PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN DASAR BIAYA
Pertemuan 8
BAB 8
PENILAIAN PERSEDIAAN: PENDEKATAN
DASAR BIAYA
8.1 Klasifikasi dan Pengendalian Persediaan
8.1.1 Klasifikasi
Persediaan
atau yang biasa
disebut
sebagai
inventory
merupakan
suatu pos
aktiva yang
dimiliki perusahaan dengan tujuan dijual pada operasi bisnis yang normal, atau barang yang akan digunakan perusahaan dalam memproduksi barang-barang yang
akan dijual. Deskripsi
serta pengukuran persediaan memerlukan suatu kecermatan.
Suatu investasi di dalam
persediaan umumnya
adalah aktiva lancar yang paling besar dari suatu perusahaan barang
dagang
dan juga perusahaan
manufaktur.
Suatu perusahaan
dagang atau
merchandising concern umumnya melakukan
pembelian barang
dagang yang siap untuk dijual oleh perusahaan. Perusahaan dagang
ini melaporkan biaya-biaya yang berkaitan dengan seluruh unit yang
belum terjual serta
masih terdapat
di
tangan
perusahaan,
yaitu
sebagai
persediaan barang
dagang atau merchandise inventory. Hanya terdapat satu
laporan akun persediaan, yang disebut
sebagai Persediaan Barang Dagang yang tercantum di dalam
keuangan.
Perusahaan manufaktur atau yang biasa disebut sebagai manufacturing concern
memproduksi suatu barang yang selanjutnya akan dijual ke perusahaan dagang. Jika di perusahaan dagang
hanya terdapat satu akun persediaan, yaitu Persediaan Barang
dagang, maka di perusahaan manufaktur biasanya memiliki tiga buah
akun persediaan, yaitu Bahan Baku atau
Raw Materials, Barang dalam Proses
atau Work in Process, dan
Barang Jadi atau
Finished Goods.
8.1.2 Sistem Perpetual
Sistem persediaan
perpetual
(perpetual
inventory system) secara terus-menerus melacak perubahan akun Persediaan, yaitu mengenai semua
pembelian ataupun penjualan barang kemudian dicatat oleh
perusahaan secara langsung dengan menggunakan akun Persediaan pada saat
terjadinya transaksi. Berikut adalah
beberapa ciri akuntansi dari sistem persediaan
perpetual, yaitu:
Apabila perusahaan
membeli barang
dagang untuk
dijual
kembali atau perusahaan membeli bahan
baku untuk memproduksi suatu barang, maka akan didebet
ke
akun Persediaan,
bukan ke akun Pembelian.
Adanya biaya beberpa komponen seperti biaya transportasi masuk, adanya retur pembelian,
maupun pengurangan atas bunga, serta diskon atas pembelian
akan didebet
ke akun Persediaan, bukan
ke suatu akun yang terpisah.
Adanya Harga Pokok Penjualan (HPP) diakui pada setiap penjualan dengan
cara mendebet Harga Pokok Penjualan, dan kemudian mengkredit akun Persediaan Barang Dagang.
Dalam buku besar pembantu akan menunjukkan kuantitas serta biaya dari
semua jenis
persediaan yang masih
ada di tangan atau masih disimpan
perusahaan dan
belum digunakan ataupun
dijual.
Sistem persediaan
perpetual ini dapat menunjukkan
suatu catatan yang berkelanjutan
mengenai saldo perusahaan, baik pada akun Persediaan ataupun dalam
akun Harga Pokok Penjualan.
8.1.3 Sistem Periodik
Karakteristik akuntansi
dari sistem persediaan secara periodic
adalah sebagai berikut.
1. Pembelian barang dagang didebet
kea kun Pembelian.
2. Persediaan akhir diketahui dari perhitungan
fisik.
3. Perhitungan Harga Pokok
Penjualan:
Beginning inventory $ 100,000
Purchases,
net 800,000
Goods available
for
sale 900,000
Ending inventory 125,000
Cost of goods
sold $ 775,000
Jika sistem yang
digunakan oleh perusahaan adalah sistem persediaan perpetual dan
kemudian terjadi
perbedaan
saldo persediaan
perpetual dengan
hasil dari
perhitungan fisik yang dilakukan perusahaan, maka perusahaan memerlukan suatu
ayat jurnal yang terpisah yang
dimaksudkan sebagai penyesuaian akun persediaan perpetual perusahaan.
Ilustrasi:
Asumsikan di akhir periode
pelaporan keuangan, akun persediaan persediaan
perpetual perusahaan melaporkan jumlah saldo persediaan sebesar $3,000, tetapi
berdasarkan hasil
perhitungan
fisik
menunjukkan
jumlah persediaan barang
dagang aktual hanya sebesar $2,800. Maka ayat jurnal yang dibutuhkan dalam melakukan pencatatan penyesuaian
tersebut adalah sebagai berikut:
Inventory
Over and Short 200
Inventory
200
Inventory Over
and Short
(kelebihan dan
kekurangan
persediaan)
digunakan untuk menyesuaian Harga Pokok
Penjualan. Dalam
praktiknya, perusahaan kadang-kadang
melaporkan kelebihan dan kekuragan persediaan tersebut dalam
Other income and expense (pendapatan dan biaya lain-lain) dari laporan laba rugi.
8.1.4 Pengendalian
Semua perusahaan membutuhkan verifikasi secara
periodik dari pencatatan
persediaan dengan jumlah aktual,
berat, atau
pengukuran dengan jumlah
yang dibandingkan
dengan pencatatan
informasi lengkap. Perusahaan harus
mengambil persediaan fisik
di dekat akhir
periode fiskalnya, untuk
membandingkan laporan
kuantitas persediaan di laporan
keuangan tahunan mereka.
8.2 Masalah Mendasar dalam Penilaian Persediaan
Perusahaan harus mengalokasikan biaya seluruh barang yang
tersedia dengan tujuan untuk dijual ataupun
digunakan
bagi proses produksi
perusahaan di antara barang yang telah terjual
dan barang yang masih ada di tangan.
Penilaian persediaan dapat
menjadi suatu proses
yang kompleks yang dan membutukan suatu penentuan atas
beberapa faktor
di bawah ini:
Barang
fisik yang
dimiliki perusahaan
(barang yang
ditangan, barang konsinyasi, barang
dalam perjalanan, perjanjian penjualan khusus dengan
perusahaan lainnya).
Biaya yang harus
dimasukkan (biaya produk vs.
biaya periode).
Adanya asumsi terhadap arus biaya (biaya rata-rata, LIFO, FIFO, identifikasi khusus, ritel,
dsb)
8.3 Barang Fisik yang
Dimasukkan dalam Persediaan
Sebuah
perusahaan
harus
mencatat pembelian
ketika
hak legal atas
barang diterima.
Penaruh Kesalahan Persediaan
Ilustrasi
Persediaan
akhir Yei
Chen
Corp. kurang-saji sebesar
HK$10,000 pada tahun
2010, semua pos lainnya telah disajikan secara tepat.
8.4 Biaya-biaya yang harus
Dimasukkan dalam Persediaan
Biaya Produk
Adalah biaya yang berhubungan secara langsung dengan pengiriman
barang ke lokasi bisnis yang dimiliki pembeli dan mengubah barang itu ke dalam
suatu kondisi di mana barang siap jual.
Biaya Periode
Merupakan seluruh biaya yang berkaitan secara
tak langsung
dengan akuisisi ataupun produksi
barang,
contohnya seperti adanya beban penjualan
dan beban umum
serta administrasi.
Perlakuan atas Diskon Pembelian
Jika
perusahaan memanfaatkan metode kotor, maka adanya
suatu diskon pembelian akan dilaporkan perusahaan sebagai pengurang atas akun pembelian pada laporan laba
rugi perusahaan. Jika perusahaan memanfaatkan metode
bersih, diskon pembelian barang yang hilang
kemudian dicatat sebagai suatu beban keuangan dan kemudian dapat dilaporkan dalam bentuk Beban serta Kerugian Lain-lain di dalam laporan
laba
rugi perusahaan.
*
$4,000 x 2% = $80
** $10,000 x 98% = $9,800
8.5 Asumsi Arus
Biaya Apa yang Harus Dipakai?
Sebetulnya, arus fisik barang
aktual dan asumsi arus biaya seringkali sangat
berbeda. Tidak ada keharusan bahwa asumsi biaya yang dipakai terus konsisten
sesuai dengan pergerakan fisik dari barang. Tujuan utama dipilihnya asumsi arus biaya oleh perusahaan yaitu untuk melakukan pemilihan kira-kira
asumsi mana
yang dapat paling mencerminkan laba
periodik perusahaan, sesuai dengan kondisi yang berlaku.
8.5.1 Identifikasi
Khusus
Identifikasi khusus dipergunakan
dengan cara
perusahaan melakukan
identifikasi pada semua barang yang akan dijual dan semua barang yang berada
dalam pos persediaan yang dimiliki perusahaan. Biaya semua barang yang
telah terjual dimasukkan ke dalam akun Harga Pokok Penjualan, sedangkan biaya
bagi barang khusus yang
belum terjual
selanjutnya dimasukkan
pada Persediaan. Metode tersebut bisa dapat digunakan
dengan baik pada situasi yang melibatkan
beberapa item kecil berharga tinggi
dan dapat dibedakan.
8.5.2 Biaya Rata-rata
Metode biaya rata-rata ini mengukur harga pos-pos yang
berada di dalam
persediaan dengan dasar biaya rata-rata barang yang serupa
yang ada atau
tersedia dalam suatu periode operasi perusahaan. Sebagai ilustrasi, Call Mart
Inc. menggunakan metode persediaan periodik,
di mana persediaan akhir
serta harga pokok penjualan dari barang
perhitungannya menggunakan metode rata-
rata
tertimbang
Dalam metode ini, Call-Mart menghitung sebuah biaya rata-rata tiap unit baru
setiap kali perusahaan membeli barag dagang.
8.5.3 First-In, First-Out (FIFO)
Metode ini memiliki asumsi bahwa barang yang
pertama dibeli merupakan
barang pertama kali digunakan (pada perusahaan manufaktur) atau dijual (dalam perusahaan dagang). Maka dari itu, persediaan yang tersisa merupakan barang
yang akan dibeli paling akhir.
Sebagai
ilustrasi, asusmsikan bahwa
Call-Mart Inc.
menggunakan sistem persediaan periodik
(jumlah persediaan hanya dihitung pada akhir bulan). Biaya
persediaan akan dihitung
dengan cara mengambil biaya yang
berasal dari pembelian terakhir dan yang dikerjakan kembali sampai seluruhmua unit di dalam
persediaan dilakukan perhitungan.
Jika yang
digunakan adalah metode perpetual, maka angka biaya dikaitkan
dengan setiap penarikan
barang. Kemudian biaya dari 4,000 unit yang
dikeluarkan pada tangga 19 Maret akan terdiri dari item-item yang dibeli
pada tanggal 2 Maret
dan
15 Maret.
0 komentar:
Posting Komentar