Karakteristik Akuntansi Sektor Publik
KARAKTERISTIK
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
SEJARAH AKUNTANSI SEKTOR
PUBLIK.
Istilah sektor publik mulai
dipakai pertama kali pada tahun 1952. Pada waktu itu, sektor publik sering
dikaitkan sebagai bagian dari manajemen ekonomi makro yang terkait dengan
pembangunan dan lembaga pelaksanaan pembangunan. Pada tahun 1970-an berbagai
kritik muncul terhadap sektor publik yang keberadaannya dianggap tidak efisien
dan jauh tertinggal dengan kemajuan dan perkembangan yang terjadi di sektor
swasta. Baru pada tahun 1980-an reformasi sektor publik dilakukan di
negara-negara industri maju sebagai jawaban atas berbagai kritikan yang ada.
Dengan adanya perubahan pada sektor publik tersebut, terjadi pula perubahan
pada akuntansi sektor publik. Akuntansi sektor publik kemudian mengikuti dan
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.
Dalam
waktu yang relatif singkat akuntansi sektor publik telah mengalami perkembangan
yang sangat pesat. Saat ini terdapat perhatian yang lebih besar terhadap
praktik akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintah, perusahaan
milik negara/daerah, dan berbagai organisasi publik lainnya dibandingkan dengan
pada masa-masa sebelumnya. Terdapat tuntutan yang lebih besar dari masyarakat
untuk dilakukan transparansi dan akuntabilitas publik oleh lembaga-lembaga
sektor publik.
Dalam
pemerintah sendiri, sudah ,mulai ada perhatian yang lebih besar terhadap
penilaian kelayakan praktik manajemen pemerintahan yang mencakup perlunya dilakukan
perbaikan sistem akuntansi manajemen, sistem akuntansi keuangan, perencanaan
keuangan dan pembangunan, sistem pengawasan dan pemeriksaan, serta berbagai
implikasi finansial atas kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah.
URGENSI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.
Organisasi sektor publik saat
ini tengah menghadapi tekanan untuk lebih efisien, memperhitungkan biaya
ekonomi dan biaya sosial, serta dampak negatif atas aktivitas yang dilakukan. Berbagai
tuntutan tersebut menyebabkan akuntansi dapat dengan cepat diterima dan diakui
sebagai ilmu yang dibutuhkan untuk mengelola urusan-urusan publik. Akuntansi
sektor publik pada awalnya merupakan aktivitas yang terspesialisasi dari suatu
profesi yang relatif kecil. Namun demikian, saat ini akuntansi sektor publik
sedang mengalami proses untuk menjadi displin ilmu yang lebih dibutuhkan dan
substansial keberadaannya.
Akuntansi sektor publik memiliki
kaitan yang erat dengan penerapan dan perlakuan akuntansi pada domain publik.
Domain publik sendiri memiliki wilayah
yang lebih luas dan kompleks dibandingkan dengan sektor swasta. Secara
kelembagaan, domain publik antara lain meliputi badan-badan pemerintahan
(pemerintah pusat dan daerah serta unit kerja pemerintah), perusahaan milik
negara (BUMN dan BUMD), yayasan, organisasi politik dan organisasi massa,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), universitas, dan organisasi nirlaba lainnya.
Jika dilihat dari variabel lingkungan, sektor publik dipengaruhi oleh banyak
faktor tidak hanya faktor ekonomi semata, akan tetapi faktor politik, sosial,
budaya, dan historis juga memiliki pengaruh yang signifikan.
PENGERTIAN SEKTOR PUBLIK.
Istilah sektor public memiliki
pengertian yang bermacam-macam. Hal tersebut merupakan konsekuensi dari luasnya
wilayah public, sehingga setiap disiplin illmu (ekonomi, politik, hukum, dan
sosial) memiliki cara pandang yang berbeda-beda. Dari sudut pandang ilmu
ekonomi, sektor publik dapat dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya
berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam
rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik.
Beberapa tugas dan fungsi sektor
publik sebenarnya dapat juga dilakukan oleh sektor swasta, misalnya tugas untuk
menghasilkan beberapa jenis layanan publik, seperti layanan komunikasi,
penarikan pajak, pendidikan, transportasi publik, dan sebagainya. Akan tetapi,
untuk tugas tertentu keberadaan sektor publik tidak dapat digantikan oleh
sektor swasta, misalnya fungsi birokrasi pemerintahan. Sebagai konsekuensinya,
akuntansi sektor publik dalam beberapa hal berbeda dengan akuntansi pada sektor
swasta.
PERBEDAAN SEKTOR PUBLIK DAN
SWASTA
Perbedaan sifat dan
karakteristik sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dengan
membandingkan beberapa hal, yaitu :
Perbedaan
|
Sektor Publik
|
Sektor Swasta
|
Tujuan Organisasi
|
Nonprofit
motive
|
Profit motive
|
Sumber Pendanaan
|
Pajak, retribusi, utang,
obligasi pemerintah, laba BUMN/BUMD, penjualan aset negara, dsb
|
Pembiayaan internal: Modal
sendiri, laba ditahan, penjualan aktiva
Pembiayaan eksternal: utang
bank, obligasi, penerbitan saham
|
Pertanggungjawaban.
|
Pertanggungjawaban kepada
masyarakat (publik) dan parlemen (DPRD/DPRD)
|
Pertanggungjawaban kepada
pemegang saham dan kreditor.
|
Struktur Organisasi
|
Birokratis, kaku, dan
hierarkis
|
Fleksibel, datar, pyramid,
lintas fungsional, dsb
|
Karakteristik Anggaran
|
Terbuka untuk publik
|
Tertutup untuk publik
|
Sistem Akuntansi
|
Cash Accounting
|
Accrual
Accounting
|
1.
Tujuan Organisasi.
Setiap
organisasi memiliki tujuan yang spesifik dan unik yang hendak dicapai. Dilihat
dari tujuannya, organisasi sektor publik berbeda dengan sektor swasta.
Perbedaannya yang menonjol terletak pada tujuan untuk memperoleh laba. Pada
sektor swasta terdapat semangat untuk memaksimumkan laba (profit motive), sedangkan pada sektor publik tujuan utama
organisasi bukan untuk memaksimumkan laba tetapi pemberian pelayanan publik (public service), seperti: pendidikan,
kesehatan masyarakat, keamanan, penegakan hukum, transportasi publik, dan
penyediaan barang kebutuhan publik (misalnya: penyediaan bahan kebutuhan pokok
masyarakat). Organisasi sektor publik juga memiliki tujuan finansial, akan
tetapi hal tersebut berbeda baik secara filosofis, konseptual, dan
operasionalnya dengan tujuan profitabilitas pada sektor swasta. Usaha
pemerintah untuk meningkatkan penerimaan negara, peningkatan laba pada
perusahaan-perusahaan milik negara atau milik daerah, upaya pemerintah daerah
untuk meningkatkan Pendapatan Aslli Daerahnya (PAD) adalah contoh adanya tujuan
finasial pada organisasi sektor publik. Jika pada sektor swasta tujuan
finansial diorientasikan pada maksimasi laba untuk memaksimumkan kesejahteraan
pemegang saham, maka pada sektor publik tujuan finansial diorientasikan untuk
maksimasi pelayanan publik, karena untuk memberikan pelayanan publik diperlukan
dana.
2.
Sumber Pembiayaan.
Perbedaan
sektor publik dengan sektor swasta dapat dilihat dari sumber pendanaan
organisasi atau dalam istilah manajemen keuangan disebut struktur modal atau
struktur pembiayaan. Struktur pembiayaan sektor publik berbeda dengan sektor
swasta dalam hal bentuk, jenis, dan tingkat risiko. Pada sektor publik sumber
pendanaan berasal dari pajak dan retribusi, charging
for services, laba perusahaan milik negara, pinjaman pemerintah berupa
utang luar negeri dan obligasi pemerintah, dan lain-lain pendapatan yang sah
yang tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang telah ditetapkan.
Sumber pembiayaan pada sektor swasta lebih fleksibel dan memiliki variasi yang
lebih banyak. Pada sektor swasta sumber pembiayaan dipisahkan menjadi sumber
pembiayaan internal dan sumber pembiayaan eksternal. Sumber pembiayaan internal
terdiri atas bagian laba yang diinvestasikan kembali ke perusahaan dan modal
pemilik. Sedangkan sumber pembiayaan eksternal misalnya utang bank, penerbitan
obligasi, dan penerbitan saham baru untuk mendapatkan dana dari publik. Kebijakan
pemilihan struktur modal pada sektor swasta lebih banyak dipengaruhi oleh faktor
ekonomi, seperti tingkat suku bunga, nilai tukar, dan tingkat inflasi.
Sedangkan pada sektor publik, keputusan pemilihan struktur pembiayaan tidak
hanya dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi semata, tetapi juga pertimbangan
politik dan sosial.
3.
Pola pertanggungjawaban.
Manajemen
pada sektor swasta bertanggungjawab kepada pemilik perusahaan (pemegang saham)
dan kreditor atas dana yang diberikan. Pada sektor publik manajemen bertanggungjawab
kepada masyarakat karena sumber dana yang digunakan organisasi sektor publik
dalam rangka pemberian pelayanan publik berasal dari masyarakat. Pola
pertanggungjawaban di sektor publik bersifat vertikal dan horisontal.
Pertanggungjawaban vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana
kepaa otoritas yang lebih tinggi, misalnya kepada pemerintah pusat, dan
pemerintah pusat kepada parlemen. Pertanggungjawaban horisontal adalah
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas. Pertanggungjawaban manajemen
merupakan bagian terpenting untuk menciptakan kredibilitas manajemen baik di
sektor publik maupun swasta. Tidak dipenuhinya prinsip pertanggungjawaban dapat
menimbullkan implikasi yang luas.
4.
Struktur Organisasi.
Struktur
organisasi pada sektor publik bersifat birokratis, kaku, dan hierarkis,
sedangkan struktur organisasi pada sektor swasta lebih fleksibel. Struktur
organisasi pada sektor swasta dapat berbentuk datar, pyramid, lintas
fungsional, dan lainnya sesuai dengan pilihan organisasi. Struktur organisasi
sangat erat hubungannya dengan fungsi, strategi, dan tujuan organisasi. Salah
satu faktor utama yang membedakan sektor publik dengan sektor swasta adalah
adanya pengaruh politik yang sangat tinggi pada organisasi sektor publik.
Tipologi pemimpin, termasuk pilihan dan orientasi kebijakan politik, akan
sangat berpengaruh terhadap pilihan struktur birokrasi pada sektor publik.
Sektor publik memiliki fungsi yang lebih kompleks dibandingkan dengan sektor
swasta. Kompleksitas organisasi akan berpengaruh terhadap struktur organisasi.
5.
Karakteristik Anggaran dan Stakeholder.
Jika
dilihat dari karakteristik anggaran, pada sektor publik rencana anggaran
dipublikasikan kepada masyarakat secara terbuka untuk dikritisi dan
didiskusikan. Anggaran bukan sebagai rahasia negara. Sementara itu, anggaran
pada sektor swasta bersifat tertutup bagi publik karena anggaran merupakan
rahasia perusahaan.
Perbedaan stakeholder sektor publik dengan sektor swasta
STAKEHOLDER SEKTOR PUBLIK STAKEHOLDER
SEKTOR SWASTA
Stakeholder Eksternal
: Stakeholder
Eksternal:
§
Masyarakat
pengguna jasa publik Bank sebagai kreditor
§
Masyarakat
pembayar pajak Serikat
buruh
§
Bank
sebagai kreditor pemerintah Pemerintah
§
Badan-badan
internasional, seperti bank dunia Pemasok
§
Investor
asing dan Country Analyst Distributor
§
Generasi
yang akan datang Pelanggan
Stakeholder Internal
: Stakeholder
Internal :
§
Lembaga
negara Manajemen
§
Kelompok
Politik Karyawan
§
Manajer
publik, pegawai pemerintah Pemegang
saham.
6.
Sistem Akuntasi.
Sistem
akuntansi yang biasa digunakan pada sektor swasta adalah akuntansi berbasis
akrual, sedangkan pada sektor publik lebih banyak menggunakan sistem akuntansi
berbasis kas.
KOMPONEN
SEKTOR PUBLIK.
Organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan
yang sangat kompleks dan turbulence. Komponen
lingkungan yang mempengaruhi sektor publik meliputi faktor ekonomi, politik,
kultur, dan demografi.
a.
Faktor Ekonomi.
Faktor ekonomi yang
mempengaruhi organisasi sektor publik antara lain :
·
Pertumbuhan
ekonomi
·
Tingkat
inflasi
·
Pertumbuhan
pendapatan per kapita
·
Struktur
produksi
·
Tenaga
kerja
·
Arus
modal dalam negeri
·
Cadangan
devisa
·
Nilai
tukar mata uang
·
Utang
dan bantuan luar negeri
·
Infrastruktur
·
Teknologi
·
Kemiskinan
dan kesenjangan ekonomi
·
Sektor
informal
b.
Faktor Politik.
Faktor politik yang
mempengaruhi sektor publik antara lain :
·
Hubungan
negara dan masyarakat
·
Legitimasi
pemerintah
·
Tipe
renzim yang berkuasa
·
Ideologi
negara
·
Elit
politik dan massa
·
Jangan
internasional
·
Kelembagaan
c.
Faktor Kultural
Faktor kultural yang
mempengaruhi organisasi sektor publik antara lain :
·
Keragaman
suku, ras, agama, bahasa. Dan budaya
·
Sistem
nilai di masyarakat
·
Historis
·
Sosiologi
masyarakat
·
Karakteristik
masyarakat
·
Tingkat
pendidikan.
d.
Faktor Demografi
Faktor demografi yang
mempengaruhi organisasi sektor publik antara lain :
·
Pertumbuhan
penduduk
·
Struktur
usia penduduk
·
Migrasi
·
Tingkat
kesehatan.
PERSAMAAN
SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR SWASTA
Meskipun sektor publik memiliki sifat dan
karakteristik yang berbeda dengan sektor swasta, akan tetapi dalam beberapa hal
terdapat persamaan, yaitu :
1.
Kedua
sektor, baik sektor publik maupun sektor swasta merupakan bagian integral dari
sitem ekonomi di suatu negara dan keduanya menggunakan sumber daya yang sama
untuk mencapai tujuan organiasasi.
2.
Keduanya
menghadapi masalah yang sama, yaitu masalah kelangkaan sumber daya, sehingga
baik sektor publik maupun sektor swasta dituntut untuk menggunakan sumber daya
organisasi secara ekonomis, efisien, dan efektif.
3.
Proses
pengendalian manajemen, termasuk manajemen keuangan, pada dasarnya sama di
kedua sektor. Kedua sektor sama-sama membutuhkan informasi yang handal dan
relevan untuk melaksanakan fungsi manajemen, yaitu : perencanaan,
pengorganisasian, dan pengendalian.
4.
Pada
beberapa hal, kedua sektor menghasilkan produk yang sama, misalnya : baik
pemerintah maupun swasta sama-sama bergerak di bidang transportasi massa,
pendidikan, kesahatan., penyediaan energi, dan sebagainya.
5.
Kedua
sektor terikat pada peraturah perundangan dan ketentuan hukum lain yang
disyaratkan.
TUJUAN
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
American
Accounting Association (1970)
dalam Glynn (1993) menyatakan bahwa tujuan akuntansi pada organisasi sektor
publik adalah untuk :
1.
Memberikan
informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien, dan ekonomis
atas suatu operasi dan alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi.
Tujuan ini terkait dengan pengendalian manajemen (management control).
2.
Memberikan
informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan pelaksanaan tanggung
jawab mengelola secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumber daya
yang menjadi wewenangnya; dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk
melaporkan kepada publik atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana
publik. Tujuan ini terkait dengan akuntabilitas.
Akuntansi sektor
publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu penyediaan informasi, pengendalian
manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik merupakan alat informasi
baik bagi pemerinta sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik. Bagi
pemerintah, informasi akuntansi digunakan dalam proses pengendalian manajemen
mulai dari perencanaan strategik, pembuatan program, penganggaran, evaluasi
kerja, dan pelaporan kinerja.
Informasi
akuntansi bermanfaat untuk pengambilan keputusan, terutama untuk membantu
manajer dalam melakukan alokasi sumber daya. Informasi akuntansi dapat
digunakan untuk menentukan biaya suatu program, proyek, atau aktivitas serta
kelayakannya baik secara ekonomis maupun teknis. Dengan informasi akuntansi,
pemerintah dapat menentukan biaya pelayanan yang diberikan kepada publik,
menetapkan biaya standar, dan harga yang akan dibebankan kepada publik atas
suatu pelayanan.
Selain itu,
informasi akuntasi dapat digunakan untuk membantu dalam pemilihan program yang
efektif dan ekonomis, serta untuk penilaian investasi. Pemilihan program yang
tepat sasaran, efektif, dan ekonomis akan sangat membantu dalam proses
penganggaran. Pada sektor publik, penganggaran merupakan tahap yang membutuhkan
keahlian khusus karena penganggaran pada sektor publik merupakan proses
politik, sehingga manajer sektor publik dituntut untuk memiliki political skill disamping pemahaman
teknis akuntansi.
Untuk melakukan
pengukuran kinerja, pemerintah memerlukan informasi akuntansi terutama untuk
menentukan indikator kinerja sebagai dasar penilaian kinerja. Indikator kinerja
tersebut dapat bersifat finansial maupun nonfinansial. Informasi akuntansi
memiliki peran utama dalam menentukan indikator kinerja sektor publik.
Pada
tahap akhir dari proses pengendalian manajemen, akuntansi dibutuhkan dalam
pembuatan laporan keuangan sektor publik berupa laporan surplus/defisit pada
pemerintahan, laporan rugi/laba dan aliran kas pada BUMN/BUMD, laporan
pelaksanaan anggaran, laporan alokasi sumber dana, dan neraca. Laporan keuangan
sektor publik merupakan bagian penting dari proses aku
0 komentar:
Posting Komentar