Kamis, 28 Februari 2019

KAS DAN PIUTANG


Pertemuan 7

BAB 7


KAS DAN PIUTANG


7.1 Kas

Kas merupakan sebuah aktiva keuangan, juga instrument keuangan. Instrumen keuangan merupakan kontrak yang memberikan kenaikkan aktiva keuangan dari satu entitas dan sebuah kewajiban keuangan atau bunga modal dari entitas lain. Kas juga merupakan aktiva yang paling likuid, merupakan media pertukaran standar, dasar pengukuran dan akuntansi untuk pos-pos lainnya, serta merupakan aktiva lancar. Contoh kas yaitu antara lain: uang logam, uang kertas, pos wesel, dana yang tersedia pada deposito di bank, cek yang disahkan, cek pribadi, cek kasir, dan wesel bank.

7.1.1 Pelaporan Kas

Berikut merupakan masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaporan kas:


    Ekuivalen kas

    Overdraft bank

    Kas yang dibatasi atau restriktif



1.   Ekuivalen Kas

Ekuivalen kas atau biasa disebut cash equivalents yaitu suatu investasi yang berjangka pendek, sangat likuid, yang: (a) segera bisa dikonversikan ke kas, (b) memunyai waktu jatuh tempo yang sangat dekat sehingga resiko terjadinya perubahan suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap ekuivalen kas. Contohnya antara lain: Treasury bill, dana pasar uang, serta kertas komersial.
2.   Kas yang Dibatasi  atau Restriktif

Jika jumlah kas restriktif material, maka kas ini dipisahkan dari kas reguler yang biasa digunakan perusahaan. Kas yang dibatasi (restricted cash) diklasifikasikan ke dalam Aktiva Lancar ataupu Aktiva Jangka Panjang, hal itu bergantung pada tanggal pengeluaran kas. Kas ini dilasifikasikan dalam kelompok aktiva lancar apabila kas tepatkas akan digunakan dalam melakukan

pembayaran terhadap kewajiban perusahaan atau jatuh tempo. Di sisi lain, jika kas dipegang untuk periode waktu yang lama, maka kas yang dibatasi ditampilkan dalam kelompok jangka panjang dari neraca.
Contoh: restriktif untuk perluasan pabrik, pelunasan hutang jangka panjang, pencatatan biaya deposito.
3.   Overdraft Bank

Overdraft bank atau yang bisa disebut sebagai bank overdrafts terjadi jika sebuah cek ditulis pada jumlah yang kemudian melebihi rekening kas milik perusahaan. Hal tersebut harus dicatat ke dalam kelompok kewajiban lancar, dalam  kasus  biasanya,  bank  overdraft  ini  kemudian  ditambahkan  dalam jumlah yang dilaporkan sebagai utang usaha. Overdraft bank umumnya tidak dioffset ke dalam akun kas. Suatu pengecualian utamanya yaitu apabila kas yang tersedia pada suatu akun lain yang berada di bank yang sama di mana overdraft tersebut terjadi. Dalam kasus ini, diperlukan pengoffsetan.








7.1 Piutang

Piutang (receivables) merupakan klaim atas uang, barang, ataupun jasa kepada pelanggan ataupun pihak lain yang berkepentingan di dalamnya. Di dalam neraca, piutang diklasifikasikan sebagai Piutang Dagang dan Piutang Nondagang.

Piutang Dagang

Piutang dagang (trade receivables) adalah sejumlah barang maupun jasa yang terhutang oleh pelanggan, di mana barang ataupun jasa itu telah diberikan kepada pelanggan  di  masa  lalu  sebagai  bagian  dari  operasi  bisnis  yang  normal  bagi sebuah perusahaan. Piutang ini selanjutnya disubklasifikasikan menjadi 2, yaitu:

   Piutang Usaha

Piutang dagang atau yang biasa disebut sebagai accounts receivable merupakan janji lisan yang diucapkan oleh pembeli di mana ia akan melunasi atau membayar barang atau jasa yang terhutang kepada perusahaan. Biasanya dapat ditagih dalam waktu 30 hari sampai 60 hari sejak terjadinya transaksi.
   Wesel Tagih

Wesel tagih atau yang biasa disebut sebagai note receivable yaitu merupakan janji yang tertulis dari pelanggan ke perusahaan untuk membayar sejumlah uang tertentu dan di tanggal tertentu di masa yang akan datang untuk melunasi barang atau jasa yang terhutang. Wesel tagih ini asalnya bisa dari penjualan barang atau jasa perusahaan, pembiayaan tertentu, ataupun transaksi lainnya. Wesel tagih ini dapat memiliki jangka yang pendek, maupun jangka panjang, tergantung jatuh temponya.

