Rabu, 27 Februari 2019

STRATEGI MULTI BISNIS

STRATEGI MULTI BISNIS


A.    Pengertian Strategi Multibisnis.

Menurut James Brian Quinn (1980) strategi merupakan “pola atau rencana yang mengintregasika  tujuan-tujuan utama, kebijakan-kebijakan, urutan-urutan aksi ke dalam keseluruhan yang terkait”. Sedangkan Menurut William Hence (1985) mendifinisikan strategi sebagai “konsentrasi dari sumber-sumber pada peluang-peluang bagi keunggulan kompetitif”. Dari dua definisi itu dapat dipahami bahwa strategi adalah cara untuk mencapai tujuan dengan melibatkan semua faktor andalan dalam organisasi secara strategik.

Perusahaan multi bisnis adalah perusahaan yang memiliki  dan mengelola lebih dari satu bisnis. Di Indonesia saja contohnya sangat banyak. Misalnya kelompok bisnis cipaganti yang memiliki bisnis di bidang transportasi darat (taksi, travel, dan rental mobil). Bisnis pariwisata (tour, ticketing, dan penyewaan bis), bisnis perhotelan, bisnis kargo,  bisnis tambang (emas, batu bara), bisnis pendidikan dan pelatihan, bisnis elektronika dan multimedia.

Awalnya perusahaan Multi Bisnis merupakan satu perusahaan yang mempunyai satu produk yang sangat sukses di pasar. Operasionalisasi perusahaan dikendalikan dengan struktur fungsional, sehingga lebih mudah mengendalikan kegiatan-kegiatan pemasaran, produksi, SDM dan tentunya keuangan. Kemudian perusahaan  melakukan pengembangan bisnis dengan memasuki wilayah yang berbeda atau meningkatkan jenis produk yang ditawarkan.

Strategi bertumbuhanya yang dipilih perusahaan pada tahap ini umumnya adalah integrasi horizontal yaitu terus bertumbuh melalui perluasan bisnisnya saat ini, dengan masih mempertahankan struktur produk-pasar yang sama dengan saat ini. Hal tersebut dapat dilakukan dengan perluasan geografis, dari satu wilayah ke wilayah lain.

 Setelah bertumbuh secara horizontal tidak lagi memberikan manfaat yang signifikan umumnya perusahaan akan bertumbuh melalui integrasi vertical yaitu pemicu strategi ini terutama adalah keinginan perusahaan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan atau sumber daya yang sangat signifikan bagi bisnisnya.

Fase Proses Manajemen Strategi Dalam Kaitan Dengan Strategi bisnis:

a.      Formulasi strategi meliputi penilaian terhadap lingkungan dan pengembangan strategi.
b.      Implementasi strategi dan evaluasi.
c.      Formulasi Strategi
d.   Proses formulasi strategi yang juga disebut sebagai perencanaan strategik meliputi beberapa kegiatan yang sistematis:

·         Metetapkan arah strategik organisasi
·         Mengindentififikasi lingkungan dan analisis SWOT.
·         Merumuskan tujuan-tujuan strategik.
·         Mengembangkan alternatif-alternatif strategik.
·         Memilih strategik.

B.     Identifikasi Linkungan Dan Analisis SWOT

Perencanaan perlu mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan bisnis yang relevan dengan kondisi perusahaan saat ini dan melakukan analisis tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan dalam lingkungan bisnis.

a.       Merumuskan Tujuan Strategik.
Pada fase ini, rumusan visi, misi dean tujuan itu, diterjemahkan ke dalam tujuan-tujuan strategik yaitu  tujuan-tujuan yang dirumuskan pada tingkat korporat atau pada level puncak dalam hierarki manajerial. Kemudian tujuan-tujuan pada tingkat korporat atau organisasi, diterjemahkan menjadi tujuan-tujuan strategik pada tingkat fungsional atau divisional (divisi pemasaran, divisi SDM, dan sebagainya) dan operasional (unit).

b.      Mengembangkan Alternatif Strategi.
Strategi-strategi bisnis, terkait dengan misi dan tujuan yang diemban organisasi. Strategi SDM adalah upaya menyediakan SDM yang memiliki kompetensi dan motivasi yang tinggi melalui fungsi-fungsi MSDM. Kualitas SDM yang tersedia diharapkan mampu mendukung implementasi strategi bisnis tertentu sebagai upaya mencapai misi dan tujuan yang telah digariskan.

c.       Memilih Strategi.
Strategi bisnis yang dirancang masih bersifat intended strategy yaitu strategi dalam tatanan konseptual yang dirumuskan oleh manajer puncak melalui proses pengembalian keputsan yang rasional yang dikembangkan sebagai rencana strategis. Jika dalam implementasi terdapat keadaan-keadaan yang tidak terduga sehingga strategi yang diterapkan menjadi kurang evektif dalam pencapaian  tujuan maka strategi harus direvisi.

Oleh sebab itu, dalam perumusan strategi pada tingkat korpora untuk mengurangi kemungkinan bias dalam konsep intended strategy, para manajer tingkat bawah, dapat dilibatkan dalam proses perumusan strategi-strategi yang secara fundamental dikembangkan dari pengalaman yang mereka peroleh dilapangan.

d.      Implementasi Strategi Dan Evaluasi
Proses ini meliputi kegiatan-kegiatan, menghubungkan harapan-harapan dengan organisasi, orang-orang, peningkatan kinerja dan mengevaluasi evektifitas strategi.
 Faktor-faktor atau pilar yang harus dipertimbangkan dalam proses implementasi :
Ø  Desain tugas.
Ø  Struktur organisasi.
Ø  Kompensasi.
Ø  Sistem.
Ø  Proses.
Ø  Teknologi.


C.    Kepemimpinan Strategis

Kepemimpinan strategis adalah kemampuan seseorang untuk mengantisipsi, memimpikan, mempertahankan fleksibilitas, berpikir secara strategis, dan bekerja dengan orang lain untuk memulai perubahan yang akan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi organisasi. Kepemimpinan strategis adalah suatu proses memberikan arah dan inspirasi yang diperlukan untuk membuat dan melaksanakan visi organisasi, misi dan strategi untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan startegis harus melibatkan manajer di bagian atas, tengah, dan tingkat yang lebih rendah dari organisasi.

Hughes dan Beatty (2005) kepemimpinan strategis yaitu mendorong dan menggerakkan segenap kemampuan karyawan sehingga akan berkembang. Lebih lanjut bahwa kepemimpinan strategis adalah kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki seseorang atau kelompok yang bertanggung jawab dan memiliki pengaruh penting untuk menjamin organisasi itu tetap bertahan hidup.

Pemimpin strategis yang efektif antara lain memiliki keterampilan untuk:
1. Mengantisipasi dan meramalkan kejadian dalam lingkungan eksternal organisasi yang memiliki potensi untuk mempengaruhi kinerja organisasi.
2.   Mencari dan mempertahankan keunggulan kompetitif dengan membangun kompetensi inti dan memilih pasar yang tepat untuk bersaing.
3.   Mengevaluasi implementasi strategi dan hasil secara sistematis dan membuat penyesuaian startegis.
4.    Membangun tim karyawan yang sanga efektif, efisien, dan termitivasi.
5.   Menentukan tujuan dan prioritas yang tepat untuk mencapai serta menjadi komunikator yang efektif.

Pemimpin harus memiliki kredibilitas dan reputasi yang hebat, agar ia mampu memberikan inspirasi dan motivasi kepada setiap orang. Pemimpin harus memotivasi dan menginspirasi setiap orang dalam setiap detik kehidupan mereka, untuk bersemangat dan bangkit bersama dengan perubahan baru. Pemimpin harus membuat setiap orang menyadari bahwa perubahan itu penting, untuk mengubah hal-hal yang telah ketinggalan zaman dengan hal-hal baru yang sesuai peradaban.

            Karakteristik kepemimpinan strategis adalah sebagai berikut:
1.  Visioner, missioner, dan strategis yakni memiliki, memahami dan mengkomunikasikan dan merealisasikan strategi serta memiliki pengetahuan, terampil, dan berwawasan luas.
2.       Berorientasi pada perubaha menunjukkan bahwa pemimpin menyukai dan selalu terlibat dalam perubahan, memiliki tujuan dan arah yang jelas, future-oriented dan suka menetapkan prioritas.
3.      Mampu membangun relasi yang kuat tergambar dari selalu bertindak bijaksana, melibatkan bawahan dalam mengembangkan ide, member kesempatan kepada bawahan untuk membuat keputusan, selalu menyelesaikan tanggung jawa dengan segera dan memiliki jejaring social luas dengan berbagai pihak.
4.      Memilki personal style dan personal skill seperti proaktif, pengendalian emosi, bersemangat, peduli terhadap bawahan, bekerja melampaui uang dan kekuasaan serta berani mengambil resiko.


D.    Budaya Organisasi

Sweeney dan Mc Farlen (2002 : 334) mengemukakan bahwa budaya secara ideal mengkomunikasikan secara jelas pesan-pesan tentang bagaimana kita melakukan sesuatu atau bertindak berperilaku disekitar sini. Budaya organisasi adalah seperangkat perilaku, perasaan, dan kerangka psikologis yang terinternalisasi sangat mendalam dan dimiliki bersama oleh anggota organisasi

                Robbins (2002) budaya organisasi merupakan suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, suatu system dari makna bersama. Budaya organisasi adalah system makna yang dianut bersama oleh anggota-anggota yang membedakan antar organisasi lainnya. Demikian juga Robbins menjelaskan bahwa mengukur budaya organisasi dapat memahami tentang bagaimana karyawan memandang organisasi, mendorong kerja tim, menghargai inovasi dan meningkatkan prakarsa.

                Para ahli berpendapat bahwa definisi budaya organisasi memiliki tiga hal yang merupakan cirri khas dari budaya organisasi tersebut antara lain:

·         Dipelajari
·         Dimiliki bersama
·         Diwariskan dari generasi ke generasi

Faktor yang paling penting bagi organisasi adalah bagaimana seorang pemimpin, ketua ataupun manajer sebuah organisasi dapat menciptakan dan memelihara suatu budaya organisasi yang kuat dan jelas.

Kepemimpinan dengan budaya organisasi saling terkait, jika pemimpin hidup dalam berbagai budaya, maka dia merupakan instrument dalam mengelola dan mengembangkan budaya, oleh karena itu salah satu kewajiban pemimpin adalah memahami apa yang dihadapi dan apa yang dikerjakan jika mencoba mengelola budaya. Sebaliknya kewajiban bagi pemimpin adalah menciptakan budaya.

Seorang pemimpin strategis dalam membangun budaya organisasi yang dipimpinnya harus berperan menjadi sosok dari budaya yang akan dibangunnya, pemimpin harus mampu membantu bawahan untuk menciptakan rasa memiliki jati diri bagi para pekerjanya. Tanpa adanya ikatan pribadi (rasa memiliki) karyawan terhadap organisasi, seorang pemimpin akan kesulitan untuk menterjemahkan visi, misi dan tujuannya dalam memimpin organisasi. Pemimpin juga harus dapat membantu menciptkan stabilitas organisasi sebagai suatu system social, dimana orang-orang yang ada didalam organisasi merupakan satu kesatuan social yang utuh dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

Pada intinya peran kepemimpinan startegis dalam budaya organisasi yakni adalah bagaimana seorang pemimpin mampu mengarahkan dan membawa anggota organisasi memahami kondisi lingkungan strategisnya sebagaibagian dalam mencapai tujuan organisasi.


0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Blog Archive

LATEST POSTS

CB Blogger Lab

JASA SEO CB

jam ayam

CONTOH BLOG

JASA SEO CB

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *