Dasar – dasar Perencanan
Pertemuan 9
BAB 9
Dasar – dasar Perencanan
A. Definisi perencanaan menurut
tokoh luar :
· Terry
(1975), Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta, membuat
serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang dengan menggambarkan
dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini diperlukan untuk
mencapai suatu hasil tertentu.
· M.Farland,
Perencanan adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan mengunakan sebagian
pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya.
· Harold Koontz
dan Cyril O’Donnel, Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan
dengan memilih tujuan-tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur,
program-program dari alternatif-alternatif yang ada.
Dapat
disimpulkan dari ketiga pendapat tersebut bahwa perencanaan adalah fungsi
seorang manajer dalam menghubungkan fakta-fakta, menggunakan
asumsi-asumsi yang berhubungan dengan masa depan untuk merancang dan
merumuskan tujuan,kebijakan dan kegiatan tertentu yang diperlukan,untuk
mencapai hasil tertentu.
B. Definisi
perencanaan menurut tokoh dalam negeri:
· Siagian
(1994), Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara
matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam
rangka pencapaian yang telah ditentukan.
· Drs.H.Malayu
S.P Hasibuan, Rencana adalah sejumlah keputusan mengenai keinginan dan berisi
pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkan itu. Jadi,setiap
rencana mengandung dua unsur,yaitu:”tujuan dan pedoman”.
· Kusmiadi
(1995), Perencanaan adalah proses dasar yang kita gunakan untuk
memilih tujuan-tujuan dan menguraikan bagaimana cara pencapainnya.Dapat
disimpulkan dari ketiga pendapat tersebut bahwa perencanaan adalah proses
pemikiran mengenai hal-hal apa yang diinginkan atau dikerjakan di masa
mendatang dan menguraikan bagaimana cara mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.Terlihat perbedaan kesimpulan pendapat tokoh luar dan
tokoh dalam negeri,namun dapat ditarik garis besar bahwa perencanaan adalah
proses pemikiran yang dilakukan oleh manajer dalam menghubungkan fakta,
menggunakan asumsi mengenai hal apa yang ingin dikerjakan dan bagaimana
mencapainya dimasa mendatang ,untuk mencapai hasil tertentu.
1. Dasar Pemikiran Perencanaan
Suatu perencanaan selalu mengambil tindakan yang rasional dan cerdas. Tetapi sebenernya, suatu tindakan berpikir cerdas tersebut merupakan pemikiran tentang suatu subjek dari banyak pendapat. Mereka menyebutnya proses perencanaan ini sebagai tindakan yang rasional karena argumen yang ada dapat merekonstruksi dan membuat kesimpulan sehingga orang lain yang dipimpin dapat menghasilkan sesuatu kesimpulan yang sama.
Suatu perencanaan selalu mengambil tindakan yang rasional dan cerdas. Tetapi sebenernya, suatu tindakan berpikir cerdas tersebut merupakan pemikiran tentang suatu subjek dari banyak pendapat. Mereka menyebutnya proses perencanaan ini sebagai tindakan yang rasional karena argumen yang ada dapat merekonstruksi dan membuat kesimpulan sehingga orang lain yang dipimpin dapat menghasilkan sesuatu kesimpulan yang sama.
Jadi, seorang pengambil keputusan biasanya dilibatkan dengan banyak argumen
yang dibuat oleh para pendukung tindakan serta dihadapkan dengan masalah
menilai suatu tindakan dari berbagai argumen tersebut agar dapat diterima. Bagi
mereka informasi yang diberikan oleh suatu kritik ideologis merupakan rambu
yang berguna tentang apa yang mungkin mendasari proposal. Kritik ini
digunakan untuk mengevaluasi argumen, menilai tempat untuk penerimaan dan
kesimpulan. Selain itu, seorang pengambil keputusan akan menggabungkan tuntutan
tertentu dan proposalnya menjadi satu pilihan yang rasional secara keseluruhan.
Sehingga dapat menjadi kesimpulan yang dinilai sebagai intelegensi/kecerdasan.
Jadi, proses perencanaan rasional itu adalah menggunakan pengambil keputusan
harus mempunyai pendukung tertentu untuk menyajikan argumen dan menggunakan
prosedur intelegensi dalam menentukan keinginan praktis.
