Selasa, 12 Maret 2019

APLIKASI : BIAYA-BIAYA PAJAK


Pertemuan Ke-Empat : APLIKASI : BIAYA-BIAYA PAJAK

A.    KERUGIAN BEBAN BAKU PERPAJAKAN
Jika pajak dibebankan kepada para pembeli, kurva permintaan akan bergeser ke bawah sebesar pajak tersebut, sedangkan jika pajak dibebankan kepada para penjual, maka akan menggeser kurva penawaran ke atas sebesar pajak itu. Pajak menempatkan sebuah irisan antara harga yang harus dibayar pembeli, dengan harga yang akan diterima oleh penjual. Akibat adanya irisan pajak ini, kuantitas barang yang terjual akan turun, lebih rendah dari kuantitas seandainya pajak itu tidak ada. Dengan kata lain, pengenaan pajak terhadap suatu jenis barang akan mengakibatkan pasar barang tersebut menyusut.

1.      Bagaimana Pajak Memengaruhi Para Pelaku Pasar
Keuntungan yang diperoleh pembeli dalam sebuah pasar diukur dengan surplus konsumen, sedangkan keuntungan yang diperoleh penjual dalam sebuah pasar diukur dengan surplus produsen.
Jika T adalah tarif pajak dan Q adalah jumlah barang yang terjual, maka pemerintah memperoleh pendapatan dari pajak total sebesar T x Q. Pemerintah dapat menggunakan pendapatan untuk memberikan pelayanan-pelayanan bagi masyarakat, misalnya pembangunan jalan, jasa kepolisian, dan pendidikan politik atau menolong masyarakat yang membutuhkan.

a.      Kesejahteraan Tanpa Pajak
Harga dan jumlah ditemukan pada irisan kurva penawaran dan permintaan. Karena tidak ada pajak, maka pendapatan pemerintah dari pajak sama dengan nol. Surplus total adalah penjumlahan dari surplus konsumen dan surplus produsen atau luas antara kurva penawaran dan permintaan hingga jumlah keseimbangan.
b.      Kesejahteraan Setelah Pajak
Setelah beban pajak dikenakan, maka beban biaya atas pembelian konsumsi meningkat. Sehingga surplus konsumen pun menyusut. Sedangkan harga yang diterima penjual berkurang sehingga surplus produsenya juga berkurang.
c.       Perubahan Kesejahteraan
Pajak mengakibatkan kerugian bagi penjual dan pembeli, namu disisi lain pajak mengakibatkan keuntungan bagi pemerintah. Perubahan kesejahteraan total meliputi perubahan pada surplus konsumen (berharga negatif), perubahan surplus produsen (berharga negatif), dan perubahan pendapatan pemerintah dari pajak (berharga positif).
Jadi, kerugian pada surplus konsumen dan surplus produsen dari pajak lebih besar dari pendapatan yang ditingkatkan pemerintah. Penurunan surplus total yang terjadi ketika pajak (atau pajak kebijakan lainnya) mengubah hasil pasar yang disebut dengan kerugian beban baku (deadweight loss).
Ekuilibrium penawaran dan permintaan akan memaksimalkan surplus total bagi para penjual dan pembeli di pasar. Namun, jika pajak yang harus dikenakan menaikkan harga yang harus dibayar pembeli dan menurunkan harga yang akan diterima penjual, maka pajak itu akan menciptakan insentif atau semacam dorongan bagi para pembeli untuk mengurangi konsumsinya. Dalam waktu bersamaan pajak itu juga menimbulkan insentif bagi penjual untuk menurunkan produksinya. Begitu para pembeli dan penjual benar-benar bereaksi pada insentif itu, maka total output atau ukuran pasar pun menyusut dibawah ukuran optimumnya. Dengan demikian, pengenaan pajak memang dapat mendistorsi insentif, dan mengakibatkan pasar tidak mampu mengalokasikan sumber daya secara efisien.

2.      Kerugian Beban Baku dan Keuntungan Perdagangan
            Pajak menimbulkan kerugian beban baku karena pajak mencegah pembeli dan penjual merealisasikan keuntungan dari perdagangan. Keuntungan dari perdagangan yaitu perbedaan nilai barang bagi pembeli dan biaya produksi bagi penjual, sehingga lebih kecil dari besarnya pajak. Jadi, perdagangan tidak langsung terjadi jika pajak diberlakukan. Kerugian beban baku merupakan surplus yang hilang karena pajak membuat perdagangan yang saling menguntungkan batal dilaksanakan.

B.     FAKTOR-FAKTOR PENENTU KERUGIAN BEBAN BAKU
Yang menentukan besar kecilnya kerugian beban baku akibat pajak adalah elastisitas harga penawaran dan permintaan, yang mengukur seberapa besarnya respons jumlah yang ditawarkan dan jumlah yang diminta terhadap perubahan harga.
Kerugian bahan baku terkait elastisitas penawarannya terhadap harga :
a.      Jika penawarannya relatif inelastis, maka kerugian beban baku yang ditimbulkan pajak kecil.
b.      Jika penawarannya relatif elastis, maka kerugian beban baku yang ditimbulkan pajak besar.
c.       Jika permintaannya relatif inelastis, maka kerugian beban baku yang ditimbulkan pajak kecil.
d.      Jika permintaannya relatif elastis, maka kerugian beban baku yang ditimbulkan pajak besar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin besar elastisitas penawaran dan permintaannya, maka semakin besar kerugian beban baku pajaknya.

C.     KERUGIAN BEBAN BAKU DAN PENDAPATAN PAJAK SEIRING PERUBAHAN PAJAK
Para pembuat kebijakan di pemerintahan daerah, negara bagian, dan pemerintah federal selalu mempertimbangkan untuk menaikkan suatu tariff pajak atau menurunkan yang lain.
Ketika tarif pajak rendah kerugian bahan baku masih kecil ukurannya, namun ketika tarif pajak dinaikkan kerugian bahan baku akan semakin membesar. Kerugian beban baku akibat pajak meningkat jauh lebih cepat dibanding tarif pajak itu sendiri. Jika tarif pajak di lipatgandakan maka kerugian beban baku juga akan lebih meningkat.

III.            APLIKASI : PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Ilmu perdagangan internasional mengaplikasikan prinsip keunggulan komparatif. Berdasarkan prinsip keunggulan komparatif tersebut, semua negara dapat memperoleh keuntungan dengan saling melakukan perdagangan, karena perdagangan memungkinkan setiap negara melakukan spesialisasi pada bidang atau jenis produksi yang paling baik dikerjakannya.


0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Blog Archive

LATEST POSTS

CB Blogger Lab

JASA SEO CB

jam ayam

CONTOH BLOG

JASA SEO CB

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *