Perhitungan Pendapatan Nasional
PENDAPATAN
NASIONAL
I. Pengertian
Pendapatan nasional adalah jumlah
pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) di suatu
negara dari penyerahan faktor-faktor produksi dalam satu periode,biasanya
selama satu tahun. Perhitungan tersebut berdasarkan anggapan bahwa pendapatan
nasional merupakan penjumlahan biaya hidup selama setahun. Konsep pendapatan
nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari Inggris yang
berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya.pada tahun 1665. Namun pendapat
tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut
pandangan ilmu ekonomi modern, alat utama sebagai pengukur kegiatan
perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (gross National Product, GNP) yaitu
seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh suatu negara
yang diukur menurut harga pasar. Oleh karena itu pengertian pendapatan nasional
adalah ukuran dari nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara
dalam kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun) yang dinyatakan dalam satuan
uang.
1. Produk Domestik
Bruto (Gross Domestic Product GDP)
Produk domestic
bruto merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh
unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama 1 tahun. Dalam
perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah suatu Negara.
Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan
penyusutannya, karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat
bruto/kotor. Semua hasil produksi orang/perusahaan asing di dalam negeri yang
harus dibayarkan disebut factor income payment to aboard, sedangkan hasil
produksi diluar negeri yang diterima disebut factor income receipt from aboard.
Apabila yang dibayarkan lebih kecil daripada yang diterima, maka akan terjadi
pembayaran ke dalam negeri. Selisihnya merupakan pendapatan neto ke luar negeri
atau disebut net factor income payment
to aboard.
Jika net factor
income tersebut diberi notasi n maka
GDP – n
= GNP atau GNP + n = GDP
Pada pembahasan
selanjutnya nanti akan dibahas pula metode penghitungan pendapatan nasional
yang melalui pendekatan / metode produksi.
2. Produk Nasional Bruto (Gross National
Product GNP)
Produk Nasional
Bruto atau PNB meliputi nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan
oleh penduduk suatu Negara (nasional) selama 1 tahun. Dalam pengertian PNB
(GNP) ini, termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga
Negara yang berada diluar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi
perusahaan asing yang beroperasi diwilayah Negara tersebut. Apabila ada hasil
produksi perusahaan asing yang beroperasi diwilayah Negara Indonesia, harus
dikurangkan. Sebenarnya perbedaan PDB dengan PNB terletak pada net factor
income saja.
Jika GDP lebih
besar dari GNP, maka penanaman modal asing lebih besar dari penanaman modal
Negara tersebut diluar negeri. Keadaan seperti ini merupakan indikasi bahwa
Negara itu belum meluaskan usahanya ke luar negeri dan masih menerima banyak
modal dari luar negeri. Sebaliknya, jika GDP lebih kecil dari GNP biasanya
Negara itu mampu menanamkan modal lebih banyak di luar negeri daripada menerima
modal asing dari luar negeri. Produk nasional Bruto merupakan pendapatan nasional
yang diperoleh melalui pendekatan metode pengeluaran.
3. Produk Nasional Neto (Net National Product)
Produk Nasional
neto (NNP) adalah GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan yang disebut juga
replacement dari barang modal. Replacement atau penggantian barang
modal/penyusutan bagi peralatan produksi yang terpakai dalam proses produksi
umumnya bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat
menimbulkan kesalahan meskipun relative kecil.
Berikut rumus untuk
mengetahui NNP :
NNP =
GNP – Penyusutan (Replacement)
4. Pendapatan nasional Neto (Net National
Income)
Pendapatan Nasional
Neto (NNI) adalah pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang
diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNi dapat diperoleh
dari NNP dikurangi pajak tidak langsung. Pajak tidak langsung adalah pajak yang
bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain, contoh pajak penjualan, pajak
hadiah, pajak impor, bea ekspor, dan cukai- cukai.
Berikut rumus untuk
mencari NNI :
NNI =
NNP – Pajak Tidak Langung
Namun bila terdapat
depresiasi atas suatu kegiatan produksi maka NNP akan dikurangi pula dengan
jumlah depresiasi tersebut. hal ini dikarenakan setiap kegiatan produksi pasti
akan diikuti penyusutan dari berbagai sector yang terkait didalamnya.
5. Pendapatn Perseorangan (Personal Income)
Pendapatan
perseorangan (Personal Income)adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh
setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
melakukan kegiatan apapun. Pendapatan perseorangan juga menghitung pembayaran
transfer (transfer payment). Transfer payment adalah penerimaan-penerimaan yang
bukan merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian
pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana pensiunan, tunjangan
sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah, dan
sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan, terlebih dahulu
NNI harus dikurangi dengan :
– pajak laba
perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah),
– laba yang tidak
dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam perusahaan untuk beberapa
tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan perusahaan), dan
– iuran pensiun
(iuran yang dikumpulkan oleh setiap tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan
maksud untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi
bekerja (pension). Juga termasuk iuran jaminan sosial serta iuran asuransi.
Berikut adalah cara
untuk mengetahui pendapatan perseorangan (PI) :
PI = NNI – (pajak
perusahaan + laba ditahan + iuran jaminan sosial) + transfer payment
6. Pendapatan yang
Dapat Dibelanjakan (Disposable Income)
Pendapatan yang
siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi. Disposable income ini diperoleh
dari personal income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung
(direct tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak
lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya pajak
pendapatan. Berikut adalah cara untuk mengetahui pendapatan yang dapat
dibelanjakan (Disposable Income) :
Disposable income =
Personal Income – Direct tax (Pajak Pengahasilan)
II. Penghitungan Pendapatan Nasional
Seperti yang telah
diuraikan sebelumnya pendapatan nasional bisa saja berbentuk PDB atau GNP.
Dalam perhitungannya, kedua unsur ini tidak dibedakan secara jelas. Namun
biasanya orang hanya akan menghitung PDB atau GDP karena GNP dapat diperoleh
dengan menambahkan PDB atau GDP dengan net income from aboard. Untuk menghitung
pendapatan nasional dapat digunakan tiga metode yaitu :
a. Pendekatan
Produksi
Penghitungan pendapatan nasional dengan
pendapatan produksi adalah dengan menghitung jumlah produksi masing – masing
sector ekonomi kemudian dijumlahkan. Metode ini dapat juga dilakukan dengan
cara keseluruhan nilai tambah dari semua sector kegiatan ekonomi. Ketika
menghitung pendapatan nasional harus dihindarin terjadinya perhitungan ganda.
Oleh karena itu, pendekatan produksi diperoleh dengan menjumlahkan nilai tambah
(bukan nilai jual) seluruh barang dan jasa yang dihasilkan. Apabila di suatu
Negara terdapat beberapa sector, yaitu sector ekstraktif (E), agraris (A),
industry (I), niaga/perdagangan (N), dan jasa (J), maka nilai yang diperoleh
disebut national income yang dirumuskan sebagai berikut :
NI = E +A + I + N +
J
Penghitungan
pendapatan nasional dengan metode produksi ini dedasarkan atas jumlah hasil
barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat atau negara dalam satu tahun. Semua
nilai hasil akhir barang dan jasa tersebut dijumlahkan. Hal ini berarti bahwa
pendapatan nasional atas dasar harga pasar (NI) besarnya sama dengan produk nasional
atas dasar harga pasar. Nilai pendapatan nasional diperoleh dengan cara
menjumlahkan nilai – nilai tambahan yang diciptakan oleh tiap – tiap sector
yang ada dalam perekonomian. Seluruh nilai tambahan yang diciptakan dalam suatu
sector merupakan nilai produksi dari sector tersebut yang disumbangkan kepada
pendapatan nasional. Selain untuk menunjukkan besarnya kontribusi dari tiap
–tiap sector ekonomi kepada pendapatan nasional, penghitungan dengan cara
produksi dilakukan hanya dengan menjumlahkan niulai – nilai tambahan yang
diciptakan adalah dengan tujuan untuk menghindari penghitungan 2 kali.
b. Pendekatan
Pendapatan
Pendapatan nasional
ditentukan dengan menjumlahkan pendapatan yang diperoleh para pekerja,
pendapatan para pengusaha, dan pendapatan pemilik modal yang dapat berupa upah
atau gaji, bunga modal, dan laba. Dalam pendekatan pendapatan, PDB atau GDP
didefinisikan sebagai total pendapatan dari faktor – faktor produksi yang
terlibat dalam proses produksi disuatu Negara dalam periode tertentu.
