Rabu, 27 Februari 2019

KERANGKA KERJA KONSEPTUAL YANG MENDASARI AKUNTANSI KEUANGAN


Pertemuan 2

BAB 2


KERANGKA KERJA KONSEPTUAL YANG MENDASARI AKUNTANSI KEUANGAN



2. 1. Kerangka Kerja Konseptual


Kerangka kerja konseptual adalah sebuah sistem koheren, yang terdiri atas tujuan dan konsep fundamental di mana keduanya saling terkait, kemudian dijadikan sebuah landasan dalam menetapkan standar akuntansi yang mengadung unsur   konsistensi dan berperan dalam menentukan sifat, fungsi, dan batasan- batasan yang terdapat dalam akuntansi keuangan serta di dalam laporan keuangan suatu perusahaan.

Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual


Kerangka konseptual diperlukan dalam:


1.   Membangun serta menghubungkan antara badan pembuat konsep dan tujuan Dengan adanya kerangka kerja konseptual, diharapkan dapat dilakukan pembangunan  serta  komunikasi  dari  badan  yang  membuat  konsep  dan tujuannya,  sehingga  terjadi  kesamaan  konsep  atau  pemikiran  dan  dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.



2.   Penyediaan  kerangka  kerja  yang  berperan  dalam  pemecahan  masalah- masalah yang praktis baru dan yang muncul
Kerangka kerja konseptual juga dbutuhkan untuk menyediakan suatu kerangka  yang  selanjutnya  dapat  dijadikan  pemecahan  masalah-masalah baru   yang   muncul.   Dengan   adanya   kerangka,   otomatis   pengerjaan pemecahan masalah, terutama masalah-masalah baru menjadi lebih mudah karena langsung tertuju ke pemecahannya.


3.   Berperan  dalam  peningkatan  pemahaman  serta  keyakinan  dari  pengguna laporan keuangan mengenai pelaporan keuangan itu sendiri


Kerangka kerja konseptual juga diharapkan mampu meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan  yang telah dibuat oleh suatu perusahaan. Jika diibaratkan sebuah bangunan, apabila tidak menggunakan kerangka tentulah akan roboh, dan apabila menggunakan kerangka maka bagunannya akan kuat. Begitupun dengan ini, laporan keuangan yang dibuat dengan menggunakan kerangka kerja konseptual akan lebh mudah dipahami dan keyakinan pemakai laporan keuangan pun akan meningkat.


4.   Menaikkan komparabilitas laporan keuangan antarperusahaan

Dengan sendirinya, komparabilitas laporan keuangan antarperusahaan pun akan meningkat dengan adanya kerangka kerja konseptual.



Ada beberapa tingkatan yang menampilkan sebuah tinjauan atau penelitian  atas  kerangka  kerja  konseptual.  Di  tingkat  pertama,  terdapat tujuan (objectives) yang merupakan pengidentifikasian tujuan serta sasaran akuntansi. Standar akuntansi seharusnya dikembangkan sesuai dengan kerangka kerja konseptual sehingga menghasilkan laporan akuntansi yang bermanfaat. Di tingkat kedua, terdapat karakteristik kualitatif (qualitative characteristic) yang tugasnya yaitu membuat informasi akuntansi yang ada berfungsi serta adanya unsur-unsur (elements) dari laporan keuangan perusahaan (aktiva, kewajiban, ekuitas pemilik). Di tingkat terakhir terdapat konsep-konsep  pengukuran  dan  pengakuan  (meansurement  and recognition concepts) yang digunakan dalam penetapan serta pengaplikasian standar akuntansi. Konsep ini terdiri dari asumsi, prinsip, dan kendala yang menjelaskan kondisi lingkungan pelaporan yang ada.




