APLIKASI : BIAYA-BIAYA PAJAK
Pertemuan Ke-Empat : APLIKASI : BIAYA-BIAYA PAJAK
A. KERUGIAN BEBAN BAKU
PERPAJAKAN
Jika pajak dibebankan kepada para pembeli, kurva permintaan akan bergeser
ke bawah sebesar pajak tersebut, sedangkan jika pajak dibebankan kepada para
penjual, maka akan menggeser kurva penawaran ke atas sebesar pajak itu. Pajak
menempatkan sebuah irisan antara harga yang harus dibayar pembeli, dengan harga
yang akan diterima oleh penjual. Akibat adanya irisan pajak ini, kuantitas
barang yang terjual akan turun, lebih rendah dari kuantitas seandainya pajak
itu tidak ada. Dengan kata lain, pengenaan pajak terhadap suatu jenis barang
akan mengakibatkan pasar barang tersebut menyusut.
1. Bagaimana Pajak Memengaruhi
Para Pelaku Pasar
Keuntungan yang diperoleh pembeli dalam sebuah pasar diukur dengan
surplus konsumen, sedangkan keuntungan yang diperoleh penjual dalam sebuah
pasar diukur dengan surplus produsen.
Jika T adalah tarif pajak dan Q adalah jumlah barang yang terjual, maka
pemerintah memperoleh pendapatan dari pajak total sebesar T x Q. Pemerintah
dapat menggunakan pendapatan untuk memberikan pelayanan-pelayanan bagi
masyarakat, misalnya pembangunan jalan, jasa kepolisian, dan pendidikan politik
atau menolong masyarakat yang membutuhkan.
a. Kesejahteraan Tanpa Pajak
Harga dan jumlah ditemukan pada irisan kurva penawaran dan permintaan.
Karena tidak ada pajak, maka pendapatan pemerintah dari pajak sama dengan nol.
Surplus total adalah penjumlahan dari surplus konsumen dan surplus produsen
atau luas antara kurva penawaran dan permintaan hingga jumlah keseimbangan.
b. Kesejahteraan Setelah Pajak
Setelah beban pajak dikenakan, maka beban biaya atas pembelian konsumsi
meningkat. Sehingga surplus konsumen pun menyusut. Sedangkan harga yang
diterima penjual berkurang sehingga surplus produsenya juga berkurang.
c. Perubahan Kesejahteraan
Pajak mengakibatkan kerugian bagi penjual dan pembeli, namu disisi lain
pajak mengakibatkan keuntungan bagi pemerintah. Perubahan kesejahteraan total
meliputi perubahan pada surplus konsumen (berharga negatif), perubahan surplus
produsen (berharga negatif), dan perubahan pendapatan pemerintah dari pajak
(berharga positif).
Jadi, kerugian pada surplus konsumen dan surplus produsen dari pajak
lebih besar dari pendapatan yang ditingkatkan pemerintah. Penurunan surplus
total yang terjadi ketika pajak (atau pajak kebijakan lainnya) mengubah hasil
pasar yang disebut dengan kerugian beban baku (deadweight loss).
Ekuilibrium penawaran dan permintaan akan memaksimalkan surplus total
bagi para penjual dan pembeli di pasar. Namun, jika pajak yang harus dikenakan
menaikkan harga yang harus dibayar pembeli dan menurunkan harga yang akan
diterima penjual, maka pajak itu akan menciptakan insentif atau semacam
dorongan bagi para pembeli untuk mengurangi konsumsinya. Dalam waktu bersamaan
pajak itu juga menimbulkan insentif bagi penjual untuk menurunkan produksinya.
Begitu para pembeli dan penjual benar-benar bereaksi pada insentif itu, maka
total output atau ukuran pasar pun menyusut dibawah ukuran optimumnya. Dengan
demikian, pengenaan pajak memang dapat mendistorsi insentif, dan mengakibatkan
pasar tidak mampu mengalokasikan sumber daya secara efisien.
2. Kerugian Beban Baku dan
Keuntungan Perdagangan
Pajak menimbulkan
kerugian beban baku karena pajak mencegah pembeli dan penjual merealisasikan
keuntungan dari perdagangan. Keuntungan dari perdagangan yaitu perbedaan nilai
barang bagi pembeli dan biaya produksi bagi penjual, sehingga lebih kecil dari
besarnya pajak. Jadi, perdagangan tidak langsung terjadi jika pajak
diberlakukan. Kerugian beban baku merupakan surplus yang hilang karena pajak
membuat perdagangan yang saling menguntungkan batal dilaksanakan.
B. FAKTOR-FAKTOR PENENTU
KERUGIAN BEBAN BAKU
Yang menentukan besar kecilnya kerugian beban baku akibat pajak adalah
elastisitas harga penawaran dan permintaan, yang mengukur seberapa besarnya
respons jumlah yang ditawarkan dan jumlah yang diminta terhadap perubahan
harga.
Kerugian bahan baku terkait elastisitas penawarannya terhadap harga :
a. Jika penawarannya relatif
inelastis, maka kerugian beban baku yang ditimbulkan pajak kecil.
b. Jika penawarannya relatif
elastis, maka kerugian beban baku yang ditimbulkan pajak besar.
c. Jika permintaannya relatif
inelastis, maka kerugian beban baku yang ditimbulkan pajak kecil.
d. Jika permintaannya relatif
elastis, maka kerugian beban baku yang ditimbulkan pajak besar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin besar elastisitas
penawaran dan permintaannya, maka semakin besar kerugian beban baku pajaknya.
C. KERUGIAN BEBAN BAKU DAN
PENDAPATAN PAJAK SEIRING PERUBAHAN PAJAK
Para pembuat kebijakan di pemerintahan daerah, negara bagian, dan
pemerintah federal selalu mempertimbangkan untuk menaikkan suatu tariff pajak
atau menurunkan yang lain.
Ketika tarif pajak rendah kerugian bahan baku masih kecil ukurannya,
namun ketika tarif pajak dinaikkan kerugian bahan baku akan semakin membesar.
Kerugian beban baku akibat pajak meningkat jauh lebih cepat dibanding tarif
pajak itu sendiri. Jika tarif pajak di lipatgandakan maka kerugian beban baku
juga akan lebih meningkat.
III. APLIKASI :
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Ilmu perdagangan internasional mengaplikasikan prinsip keunggulan
komparatif. Berdasarkan prinsip keunggulan komparatif tersebut, semua negara
dapat memperoleh keuntungan dengan saling melakukan perdagangan, karena
perdagangan memungkinkan setiap negara melakukan spesialisasi pada bidang atau
jenis produksi yang paling baik dikerjakannya.
0 komentar:
Posting Komentar