Piutang Nondagang

Piutang  nondagang  (nontrade  receivables)  berasal   dari  berbagai  transaksi. Sejumlah contoh piutang nondagang adalah:

1.   Uang muka kepada karyawan dan staf

2.   Uang muka kepada anak perusahaan

3.   Deposito untuk meutup kemungkinan kerugian dan kerusakan

4.   Deposito sebagai jaminan penyediaan jasa atau pembayaran

5.   Piutang dividen atau bunga

6.   Klaim terhadap:

a Perusahaan asuransi untuk kerugian yang dipertangguhkan b.   Terdakwa dalam suatu perkara hukum
c Badan-badan pemerintah untuk pengembalian pajak

d.   Perusahaan pengangkutan untuk barang yang rusak atau hilang e Kreditor untuk barang yang dikembalikan, rusak, atau hilang
f.   Pelanggan untuk barang-barang yang dapat dikembalikan (krat, container, dll)

7.1.1 Pengakuan Piutang Usaha

   Diskon Dagang

    Merupakan potongan dari daftar harga

    Tidak dikenali dalam catatan akuntansi

    Pelanggan ditagihkan harga bersihnya dari diskon



   Diskon Tunai

    Seabagi perangsang agar pembeli melakukan pembayaran secepatnya.

    Terdapat 2 metode, yaitu metode kotor dan metode bersih.



   Tidak Ada Pengakuan atas Unsur Bunga

Idealnya, piutang harus diukur pada nilai sekarang atau present value, yaitu nilai  diskonto  atas  kas  yang  kemudian  akan  diterima  di  masa  yang  akan datang.  Dalam  praktiknya,  pendapatan  bunga  yang  berhubungan  dengan

piutang  usaha  diabaikan  karena  jumlah  diskon  biasanya  tidak  material dibandingkan dengan laba bersih periode bersangkutan.

7.1.2 Penilaian Piutang Usaha

Pelaporan piutang melibatkan (a) klasifikasi dan (b) penilaian di dalam neraca perusahaan. Klasifikasi yang melibatkan menentukan lamanya waktu setiap piutang yang akan beredar. Piutang diperkirakan akan dapat ditagih dalam satu siklus operasi perusahaan kemudian diklasifikasinkan ke dalam piutang lancar,  sedangkan  piutang-piutang  lain  kemudian  diklasifikasikan  sebagai piutang berjangka panjang.

Penilaian piutang lebih sedikit kompleks. Adanya piutang jangka pendek perusahaan kemudian dinilai dan dilaporkan pada net present value atau nilai realisasi  bersih,  yaitu  merupakan  jumlah  bersih  yang  diperkirakan  dapat diterima oleh perusahaan dalam bentuk kas. Dalam menentukan nilai realisasi bersih diperlukan estimasi atas piutang yang tak tertagih, juga atas retur atau pengembalian dari penjualan dan pengurangan harga atau diskon yang diberikan perusahaan kepada konsumen.

Piutang Usaha Tak Tertagih


Penjualan  secara  kredit  berisiko  menimbulkan  kegagalan  untuk  menagih piutang. Piutang tak tertagih adalah kerugian pendapatan yang memerlukan penurunan aktiva piutang usaha juga penurunan yang terkait dengan laba dan ekuitas dari pemegang saham. Adanya kerugian pendapatan diakui dengan mencatat beban piutang tak tertagih. Terdapat dua metode dalam pencatatan pengakuan piutang tak tertagih, yaitu:

1.   Metode Penghapusan Langsung

Apabila perusahaan menggunakan metode ini, maka perusahaan tidak perlu mencatat jurnal apapun terkait dengan penghapusan piutang tak tertagih, sampai adanya akun khusus yang ditetapkan perusahaan sebagai piutang yang tak tertagih. Kemudian adanya kerugian bagi perusahaan itu dicatat dengan cara mengkredit Piutang Usaha dan mendebet Beban Piutang Tak Tertagih. Pemakaian metode ini tidak dipandang tepat, kecuali jika jumlah piutang tak tertagih tidak material.

2.   Metode Penyisihan

Perusahaan membuat estimasi yang berasal dari seluruh penjualan kredit atau total piutang yang beredar pada pelanggan. Estimasi ini selanjutnya dicatat sebagai beban dan pengurang yang secara tidak langsung mengurangi piutang usaha perusahaan di periode di mana penjualan  tersebut dicatat. Estimasi jumlah piutang tak tertagih ini biasanya dibuat atas dasar:
a Pendekatan Presentase-Penjualan (Laporan Laba Rugi)

   Presentase berdasarkan pengalaman di masa lalu dan kebijakan antisipasi kedit
    Menandingkan biaya dengan pendapatan

    Adanya keseimbangan di akun Allowance tidak dipertimbankan


Ilustrasi


Gonzales Company mengestimasikan dari pengalaman masa lalu bahwa sekitar 2% dari penjualan kredit tidak akan tertagih. Jika penjualan kredit bersih adalah $800,000 di tahun 2011, maka pencatatan beban piutang tak tertagih adalah sebagai berikut.




