KEWIRAUSAHAAN DALAM KONTEKS BISNIS
Pertemuan
10
BAB 10
KEWIRAUSAHAAN DALAM KONTEKS BISNIS
A.
Memulai Usaha/Bisnis Baru
Menurut Peggy Lambing dan
Charles R. Kuehl (2000:14) ada tiga tipe aktivitas kewirausahaan, yakni:
1. Dengan konsep baru dan bisnis baru, yaitu dengan
mengembangkan produk baru atau ide baru, dan mengembangkan bisnis dengan konsep
baru. Seperti Bill Gates dengan Microsoft.
2. Konsep yang sudah ada, tetapi dengan bisnis
baru, yakni orang yang memulai bisnis baru berdasar pada konsep lama dengan menyediakan
sesuatu yang baru atau lebih baik.
3. Dengan konsep yang sudah ada dan bisnis yang
sudah ada, yakni orang yang membeli perusahaan yang sudah ada tanpa perencanaan
untuk mengubah operasi perusahaan.
B. Langkah-Langkah
Memasuki Bisnis Baru
1. Merintis usaha baru.
a. Perusahaan milik sendiri/perorangan (sole proprietorship), yakni bentuk usaha
yang dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang.
b. Persekutuan (partnership), yakni kerja sama(asosiasi) antara dua orang atau lebih.
c. Perusahaan berbadan hukum (corporation), yakni perusahaan yang didirikan
atas dasar badan hukum dengan modal berupa saham.
2. Membeli perusahaan orang lain (buying).
Membeli perusahaan yang
telah dirintis dan diorganisasikan oleh orang lain dengan nama (goodwill) dan organisasi usaha yang sudah
ada.
3. Kerja sama manajemen (franchising).
Kerja sama antara terwaralaba
(franchisee) dengan pewaralaba (franchisor/parent company) dalam mengadakan
persetujuan jual-beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha (waralaba).
C.Merintis
Usaha/Bisnis Baru
Pada bab sebelumnya telah
dikemukakan bahwa untuk memasuki dunia usaha seseorang harus memiliki jiwa kewirausahaan,
karena wirausahawan adalah orang yang mengorganisasikan, mengelola dan memiliki
keberanian menghadapi resiko. Menurut
Lambing (2000: 91-92), ada dua pendekatan utama yang digunakan wirausahawan
untuk mencari peluang dengan mendirikan usaha yang baru, yakni :
1. Pendekatan ‘Inside-out’ atau ‘Idea generation’,
yakni pendekatan yang berdasarkan pada gagasan sebagai kunci yang menentukan keberhasilan
usaha. Mereka melihat keterampilan sendiri, kemampuan, latar belakang, dan sebagainya
yang menentukan jenis usaha yang akan dirintis.
2. Pendekatan ‘The out-side in’ atau ‘Opportunity
recognition’, yakni pendekatan yang menekankan pada basis ide merespons kebutuhan
pasar sebagai kunci keberhasilan. Yang tak lain sebagai pengamatan lingkungan, yakni
alat pengembangan yang akan ditransfer menjadi peluang ekonomi.
Dalam memasuki arena bisnis,
seseorang dituntut tidak hanya memiliki kemampuan, tetapi juga ide dan kemauan serta
harus diwujudkan dalam bentuk barang dan jasa yang laku di pasar.
Anda
|
Ide
|
Uang + Fasilitas
Kredit orang
|
Barang
Jasa
|
Pasar
|
Uang
|
Profit
|
|
Dalam merintis usaha baru,
ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni :
1. Bidang dan jenis usaha yang dimasuki.
2. Bentuk usaha dan kepemilikan yang akan dipilih.
3. Tempat usaha yang akan dipilih.
4. Organisasi usaha yang akan digunakan.
5. Jaminan usaha yang mungkin diperoleh.
6. Lingkungan usaha yang akan berpengaruh.
Hambatan
dalam Memasuki Industri
Menurut Peggy Lambing (2000:
95), hambatan dalam memasuki industri baru mencakup
1. Sikap dan kebiasaan pelanggan. Loyalitas pelanggan
pada perusahaan baru masih kurang, sedang perusahaan yang sudah ada justru lebih
bertahan karena telah lama mengetahui sikap dan kebiasaan pelanggannya.
2. Biaya perubahan, biaya yang diperlukan untuk
pelatihan kembali para karyawan dan penggantian alat serta sistem yang lama.
3. Respons dari pesain yang secara agresif akan
mempertahankan pangsa pasar yang ada.
D.Membeli
Perusahaan yang Sudah Ada Waralaba
Menurut Zimmerer (1996),
ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan dan dianalisis oleh pembeli, meliputi
1. Pengalaman apa yang dimiliki untuk mengoperasikan
perusahaan tersebut?
2. Mengapa perusahaan tersebut berhasil, tetapi
kritis?
3. Dimana lokasi perusahaan tersebut?
4. Berapa harga yang rasional untuk membeli perusahaan
tersebut?
5. Apakah membeli perusahaan tersebut akan lebih
menguntungkan daripada merintis usaha baru sendiri?
Selain harus mempertimbangkan
berbagai keterampilan, kemampuan, dan kepentingan pembelian, seorang wirausahawan
juga harus memperhatikan sumber-sumber potensial perusahaan yang akan dibeli, diantaranya
mencangkup
1. Pedagang perantara penjual perusahaan yang akan
dibeli.
2. Bank investor yang melayani perusahaan.
3. Kontak-kontak perusahaan, seperti pemasok, distributor,
pelanggan, dan lainnya yang erat kaitannya dengan kepentingan perusahaan yang akan
dibeli.
4. Jaringan kerja sama bisnis dan sosial perusahaan
yang akan dibeli.
5. Daftar majalah dan jurnal perdagangan yang digunakan
oleh perusahaan yang akan dibeli.
Membeli perusahaan yang
sudah ada juga mengandung permasalahan, seperti :
ð Masalah eksternal, yakni lingkungan seperti banyaknya
pesaing dan ukuran peluang pasar.
ð Masalah internal, yakni yang ada dalam perusahaan
seperti masalah citra atau reputasi perusahaan, konflik antara manajemen dengan
karyawan yang sukar diselesaikan oleh pemilik yang baru, masalah lokasi, dan masalah
masa depan perusahaan.
0 komentar:
Posting Komentar