Suatu perencanaan identik dengan suatu sistem analisis yaitu dalam konteks yang
berbeda, disebut dengan penelitian operasional. Beer (1966) menggambarkan
penelitian operasional sebagai berikut :
“Penelitian operasional adalah serangan ilmu modern
terhadap masalah kompleks yang timbul dalam arah dan pengelolaan sistem besar
manusia. Mesin, material dan uang dalam industri, bisnis, pemerintah dan
pertahanan. Pendekatan distenetive adalah untuk mengembangkan model scientifik
dari sistem, menggabungkan ukuran faktor kesempatan dan risiko tersebut, yang
dapat digunakan untuk memprediksi dan membandingkan hasil dari keputusan
alternatif, strategi dan kontrol. Tujuannya adalah untuk membantu manajemen
menentukan kebijakan dan tindakan ilmiah.”
2. Konsep Perencanaan
Proses menentukan bagaimana sistem manajemen akan mencapai tujuan-tujuan, menentukan bagaimana organisasi dapat mencapai apa yang ingin ditujunya(certo, 2003).
2. Konsep Perencanaan
Proses menentukan bagaimana sistem manajemen akan mencapai tujuan-tujuan, menentukan bagaimana organisasi dapat mencapai apa yang ingin ditujunya(certo, 2003).
Proses menetapkan tujuan-tujuan dan rancangan tindakan, membangun
peraturan-peraturan dan prosedur, dan memperhitungkan hasil-hasil yang akan
terjadi dimasa yang akan datang.(Dessler,2001).
Dari kedua pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan
proses awal bagi sistem manajemen unuk mencapai tujuan-tujuannya. Hal ini
disebabkan perencanaan merupakan proses menentukan rancangan tindakan bagaimana
organisasi membangun aturan-aturan dan prosedur demi tercapainya tujuan
organisasi tanpa melupakan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dalam
pelaksanaan perencanaan.
Perencanaan yang dilakukan oleh organisasi harus bersifat fleksibel, artinya
perencanaan tersebut bisa menyesuaikan terhadap lingkungan eksternal yang
dinamis. Sebab faktor eksternal merupakan hambatan terhadap pelaksanaan rencana
yang akan dilakukan organisasi, sehingga perencanaan itu sedikit dapat diubah
tanpa mengubah tujuan untuk apa perencanaan itu dilakukan.
3. PROSES PERENCANAAN
Perencanaan sebagai suatu proses adalah suatu cara yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Dalam perencanaan terkandung suatu aktivitas tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai hasil tertentu yang diinginkan.
Perencanaan sebagai suatu proses adalah suatu cara yang sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Dalam perencanaan terkandung suatu aktivitas tertentu yang saling berkaitan untuk mencapai hasil tertentu yang diinginkan.
Menurut Louis A.Allen (1963), perencanaan terdiri atas aktivitas yang
dioperasikan oleh seorang manajer untuk berfikir ke depan dan mengambil
keputusan saat ini, yang memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi
tantangan pada waktu yang akan datang.
Berikut ini aktivitas yang dimaksud:
Berikut ini aktivitas yang dimaksud:
*Prakiraan (forecasting)
Prakiraan
merupakan suatu usaha yang sistematis untuk meramalkan atau memperkirakan waktu
yang akan datang dengan penarikan kesimpulan atas fakta yang telah diketahui.
*Penetapan tujuan (establishing objective)
Penetapan
tujuan merupakan suatu aktivitas untuk menetapkan sesuatu yang ingin dicapai
melalui pelaksanaan pekerjaan.
*Pemrograman (programming)
Pemrograman
adalah suatu aktivitas yang dilakukan dengan maksud untuk menetapkan:
Langkah-langkah utama yang diperlukan untuk
mencapai suatu tujuan,Unit dan angota uang bertanggung jawab untuk setiap
langkah,Urutan serta pengturan waktu setiap langkah.
*Penjadwalan (scheduling)
Penjadwalan
adalah penetapan atau penunjukkan waktu menurut kronologi tertentu guna melaksanakan
berbagai macam pekerjaan.
*Penganggaran (budgeting)
Penganggaran
merupakan suatu aktivitas untuk membuat pernyataan tentang sumber daya keuangan
(financial recources) yang disediakan untuk aktivitas dan waktu tertentu.
*Pengembangan prosedur (developing procedure)
Pengembangan
prosedur merupakan suatu aktivitas menormalisasikan cara, teknik, dan metode
pelaksanaan suatu pekerjaan.
*Penetapan dan interpretasi (estabilishing and
interpreting policies)
Penetapan
dan interpretasi kebijakan adalah suatu aktivitas yang dilakukan dalam
menetapkan syarat berdasarkan kondisi manajer dan para bawahannya akan bekerja.
Suatu kebijakan adalah sebagai suatu keputusan yang sentiasa berlaku untuk
permasalahan yang timbul berulang demi suatu organisasi.
4. Sifat-Sifat Perencanaan
Rencana
yang baik haruslah mengandung sifat-sifat sebagai berikut :
a. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan terang,
b. Fleksibel,
c. Mempunyai stabilitas,
d. Ada dalam perimbangan, dan
e. Meliputi semua tindakan yang diperlukan.
a. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan terang,
b. Fleksibel,
c. Mempunyai stabilitas,
d. Ada dalam perimbangan, dan
e. Meliputi semua tindakan yang diperlukan.
Kata-kata
dan kalimat-kalimat yang dipergunakan oleh suatu rencana haruslah sederhana dan
mudah dimengerti untuk meniadakan penafsiran yang berbeda. Sering si pembuat
rencana tidaklah selalu orang yang melaksanakan rencana karenanya susunan kata
dan kalimat harus sedemikian rupa sehingga mudah diketahui maksudnya oleh
setiap orang.
Selanjutnya, suatu rencana haruslah fleksibel, artinya rencana tersebut harus dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang berubah yang tidak diduga sebelumnya. Dengan kata lain, suatu rencana tidak perlu diubah seluruhnya kalau terjadi perubahan keadaan, melainkan hanya perubahan sedikit saja yang dimungkinkan oleh rencana sebelumnya.
Selanjutnya, suatu rencana haruslah fleksibel, artinya rencana tersebut harus dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang berubah yang tidak diduga sebelumnya. Dengan kata lain, suatu rencana tidak perlu diubah seluruhnya kalau terjadi perubahan keadaan, melainkan hanya perubahan sedikit saja yang dimungkinkan oleh rencana sebelumnya.
Di samping adanya kemungkinan mengadakan perubahan, maka suatu rencana haruslah
mempunyai sifat stabil, yang berarti tidak perlu setiap kali diubah atau tidak
dipakai sama sekali. Seterusnya suatu rencana harusnya ada dalam perimbangan,
berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor produksi kepada setiap unsur
organisasi seimbang dengan kebutuhannya.
Akhirnya, rencana tersebut haruslah cukup luas untuk meliputi semua tindakan
yang diperlukan, artinya haruslah rencana tersebut meliputi segala-galanya
sehingga terjamin koordinasi dari tindakan seluruh unsur-unsur
organisasi.
5. Fungsi
Perencanaan
Dalam menjalankan perencanaan tentu kita harus tahu fungsi dari perencanaan itu sendiri, yaitu :
Dalam menjalankan perencanaan tentu kita harus tahu fungsi dari perencanaan itu sendiri, yaitu :
a. Menentukan
titik tolak dan tujuan usaha
Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai sehingga
merupakan sasaran, sedangkan perencanaan adalah alat untuk mencapai sasaran
tersebut. Setiap usaha yang baik harus memiliki titik tolak dan tujuan.
b. Memberikan
pedoman, pegangan dan arah
Suatu
perencanaan mengadakan perencanaan apabila hendak mencapai suatu tujuan. Tanpa
perencanaan suatu perusahaan tidak akan memiliki pedoman, pegangan dan arahan
dalam melaksanakan aktifitas kegiatannya.
c. Mencegah
pemborosan waktu, tenaga dan material
Dalam
menetapkan alternatif dalam perencanaan, kita harus mampu menilai apakah alternatif
yang dikemukakan realistis atau tidak. Atau dengan kata lain, apakah masih
dalam batasan kemampuan kita serta dapat mencapai tujuan yang kita tetapkan.
b. Memudahkan
pengawasan
Dengan
adanya planning kita dapat mengetahui penyelewengan yang terjadikarena
perencanaan merupakan pedoman dan patokan dalam melakukan dalam suatu usaha.
c. Kemampuan
evaluasi yang teratur
Dengan adanya perencanaan, kita dapat mengetahui
apakah usaha yang kita lakukan sudah sesuai dengan tujuan yang ingin kita capai.
d. Sebagai
alat koordinasi
Perencanaan dalam suatu perusahaan kadang-kadang
begitu kompleks, karena untuk perencanaan tersebut meliputi berbagai bidang
dimana tanpa koordinasi yang baik dapat menimbulkan benturan-benturan yang
akibatnya dapat cukup parah.
0 komentar:
Posting Komentar