Bad Debt Expense                                                 16,000

Allowance for Doubtful Accounts                           16,000

b.   Pendekatan Presentase Piutang (Neraca)

    Tidak sesuai dengan prinsip penandingan biaya dan pendapatan

    Melaporkan piutang pada nilai kas yang dapat dicapai


Perusahaan bole menggunakan metode ini menggunakan


   Satu  tarif  gabungan  (composite  rate),  mencerminkan  estimasi piutang tak tertagih
   Skedul umur piutang (aging schedule) menggunakan presentase berbeda   berdasarka pengalama di   masa   yang   lalu   pada berbagai kategori umur. Pada skedul ini kemudian akan tergindikasi akun mana saja yang ternyata membutuhan perhatian

khusus dengan cara   menampilkankan umur dari piutang usaha yang dimiliki oleh suatu perusahaan.



Bad Debt Expense                                           37,650


Allowance for Doubtful Accounts                           37,650


Jumlah sebesar $37,650 akan menjadi beban piutang tak tertagih yang harus dilaporkan untuk tahun berjalan, dengan mengasumsikan bahwa tidak ada saldo dalam akun penyisihan.

Sebagai ilustrasi tambahan, asumsikan bahwa akun penyisihan memiliki saldo kredit sebesar $800 sebelum penyesuaian. Dalam kasus ini, jumlah yang harus ditambahkan ke dalam akun penyisihan  adalah  $36,850  ($37,650-$800),  daayat  jurnal berikut harus dibuat.

Bad Debt Expense ($37,650 – $800)             36,850


Allowance for Doubtful Accounts                           36,850





Penurunan Nilai Piutang


Asset menghitung piutang mereka untuk penurunan setiap periode pelaporan. Kemungkinan kerugian antara lain:

1.   Masalah keuangan yang signifikan dari pelanggan

2.   Kegagalan pembayaran

3.   Negosiasi kembali dari kebijakan piutang karena kesulitan keungan yang dialami oleh pelanggan
4.   Penurunan estimasi arus kas di masa depan dari sebuah kelompok piutang sejak  pengakuan  awal,  meskipun  penurunan  tidak  dapat  diidentifikasi dengan asset pribadi dalam sebuah kelompok.

7.2 Wesel Tagih

7.2.1 Pengakuan Wesel Tagih

Suatu wesel tagih didukung oleh adaya suatu promes atau yang dikenal dengan promissory note formal, yaitu merupakan suatu janji yang tertulis untuk melakukan pembayaran sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Wesel tagih ini merupakan sebuah instrumen yang bisa mengalami negosiasi yang harus ditandatangani oleh pembuat atau maker) yang ditujukan untuk kepentingan penerima atau payee, yang mungkin bisa secara legal dan secara cepat pula menjual atau melakukan transfer ke pihak yang lain. Wesel berbunga atau biasa disebut sebagai interest bearing notes mempunyai suku bunga yang telah ditetapkan, sementara wesel tanpa bunga   atau yang biasa disebut sebafai zero interest bearing notes memasukkan adanya sejumlah bunga sebagai suatu bagian dari nilai nominal yang kemudian tidak dinyatakan secara langsung. Wesel tagih ini dinilai merupakan aktiva yang cukup likuid, meski bisa bersifat jangka panjang, karena bisa dengan mudak dikonversikan menjadi kas.

Wesel tagih umumnya berasal dari:


   Pelanggan  yang  membutuhkan  perpanjangan  periode  pembayaran  dari piutang jatuh tempo
    Pelanggan berisiko tinggi atau pelanggan baru

    Pinjaman kepada karyawan dan anak perusahaan

    Penjualan property, pabrik, dan peralatan

    Transaksi peminjaman (mayoritas dari wesel)

Wesel jangka pendek ini biasanya dicatat oleh perusahaan pada nilai nominal yang dikurangi dengan penyisihan, karena adanya bunga implisit pada nilai yang jatuh tempo tersebut bersifatt tidak material. Umumnya, wesel tagih yang diperlakukan sebagai ekuivalen kas dalam jangka waktu 3 bulan atau kurang dari 3 bulan, dan bukan merupakan suatu subjek amortisasi premi ataupun diskonto. Sedangkan wesel jangka panjang harus dicatat pada present value atau nilai sekarang dari kas yang diperkirakan oleh perusahaan akan dapat ditagih. Apabila suku bunga yang telah ditetapkan atas suatu wesel berbunga sama dengan suku bunga yang ada di pasar, maka wesel tersebut dijual pada nilai nominal. Namun, apabila suku bunga yang ditetapkan tidak sama dengan suku bunga yang ada di pasar, maka kas yang dipertukarkan jumlahnya akan berbeda dengan nilai nominal yang terdapat di dalam wesel.