Menurut Suryana,
pendekatan ini dilakukan dengan cara menjumlahkan pendapatan dari faktor –
faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Pendapatan
yang dihitung adalah pendapatan yang diperoleh oleh mereka yang memiliki faktor
– faktor produksi, seperti pemilik modal, pekerja, dan pengusaha. Para pemilik
faktor produksi ini masing – masing memperoleh gaji, sewa, bunga modal, dan
profit yang dilambangkan dengan wages (w), rent (r), interest (i), dan profit
(p). dengan demikian NI dirumuskan :
NI = w + r + i + p
Penghitungan
pendapatan nasional dengan metode pendapatan, pada umumnya menggolongkan
pendapatan yang diterima sector – sector produksi dengan cara sebagai berikut :
Pendapatan para
pekerja, yakni gaji dan upah.
Pendapatan dari
usaha perseorangan (perusahaan perseorangan).
Pendapatan dari
sewa.
Bunga neto, yakni
seluruh nilai pembayaran bunga yang dilakukan dikurangi bunga pinjaman konsumsi
dan bunga pinjaman pemerintah.
Keuntungaan
perusahaan.
Bunga pinjaman
pemerintah dan bunga pinjaman untuk konsumsi tidak dihitung sebagai bagian dari
pendapatan nasioal. Hal ini karena pembayaran bunga tersebut bukanlah bunga
yang dibayarkan kepada modal yang dimiliki oleh masyarakat dan perusahaan, yang
dipinjamkan dalam kegiatan yang bertujuan untuk melakukan pembentukan
modal/investasi. Berdasarkan alasan yang sama bunga yang dibayar oleh konsumen
untuk membeli batang – barang konsumsi secara cicilan tidak termasuk sebagai
bagian dari pendapatan nasional.
c. Pendekatan Pengeluaran
Berdasarkan metode
ini, pendapatan nasional dapat dihitung dari seluruh pengeluaran yang dilakukan
oleh seluruh masyarakat, pengeluaran masyarakat dapat dibedakan sebagai berikut
:
Pengeluaran
konsumsi rumah tangga
Pengeluaran
konsumsi pemerintah, baik pusat maupun daerah,
Pembentukan modal
tetap bruto seperti persediaan barang – barang dan alat – alat produksi tahan
lama.
Ekspor barang dan
jasa dikurangi impor barang dan jasa.
Apabila pengluaran
konsumsi rumah tangga dilambangkan (C), pengeluaran konsumsi pemerintah
dilambangkan (G) pembentukan investasi dilambangkan dengan (I), ekspor barang
dan jasa dilambangkan (X), dan impor barang dan jasa dilambangkan dengan (M),
maka NI dirumuskan :
PN = C + G + I + (X
– M)
III. Pendapatan per Kapita
Pendapatan per
kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara.
Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu
negara dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan per kapita juga
merefleksikan PDB per kapita.Pendapatan per kapita sering digunakan sebagai
tolok ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar
pendapatan per kapitanya, semakin makmur negara tersebut. dengan demikian
pendapatan per kapita adalah pendapatan rata – rata penduduk suatu Negara.
Sehingga rumusnya adalah :
Pendapatan per
Kapita = Jumlah pendapatan Nasional
Jumlah Penduduk
jika penpadatan nasional untuk
berbagai tahun diketahui, menentukan pendapatan per kapita bukanlah hal sulit.
Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata – rata penduduk. Oleh karena itu,
untuk mendapatkan pendapatan per kapita dalam suatu tahun tertentu adalah
dengan cara membagi pendapatan pada tahun tertentu dengan jumlah penduduk pada
tahun tersebut. untuk menentukan tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita dari
tahun ke tahun dapat dityentukan dengan cara penentuan pendapatan nasional rill,
yaitu dengan rumus berikut :
GT = PNRt –
PNRt-1 / PNRt-1 x 100%
Keterangan :
GT = Pertumbuhan pendapatan per
kapita yang dinyatakan dalam persen.
PNRt = Pendapatan per kapita pada tahun t
PNRt-1 = Pendapatan per kapita pada tahun ke (t-1)
sebelum tahun ke– t
Kegunaan
Perhitungan Pendapatan per Kapita adalah
sebagai berikut :
ᴥ. Sebagai data
perbandingan tingkat kesejahteraan suatu Negara dengan Negara lain.
ᴥ. Sebagai
perbandingan tingkat standar hidup suatu Negara dengan Negara lainnya.
ᴥ. Sebagai data
untuk kebijakan atau sebagai bahan baku pertimbangan mengambil kebijakan mengambil langkah di bidang ekonomi.
ᴥ. Sebagai data
untuk melihat tingkat perbandingan kesejahteraan masyarakat suatu Negara dari
tahun ke tahun
IV. Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB)
Pembangunan suatu
daerah dapat berhasil dengan baik apabila didukung suatu perencanaan yang
mantap sebagai dasar penentuan strategi, pengambilan keputusan, dan evaluasi
hasil – hasil pembangunan. Dalam menyusun perencanaan pembangunan yang baik
perlu menggunakan data statistic yang memuat informasi tentang kondisi rill
suatu daerah pada saat tertentu sehingga kebijakan dan strategi yang telah atau
akan dilaksanakan dapat dimonitor dan dievaluasi.
Produk Domestik
Regional bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah atau jumlah nilai barang dan
jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah dalam
satu tahun tertentu. PDRB dihitung berdasarkan harga barang yang berlaku dan
atas harga konstan. PDRB atas harga berlaku menggambarkan nilai – nilai tambah
barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tersebut, sedangkan
PDRB atas harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga pada tahun dasar.
PDRB merupakan
jumlah bruto yang dihasilkan suatu daerah dalam satu tahun tertentu. Perbedaan
antara konsep neto dan bruto ialah konsep bruto masih mengandung komponen
penyusutan, sedangkan pada konsep neto komponen penyusutan tersebut telah
dikeluarkan. Dengan demikian, PDRN sama dengan PDRB dikurangi dengan biaya
penyusutan atas barang modal yang digunakan dalam proses produksi barang dan
jasa.
Metode Penghitungan
PDRB atas Dasar Harga Berlaku
Penghitungan PDRB suatu daerah
secara umum dapat dilakukan dengan menggunakan 2 metode, yaitu metode langsung
dan metode tidak langsung. Metode lamngsung adalah metode penghitungan PDRB
dengan cara langsung menghitung nilai tambah yang terbentuk atau diperoleh pada
masing – masing komponen penyusunan yaitu dengan cara :
Pendekatan Produksi
Yaitu dengan cara
menghitung nilai tambah dari barang dan jasa yang berhasil diciptakan oleh
masing – masing kegiatan ekonomi yang ada pada suatu wilayah dan kemudian
menjumlahkannya
Pendekatan
pendapatan
Yaitu dengan
menghitung semua balas jasa yang diterima oleh masing – masing faktor produksi,
yaitu upah dan gaji, dan surplus usaha serta ditambah dengan unsur penyusutan
dan pajak tidak langsung neto.
Pendekatan
Pengeluaran
Perhitungan PDRB
dengan pendekatan pengeluaran bertitik pada penggunaan akhir dari barang/jasa
di wilayah kabupaten/kota. Jadi, PDRB dihitung berdasarkan komponen pengeluaran
akhir yang menggunakan /mengkonsumsi nilai tambah.
Metode Perhitungan
PDRB atas Dasar harga Konstan
Perhitungan atas dasar harga konstan ini
berguna untuk perencanaan ekonomi secara keseluruhan atau secara sektoral. Oleh
karena itu, untuk dapat mengukur perubahan volume produksi dan perkembangan
produktivitas secara nyata, faktor pengaruh perubahan harga perlu dihilangkan
dengan cara menghitung PDRB atas harga konstan dilakukan dengan membandingkan
output pada tahun berjalan dengan indeks harga. Dari segi metode statistic,
nilai tambah atas dasar harga konstan dapat diperoleh dengan beberapa metode
sebagai berikut.
Revaluasi
Metode ini
dilakukan dengan cara mengalikan volume produksi barang dan jasa yang
dihasilkan pada tahun yang berjalan dengan harga barang dan jasa tersebut pada
tahun dasar.
Ekstrapolasi
Metode ini
dilakukan dengan cara membagi nilai produksi pada tahun berjalan dengan suatu
indeks volume dan dikalikan 100. Indeks volume yang digunakan sebagai
ekstrapolasi dapat merupakan indeks dari masing – masing produksi yaitu tenaga
kerja, jumlah perusahaan, dan lainnya yang dianggap sesuai.
Deflasi
Metode ini,
dilakukan dengan cara membagi nilai pada tahun berjalan dengan suatu indeks
harga sebagai deflator dan dikalikan 100. Indeks harga yang digunakan sebagai
deflator adalah indeks harga yang sesuai dengan sifat dan komoditas dari
kegiatan ekonomi yang dihitung nilainya, seperti indeks harga produsen, indeks
harga bahan bangunan, indeks harga bahan pertambangan dan sebagainya.
Deflasi berganda
Metode ini
dilakukan dengan mendeflasikan secara terpisah antara output dan biaya antara
atau nilai tambah dari masing – masing kegiatan ekonomi. Indeks harga yang
digunakan sebagai deflatopr untuk menghitung output biasanya merupakan indeks
harga produsen sedangkan untuk menghitung indeks biasanya merupakan harga dari
komponen input terbesar.
V. Produk Domestik Bruto dan Kemakmuran
Semakin tinggi
produksi masyarakat, semakin tinggi pula pendapatan nasional. Perbandingan
antara tingkat pendapatan nasional dengan banyaknya jumlah penduduk dan
penerima pendapatan di kalangan penduduk menunjukkan tingkat kemakmuran.
Tingkat kemakmuran bagi Negara – Negara atau daerah yang hanya bergantung pada
hasil – hasil yang ada pada daerah sendiri ditentukan oleh faktor berikut :
Kekayaan berupa
sumber – sumber ekonomi ( kekayaan alam)
Jumlah penduduk
Kemampuan penduduk
dalam menerapkan teknik produksi.
Faktor – faktor
tersebut dapat dirumuskan :
K = AT / P
Untuk mencapai
tingkat kemakmuran suatu Negara dibutuhkan pertumbuhan ekomoni yang dinamis. Pertumbuhan
ekonomi terjadi jika ada kenaikan PDB dari tahun sebelumnya dengan mengabaikan
pertumbuhan penduduk.
VI. Manfaat dan Tujuan Penghitungan
Pendapatan Nasional
Setelah kalian mempelajari pendapatan
nasional, mulai pengertian, cara perhitungan, komponen dan konsepnya, manfaat
apa yang dapat diperoleh? Sekarang akan dikemukakan manfaat yang dapat
diperoleh dari mempelajari pendapatan nasional.
Adapun manfaat tersebut sebagai berikut:
a. Dapat mengetahui/menelaah struktur ekonomi suatu
negara.
b. Dapat
membandingkan perekonomian suatu negara, masyarakat bahkan keluarga dari suatu
waktu ke waktu lainnya.
c. Dapat membandingkan perekonomian antardaerah.
d. Dapat menghitung atau memperkirakan
pendapatan pribadi atau keluarga dalam satu periode tertentu.
Tujuan Perhitungan
Pendapatan Nasional
Tujuan mempelajari
perhitungan pendapatan nasional, sebagai berikut:
a.
Untuk melihat kemajuan masyarakat dan negara di bidang perekonomian
serta melihat pemerataan pembangunan
guna mencapai keadilan dan kemakmuran.
b.
Untuk memperoleh taksiran akurat tentang nilai barang dan jasa yang
dihasilkan suatu masyarakat dalam satu
tahun.
c.
Untuk mengkaji dan mengendalikan faktor-faktor yang memengaruhi tingkat
perekonomian suatu negara.
d.
Untuk membantu membuat rencana dan melaksanakan program pembangunan
berjangka guna mencapai tujuan pembangunan nasional.
VII. Faktor yang memengaruhi
Permintaan dan
penawaran agregat
Permintaan agregat
adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh
sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga, sedangkan penawaran agregat
menunjukkan hubungan antara keseluruhan penawaran barang-barang dan jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat harga tertentu.Konsumsi
merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pendapatan nasional. Jika terjadi
perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka perubahan tersebut akan
menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat pengangguran dan
tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada permintaan
agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional (pendapatan
nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan
pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan
menurunkan output nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.
Konsumsi dan
tabungan
Konsumsi adalah
pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam suatu
perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan
tabungan (saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk
konsumsi. Antara konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya.
Hal ini dapat kita lihat dari pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological
consumption yang membahas tingkah laku masyarakat dalam konsumsi jika
dihubungkan dengan pendapatan.
Investasi
Pengeluaran untuk
investasi merupakan salah satu komponen penting dari pengeluaran agregat.
0 komentar:
Posting Komentar