2.2 Tingkatan Pertama: Tujuan Dasar

Tujuan dasar merupakan dasar/pondasi dari kerangka kerja konseptual. Tujuan dasar ini dimulai dengan melakukan fokus terhadap informasi-informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Kemudian fokus itu menyempit lagi kepada kepentingan investor dan kreditor pada prospek

dari penerimaan kas yang berasal dari investasi dalam, atau berasal dari pinjaman yang mereka bayar ke entitas  bisnis. Dan tujuan akhirnya berfokus pada laporan keuangan yang beguna untuk menilai prospek dari arus kas yang bisa jadi akan diterima oleh entitas bisnis, yaitu arus kas yang merupakan harapan dari investor dan kreditor. Pendekatan yang telah dijelaskan ini dikenal dengan kegunaan keputusan (decision usefulness).




2.3 Tingkatan Kedua: Konsep-konsep Fundamental


Di antara tujuan dasar dan pengimplementasian dari tujuan dasar tersebut haruslah ada tiang yang menghubungkan keduanya, tiang tersebut adalah tiang- tiang konseptual yang berguna dalam menjelaskan karakteristik atau ciri-ciri kualitatif dari suatu informasi akuntansi serta mendefinisikan unsur-unsur laporan keuangan. Tiang konseptual ini akan membentuk jembatan penghubung antara tujuan dengan pengakuan dan pengukuran.

2.3.1 Karakteristik Kualitatif dari Informasi Akuntansi

Kriteria terpenting  yang digunakan untuk menilai pilihan akuntansi adalah manfaat bagi keputusan, yaitu menyediakan informasi yang paling bermanfaat dalam pengambilan keputusan. FASB telah mengidentifikasikan karakteristik kualitatif dari beberapa informasi akuntansi yang dapat membedakan antara informasi yang baik dan informasi-informasi yang sekiranya  kurang  bermanfaat  bagi  tujuan  perusahaan.  Selain  hal  tersebut, FASB juga melakukan identifikasi kendala-kendala yang ada (biaya-manfaat dan   materialitas)   yang   merupakan   bagian   dari   suatu   kerangka   kerja konseptual. Ciri-ciri tersebut bisa dipandang sebagai suatu hierarki.
    Pengambil Keputusan (Pemakai) dan Kemampuan Memahami


Keputusan yang diambil oleh pengambil keputusan di sebuah perusahaan sangat bervariasi, begitu pun dengan metode pengambilan keputusan serta informasi yang dimiliki yang telah didapat dari berbagai sumber yang ada. Agar informasi menjadi bermanfaat, maka diperlukan hubungan antara pengguna dengan keputusan yang telah dibuat. Keterkaitan      ini,      disebut      sebagai      kemampuan      memahami

(understandability), yang didefinisikan sebagai kualitas dari informasi yang kemudian akan memungkinkan pemakai informasi merasakan signifikansi informasi yang ada.

    Kualitas Primer: Relevansi dan Reliabilitas

Relevansi dan reliabilitas merupakan dua kualitas primer, sementara komparabilitas dan konsistensi merupakan dua kualitas sekunder yang membuat informasi akuntansi bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Informasi akuntansi harus bisa membuat perbedaan pada sebuah keputusan yang ia ambil utuk perusahaan supaya bisa relevan. Informasi dianggap tidak relevan apabila tidak mampu memengaruhi suatu keputusan.  Informasi relevan jelas nantinya akan membantu dalam pembuatan prediksi mengenai hasil akhir kejadian di masa yang lalu, masa sekarang,   pasrtinya di masa yang akan datang, dalam artian memiliki nilai prediktif yang tepat. Informasi relevan juga akan membantu pemakai dalam mengoreksi harapan atau ekspektasi di masa lalu, yaitu mempunyai nilai yang disebut nilai umpan balik.
Informasi akuntansi yang ada dapat dianggap handal apabila dapat diverifikasi kebenarannya, penyajiannya dilakukan secara tepat, juga tidak terjadi kesalahan dan juga tidak bias. Reliabilitas diperlukan oleh orang-orang sibuk yang tidak memiliki waktu santai atau tidak memiliki keahlian dalam melakukan evaluasi isi faktual dan data dari informasi. Daya uji dapat ditunjukkan ketika orang yang melakukan pengukuran independen, yang menggunakan metode pengukuran sama, mendapatkan hasil atau kesimpulan yang sama atau mendekati sama. Ketepatan penyajian ini menandung arti bahwa angka-angka dan penjelasan yng terdapat di dalam laporan keuangan telah mewakili apa yang sebenarnya ada dan apa yang sebenarnya terjadi di dalam perusahaan itu sendiri. Sedang netralitas memiliki makna bahwa informasi   yang   ada   tidak   bisa   dipilih   hanya   bagi   kepentingan sekelompok orang tertentu. Informasi akuntansi yang disajikan haruslah faktual, benar atau tidak keliru, dan tidak bias yang bertarti semua orang dapat membacanya dengan benar.