Ilustrasi:


PT.  KimiFarma  meminjamkan  $10,000  kepada  PT.  Bunga  Indah  dan menerima wesel berbunga berjangka waktu 3 tahun senilai $10,000, dengan suku bunga tahunan sebesar 10%. Suku bunga yanga ada pasar wesel dengan

resiko serupa juga 10%. Bagaimana Bigelow Corp mencatat transaksi tersebut?



$1,000               x           2.48685      =    $2,487

Interest Received                       Factor           Present Value



PV of Principal


$10,000      x      .75132     =      $7,513

Principal          Factor          Present Value



Summary
Present Value Interest
$  2,487

Present Value Principal
7,513

Note Current Market Value
$10,000

Wesel tagih yang berjangka pendek dicatat dan dilaporkan pada net present value atau nilai realisasi bersihnya, yaitu pada jumlah nilai nominalnya yang dikurang denga seluruh   penyisiha yan diperlukan.   Adany akun penyisihan wesel tagih yang paling utama adalah penyisihan bagi wesel yang tak  tertagih.  Wesel  tagih  ini  dipandang  akan  berkurang  nilainya  apabila adanya kemungkinan beberapa kreditor tidak dapat menagih seluruh jumlah yang terutang kepada debitor, baik jumlah pokok maupun jumlah bunganya, sesuai dengan ketentuan kontraktual yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.


7.3 Disposisi Piutang Usaha dan Wesel Tagih

Secara umum, adanya piutang usaha maupun wesel tagih bisa ditagih pada saat terjadinya jatuh tempo dan kemudian dapat dikeluarkan dari pembukuan perusahaan. Namun, seiring dengan adanya peningkatan ukuran dan signifikansi penjualan kredit juga piutang, pemilik bisa melakukan transfer terhadap piutang usaha ataupun wesel tagih terhadap perusahaan lain secara tunai dalam rangka mempercepat  penerimaan  kas  dari  piutang  tersebut.  Alasannya,  yang  pertama untuk alasan kompetitif. Untuk perusahaan yang menjual barang yang tahan lama seperti mobil atau sepeda motor, banyak perusahaan yang memiliki anak perusahaan yang memiliki spesialisasi dalam pembiayaan piutang untuk memudahkan pembayaran angsuran seperti Honda pada FIF. Alasan yang kedua adalah, pemilik membutuhkan kas dan akses ke kredit normal sangat mahal, sehingga pemilik piutang akan menjual piutangnya tersebut.  Daalasayang terakhir adalah, penagihan piutang membutuhkan banyak waktu dan keterbatasan jangkauan untuk perusahaan peminjam yang berbeda.

Transfer  piutang  kepada  pihak  ketiga  dapat  dilakukan  dengan  memilih  cara berikut ini:
    Peminjaman yang Dijamin

Piutang biasanya digunakan sebagai jaminan dalam transaksi peminjaman yang melipatkan perusahaan yang memiliki piutang. Kreditur seringkali meminta debitur menunjuk atau menggadaikan piutang sebagai jaminan atas pinjaman. Apabila pinjaman tersebut tidak dibayar saat jatuh tempo, maka kreditur memiliki hak untuk mengkonversi jaminan itu menjadi kas, yaitu unuk menagih utang.


7.4 Penyajian dan Analisis

Aturan umum dalam klasifikasi terhadap piutang adalah sebagai berikut:

1.   Memisahkan  semua  jenis  piutang  perusahaan,  apabila  piutang  tersebut material.
2.   Menjamin akun penilaian dapat secara tepat mengoffset akun piutang yang terkait dengan piutang.
3.   Menentukan piutang yang telah diklasifikasikan ke dalam kelompok aktiva lancar dapat dikonversikan menjadi kas pada satu siklus operasi perusaahaan, terganggu mana yang lebih panjang.
4.   Mengungkapkan setiap adanya kontijensi kerugian pada piutang.

5.   Mengungkapkan  adanya  piutang  yang  digadaikan  sebagai  jaminan  atas transaksi peminjaman.



Rasio Perputaran Uang

Rasio  keuangan  seringkali  digunakan  untuk  mengevaluasi  lukuiditas  piutang usaha yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio yang digunakan dalam melakukan penilaian terhadap likuiditas piutang yaitu rasio perputaran piutang. Rasio perputaran piutang dapat mengukur berapa kali, secara rata-rata, piutang yang berhasil ditagih dalam satu periode operasi suatu perusahaan. Rasio ini kemudian bisa dihitung dengan cara melakukan pembagian antara penjualan bersih dan piutang rata-rata bersih yang beredar pada tahun berjalan.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Blog Archive

LATEST POSTS

CB Blogger Lab

JASA SEO CB

jam ayam

CONTOH BLOG

JASA SEO CB

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *