Manajemen Modal Kerja
BAB 10
Manajemen Modal Kerja
Pengertian Modal Kerja
Menurut Jumingan (2011:66) modal kerja yaitu :
“ Modal kerja yaitu jumlah dari aktifa lancar. Jumlah ini merupakan modal keja bruto (gross working capital ).definisi ini bersifat kuantitatif karena menunjukan jumlah dana yang digunakan untuk maksud- maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya modal kerja akan tergantung pada macam dan tingkat likuiditas dari unsur-unsur aktiva lancar misalnya kas, surat-surat berharga,piutang dan persdiaan.
Sedangkan pengertian modal kerja menurut Kasmir (2012:250) yaitu :
” Pengertian modal kerja merupakaan modal yang digunakaan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga,piutang,persediaan dan aktiva lancar .”
2. Konsep Modal Kerja
Menurut Munawir (2010:14) ada 3 konsep modal kerja yang umum digunakaan, yaitu :
1. Konsep Kuantitatif
Konsep ini menitik beratkan kepada kuantum yang diperlakukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin atau menunjukan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka penpek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar (gross working capital ).
2. Konsep Kualitatif
Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun para pemilik perusahaan.
3. Konsep Fungsional
Konsep ini menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan.
3. Jenis Modal Kerja
Menurut Munawir ( 2010:119) pada dasarnya modal kerja itu terdiri dari dua,yaitu pertama, bagian yang tetap atau bagian yang permanen yaitu jumlah minimum yang harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan lancar tanpa kesulitan keungan, dan kedua jumlah modal kerja yang variabel yang jumlahnya tergantung pada aktifitas musiman dan kebutuhan-kebutuhan di luar aktivitas biasa.
4. Manfaat Modal kerja
Modal kerja mampu membiayai pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Dengan modal kerja yang cukup akan membuat perusahaan beroperasi secara ekonomis dan efesien serta tidak mengalami kesulitan keuangan. Manfaat modal kerja menurut Munawir (2010: 116) adalah:
1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.
2. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
3. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumen.
4. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para langgananya
5. Memungkinkan bagi perusaahan untuk dapat beroperasi dengan lebih efesien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan.
5. Penggunaan Modal kerja
Penggunaan modal kerja menurut Kasmir ( 2012: 258) biasa dilakukan perusahaan untuk:
1. Pengeluaran untuk gaji, upah dan biaya operasi perusahaan lainnya.
Maksudnya dari pengeluaran untuk gaji,upah dan biaya operasi perusahaan lainya, perusahaan mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar gaji,upah dan biaya operasi perusahaan lainnya yang digunakaan untuk menunjang penjualan.
2. Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan.
Maksud pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagaan adalah pada sejumlah bahan baku yang dibeli yang akan digunakaan untuk proses produksi dan pembelian barang dagaan untuk di jual kembali.
3. Menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga .
Maksud menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga adalah pada saat perusaan menjual surat-surat berharga, namun mengalami kerugian. Hal ini akan mengurangi modal kerja dan segera ditutupi.
4. Pembentukan dana.
Pembentukan dana merupakan pemisahan aktiva lancar untuk tujuan tertentu dalam jangka panjang, misalnya pembentukan dana pensiunan, dana ekspansi, atau dana pelunasaan obligasi. Pembentukan dana ini akan mengubah bentuk aktiva dari aktiva lancar menjadi aktiva tetap.
5. Pembelian aktiva tetap (tanah, bangunan,kendaraan,dan mesin ).
Pembelian aktiva tetap atau investasi jangka panjang seperti pembelian tanah, bangunan, kendaraan dan mesin. Pembelian ini akan mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar dan timbulnya utang lancar.
6. Manajemen Modal Kerja
Manajemen modal kerja menurut Muslich (2005: 142):
“Manajemen modal kerja merupakan manajemn aktiva lancar dan pasiva lancar “. Manajemen modal kerja memiliki beberapa arti penting bagi perusahaan. Pertama, modal kerja menunjukan ukuran besarnya investasi yang dilakukan perusahaan dalam aktiva lancar dan klaim atas perusahaan yang diwakili oleh utang lancar. Kedua, investasi dalam aktiva likuid, piutang barang adalah sensitif terhadap tingkat produktifitas dan penjualan.
Tujuan manajemen modal kerja menurut Kasmir (2012:253) yaitu:
1. Guna memenuhi kebutuhan profitabilitas perusahaan
2. Dengan modal kerja yang cukup perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban pada waktunya.
3. Memunginkan perusahaan untuk memperoleh tambahan dana dari pada kreditor apabila rasio keungan memenuhi syarat.
4. Guna memaksimalkan penggunaan aktiva lancar guna meningkatkan penjualan dan laba.
5. Melindungi diri apabila terjadi krisis modal kerja akibat turunnya nilai aktiva lancar.
7. Perputaran Modal Kerja
Perputaran modal kerja (net working capital trun over ) adalah salah satu rasio yang digunakaan untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal ker4ja perusahaan berputar suatu periode tertentu atau dalam suatu periode. Rasio ini diukur dengan membandingkan penjualan dengan modal kerja atau dengan modal kerja rata-rata.
Formulasinya adalah sebagai berikut menurut kasmir (2012:182):
0 komentar:
Posting Komentar