekonomi yang modern.
2)
Mengembangkan infrastruktur, modernisasi pertumbuhan ekonomi memerlukan
infrasturuktur yang modern pula. Berbagai kegiatan ekonomi memerlukan infrastruktur
yang berkembang, seperti jalan, jembatan, lapangan terbang, pelabuhan, kawasan
perindustrian, irigasi dan penyediaan air, listrik dan jaringan telepon.
3)
Meningkatkan tabungan dan investasi, pendapatan masyarakat yang rendah
menyebabkan tabungan masyarakat rendah. Sedangakan pembangunan memerlukan
tabungan yang besar untuk membiayai investasi yang dilakukan. Kekurangan
invesatsi selalu dinyatakan sebagai salah satu sumber yang dapat menghambat
pembangunan ekonomi. Oleh sebab itu syarat penting yang perlu dilakukan untuk
mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi adalah meningkatkan tabungan
masyaraka
4)
Meningkatkan taraf pendidikan masyarakat, dari segi pandangan individu
maupun dari segi secara keseluruhan, pendidikan merupakan satu investasi yang
sangat berguna dalam pembangunan ekonomi. Individu yang memperoleh pendidikan
tinggi cenderung akan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi, jadi semakin
tinggi pendidikan maka semakin tinggi pula pendapatan yang diperoleh
5)
Merumuskan dan melaksanakan perencanaan ekonomi, kebijakan pemerintah yang
konvensional yaitu kebijakan fiskal dan moneter tidak dapat mewujudkan
pertumbuhan ekonomi yang diharapkan. Untuk mengatasinya pada tahap mula dari
pembangunan ekonomi perencanaan pembanguna perlu dilakukan. Melalui perencanaan
pembangunan dapat pula ditentukan sejauh mana investasi swasta dan pemerintah
perku dilakukan untuk mencapai suatu tujuan pertumbuhan yang telah ditentukan
0 komentar:
Posting Komentar