    Kualitas Sekunder: Komparabilitas dan Konsistensi

Informasi mengenai sebuah perusahaan semestinya akan lebih berguna apabila dapat dibandingkan dengan informasi yang ada yang serupa yang ada pada perusahaan lain (komparabilitas) dan juga dengan informasi yang sama atau mirip dari perusahaan yang sama dalam suatu periode massa yang berbeda (konsistensi). Informasi yang ada dari berbagai perusahaan dapat mempunyai komparabilitas apabila telah diukur dan kemudian dilaporkan dengan menggunakan cara yang sama. Pemakai   dapat   mengidentifikasikan   persamaan   maupun   perbedaan secara riil dalam sebuah peristiwa ekonomi antarperusahaan, merupakan suatu kemungkinan dalam komparabilitas.
Apabila perusahaan menggunakan perilaku akuntansi yang serupa untuk kejadian atau transaksi yang sama pula, dari satu periode ke periode lainya, maka perusahaan itu bisa dikatakan konsisten dalam mengaplikasikan standar akuntansi tersebut. Hal tersebut bukan berarti perusahaan itu tidak boleh berganti metode akuntansi dari yang telah digunakan sebelumnya ke metode akuntansi yang lainnya, tetapi perusahaan tersebut haruslah bisa membuktikan bahwa ternyata metode akuntansi yang baru yang digunakan oleh perusahaan justru lebih baik dari metode yang digunakan sebelumnya. Apabila terjadi perubahan dalam hal prinsip akuntansi, maka tugas auditor memberitahukan perubahan  metode  akuntansi  tersebut  ke  dalam  paragraf  penjelasan dalam laporan audit dari laporan keuangan perusahaan. Paragraf penjelasan tersebut kurang lebih menjelaskan mengenai sifat perubahan juga kemudian meminta pembaca laporan keuangan yang teah diaudit melihat   catatan   atas   laporan   keuagan   agar   pembaca   mengetahui perubahan tersebut.


2.3.2 Unsur-unsur Dasar


Terdapat sepululuh unsur-unsur dasar laporan, keuangan, yaitu:

    Aktiva

Aktiva  atau biasa  kita  kenal  sebagai  asset  merupakan  sumber daya  di bidang ekonomi yang di masa mendatang diharapkan dapat memberikan suatu manfaat bagi perusahaan.
    Kewajiban

Kewajiban merupakan suatu pengorbanan di bidang ekonomi yang bisa saja terjadi di masa yang akan datang dan timbul dari suatu kewajiban yang berjalan di dalam sebuah entitas.
    Ekuitas

Ekuitas merupakan pengurangan dari aktiva yang dikurangi dengan kewajiban yang dimiliki oleh suatu entitas atau perusahaan.
    Investasi oleh pemilik

Investasi oleh pemilik merupakan suatu kenaikan dari aktiva bersih sebuah entitas yang timbul dari suatu transfer yang bernilai dari entinitas lain kepada entitas tersebut yang berfungsi menaikan kepentingan pemilik yang terdapat di dalamnya.
    Distribusi kepada pemilik/ Dividen

Jika sebuah perusahaan mendapatkan laba dari kegiatannya selama sau periode, maka dapat dimungkinkan aka nada pembagian sebagia dari laba tersebut kepada pemegang saham atau yang biasa dikenal dengan dividen.
    Laba komprehensif

Perusahaan yang melakukan aktivitas sudah seharusnya mendapatkan laba yang dikenal dengan sebutan laba komprehensif perusahaan.
    Pendapatan

Pendapatan merupakan suatu aliran arus masuk atau merupakan peningkatan di bidang lannya atas aktiva dari sebuah perusahaan atau juga merupakan pelunasan dari suatu kewajiban di dalam suatu periode tertentu.
    Beban

Beban merupakan suatu aliran arus keluar atas terjadinya suatu kewajiban dalam satu periode dari pengiriman maupun produksi barang penyediaan jasa, maupun  aktivitas lainnya di mana merupakan kegiatan operasional utama dari sebuah entitas atau perusahaan.

    Keuntungan

Keuntungan merupakan kenaikan dari suatu ekuitas bersih entitas   yang berasal dari transaksi peripheral dan insidentil atau dari transaksi-transaksi lainnya.
    Kerugian.

Kerugian merupakan suatu penurunan ekuitas bersih dari entitas yang disebabkan adanya transaksi peripheral dan insidentil atau dari transaksi- transaksi yang lain.

FSAB mengklasifikasikan unsur-unsur di atas ke dalam dua kelompok yang berbeda. Kelompok pertama yang mencakup 3 unsur, yaitu aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang mendeskripsikan jumlah sumber daya yang dimiliki perusahaan serta klaim pada sumber daya itu di suatu waktu. Sedangkan tujuh unsur  lain  mendeskripsikan  transaksi,  situasi,  serta  kejadian  yang memengaruhi perusahaan selama periode waktu tertentu.




2.4 Tingkat Ketiga: Konsep-konsep Pengakuan dan Pengukuran

Tingkat ketiga dari kerangka kerja konseptual terdiri atas konsep-konsep yang digunakan dalam melaukan impelentasi terhadap tujuan dasar yang berasal dari tingkatan pertama. Konsep yang ada tersebut memperjelas bagaimana unsur dan juga kejadian keuangan haruslah diakui, diukur, serta dilakukan pelaporan oleh perusahaan yang bersangkutan.


2.4.1 Asumsi-asumsi Dasar

Terdapat empat asumsi dasar yang merupakan dasar dari struktur akuntansi keuangan yaitu sebagai berikut.
    Entitas Ekonomi

Asumsi entitas ekonomi merupakan asumsi bahwa suatu aktivitas perusahaan bisnis dapat dilakukan pemisahan dan juga dibedakan dari pemiliknya juga unit bisnis lainnya. Jadi berdasarkan asumsi ini, kekayaan pribadi yang dimiliki oleh pengelola perusahaan dipisahkan dari kekayaan (asset) yang dimiliki oleh perusahaan. Jadi, apabila terjadi perusahaan  bangkrut  dan  tidak  mampu  membayar  hutang  perusahaan,

pengelola perusahaan hanya bertanggung jawab sebatas pada saham yang ditanamkan ke perusahaan, tidak semua hartanya harus diserahkan untuk membayar hutang perusahaan.


    Kelangsungan Hidup

Asumsi kelangsungan hidup merupakan asumsi bahwa perusahaan  bisnis  akan  mempunyai  usia  yang  cukup  panjang.  Dalam asumsi ini, perusahaan dianggap akan mempunyai umur yang panjang, meski dalam kenyataannya belum tentu perusahaan itu akan berumur panjang.


    Unit Moneter

Merupakan asumsi bahwa uang adalah denominator umum di mana aktivitas ekonomi dilakukan, dan juga bahwa unit moneter telah menyediakan suatu dasar yang tepat dalam melakukan pengukuran dan analisis. Dalam asumsi ini, semua benda akan diasumsikan dalam bentuk uang sehingga mudah dihitung, dilaporkan, dan dianalisis. Dengan adanya asumsi unit moneter ini akan mempermudah pembuatan laporan keuangan. Bayangkan jika persediaan barang dagang tidak diasumsikan dengan nilai uang, kemudian gedung dan lain-lain tetap dinyatakan dalam wujudnya masing-masing, maka kita akan kesulitan menghitung untung atau ruginya suatu perusahaan.


    Periodisitas

Merupakan asumsi bahwa aktivitas ekonomi suatu perusahaan bisa dapat dipisah-pisah ke dalam peride waktu artifisial. Tidak semua perusahaan membuatan laporan keuangan dalam periode 1 tahun dan berakhir pada akhir tahun (31 Desember), banyak perusahaan yang membuatnya di pertengahan tahun, atau bahkan setiap bulan. Di Australia misalnya, kebanyakan perusahaan di sana periode pembuatan laporan keuangan berakhir pada tanggal 30 Juni. Jadi asumsi ini memang layak digunakan.

    Akrual Basis

Menurut basis ini, transaksi dicatat dalam periode terjadinya transaksi tersebut. Maksudnya perusahaan tidak perlu menunggu diterima/dikeluarkannya kas untuk mencatat transaksi yang terjadi, tetapi saat transaksi keuangan itu terjadi, langsung dilakukan pengakuan dengan cara  mencatatnya.  Kita  bisa  mengakui  pendapatan  ketika  kita  telah menjual barang/menyelesaikan jasa tertentu, meski pihak konsumen belum membayarnya.

Penagguhan merupakan sebuah proses akuntansi di mana terdapat pengakuan penerimaan kas yang terjadi saat ini sebagai kewajiban dan juga mengakui pembayaran kas yang terjadi saat ini sebagai suatu aktiva dengan ekspektasi akan memperoleh manfaat di masa yang akan datang.   Alokasi   merupakan   sebuah   proses   akuntansi   yang   mana melakukan penempatan terhadap suatu jumlah tertentu yang telah direncanakan atau menutut suatu rumus tertentu yang telah diperhitungkan perusahaan.  Amortisasi  merupakan  suatu  proses  depresiasi  atas  aktiva yang  tidak  berwujud.  Realisasi  merupakan  sebuah  proses  mengubah sumber daya dan hak-hak perusahaan menjadi uang.




2.4.2 Prinsip-prinsip Dasar Akuntansi

Empat  prinip  dasar  akuntansi  yang  digunakan  untuk  mencatat  transaksi ekonomi antara lain sebagai berikut.


1.   Prinsip Pengukuran

Terdapat dua prinsip dalam prinsip pengukuran, antara lain:

    Historical cost

Historical cost yaitu prinsip yang menghitung dan melaporkan asset dan utang berdasarkan harga/nilainya.
    Fair value

Fair  value  yaitu  nilai  di  mana  suatu  aset  dapat  dipertukarkan, kewajiban diselesaikan, atau instrumen ekuitas yang diberikan dapat

dipertukarkan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk bertransaksi dalam waktu yang relatif lama.

IASB telah memberikan pilihan agar perusahaan menggunakan fair value dalam pengukuran asset maupun kewajiban.

2.   Pengakuan Pendapatan

Pendapatan harus diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomis masa depanakan    mengalir    ke perusahaan    dan pengukuran    yang    dapat diandalkan dari jumlah pendapatan dimungkinkan.
3.   Prinsip Pengakuan Beban

Arus keluar atau "pengurasan habis" aset dapat menimbulkan kewajiban (atau kombinasi keduanya) selama periode sebagai akibat dari memberikan atau menghasilkan barang dan atau penyerahan jasa.
4.   Prinsip Pengungkapan Penuh

Memberikan   informasi   yang   cukup      penting  untuk   mempengaruhi penilaian dan keputusan pengguna informasi.
Disediakan oleh:

    Laporan keungan

    Catatan atas laporan keuangan

    Informasi tambahan



2.4.3 Kendala


Terdapat dua kendala dalam Akuntansi, antara lain:


1.   Cost

Maksud dari cost atau biaya sebagai kendala dalam akuntansi yaitu biaya penyediaan informasi harus dipertimbangkan terhadap manfaat yang dapat diperoleh dari menggunakannya.


2.   Materiality

Maksud dari materiality atau material sebagai kendala dalam akuntansi yaitu   item   dapat   dikatakan       material   jika    mempengaruhi   atau mengubah penilaian dari orang yang wajar.



0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Blog Archive

LATEST POSTS

CB Blogger Lab

JASA SEO CB

jam ayam

CONTOH BLOG

JASA SEO CB

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *