Selasa, 26 Februari 2019

Stockholder Equity (Ekuitas)

BAB 3 Stockholder Equity (Ekuitas)

Stockholder Equity (Ekuitas)

Terdapat tiga bentuk organisasi bisnis:
• Perorangan
• Persekutuan / Partnership
• Perusahaan
Karakteristik khusus perusahaan:
1. Pengaruh dari undang-undang PT.
2. Penggunaan sistem saham.
3. Pengembangan variasi dari ownership interests (kepentingan kepemilikan).

Karakteristik Saham
 Hak pembagian proporsional : Hak atas laba dan kerugian, hak dalam manajemen (hak
voting), hak atas aset saat likuidasi, dan hak atas penerbitan saham baru untuk kelas
saham yang sama (the preemptive right).
 Memiliki resiko kerugian terbesar.
 Memperoleh keuntungan atas keberhasilan perusahaan.
 Tidak ada jaminan memperoleh dividen dan aset atas pembubaran perusahaan.

Ekuitas
Ekuitas (equity) adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua liabilitas.
Ekuitas sering disebut sebagai ekuitas pemegang saham, atau modal perusahaan. Ekuitas
sering dikelompokkan pada laporan posisi keuangan ke dalam kategori berikut.
1. Modal saham
2. Premi saham
3. Saldo laba
4. Akumulasi penghasilan komprehensif lain
5. Saham tresuri
6. Kepentingan nonpengendali (hak minoritas)

Penerbitan Saham
Prosedur penerbitan saham:
1. Tahap Persiapan: Persetujuan RUPS dan menunjuk penjamin emisi (underwriter)
2. Tahap Pengajuan dan Pernyataan Pendaftaran: Otorisasi BAPEPAM-LK

3. Tahap Penawaran/Penjualan Saham
4. Tahap Pencatatan Saham Di Bursa Efek

Nilai Par Saham
Nilai par saham tidak ada hubungannya dengan nilai wajar. Penerbitan saham dengan nilai
par saham yang rendah membantu perusahaan menghindari kewajiban kontinjensi ketika
saham dijual di bawah par. Untuk menyajikan informasi yang diperlukan untuk penerbitan
saham dengan nilai par, perusahaan mengelola akun untuk setiap kelas sebagai berikut.
 Saham preferen atau saham biasa  merefleksikan nilai par atas saham yang
diterbitkan
 Premi saham  nilai lebih atas nilai par yang dibayarkan oleh pemegang saham

Saham Tanpa Nilai Par
Perusahaan menerbitkan saham tanpa nilai par dengan alasan: Menghindari
kewajiban kontinjensi dan menghindari kebingungan di dalam pencatatan nilai par dn nilai
pasar (fair market value).
Saham tanpa nilai par harus dicatat sebesar nilai saat diterbitkan tanpa agio saham.
Jika regulasi mengharuskan adanya nilai yang ditetapkan pada saham tanpa nilai par, maka
selisih nilai yang ditetapkan dengan harga saat diterbitkan dicatat sebagai agio saham.

Saham Diterbitkan dengan Sekuritas Lain
Saham yang diterbitkan dengan sekuritas lain harus dipisahkan komponen ekuitas dan
komponen lainnya. Misalnya convertible bond, saham diterbitkan dengan opsi / warrant.
Metode untuk alokasi:
1. Metode Proporsional
Contoh soal: PT DEF menerbitkan 500 lembar saham biasa dengan nilai par Rp 100 dan nilai
wajar Rp 600, serta 200 lembar saham preferen dengan nilai par Rp 200 dan nilai wajar Rp 1.000
yang dijual dengan lump sum Rp 400.000.

Jumlah saham Nilai Total %
Saham biasa 500 x Rp 600 =Rp300.000 60%
Saham Preferen 200 x 1.000
200.000 40%
Nilai pasar Rp 500.000 100%

Alokasi: Biasa Preferen
Harga
penerbitan Rp 400.000 Rp 400.000
Alokasi % 60% 40%
Total Rp 240.000   Rp 160.000
Kas 400.000
Saham Preferen (200 x Rp.200) 40.000
Premi Saham – Preferen (160.000 – 40.000) 120.000
Saham Biasa (500 x Rp.100) 50.000
Premi saham – Biasa (240.000 - 50.000) 190.000

2. Metode penambahan
Contoh soal: PT DEF menerbitkan 500 lembar saham biasa dengan nilai par Rp 100 dan nilai
wajar Rp 600, serta 200 lembar saham preferen dengan nilai par Rp 200 dan nilai wajar tidak
diketahui yang dijual dengan lump sum Rp 400.000.

Jumlah saham Nilai Total
Saham biasa 500 x Rp 600 = Rp 300.000
Saham preferen 100 x -

Nilai
pasar Rp 300.000

Alokasi: Biasa Preferen
Harga
penerbitan Rp 400.000
Biasa (300.000)
Total Rp 300.000   Rp 100.000
Kas 400.000
Saham Preferen (200 x Rp.200) 40.000
Premi Saham – Preferen (100.000 – 40.000) 60.000
Saham Biasa (500 x Rp.100) 50.000
Premi saham – Biasa (300.000 - 50.000) 250.000
Saham Diterbitkan dengan Transaksi Non-Kas
Perusahaan harus mencatat saham yang diterbitkan dengan non-kas pada Nilai wajar atas
barang atau jasa yang diterima, atau jika nilai wajar atas barang dan jasa tidak dapat diukur
dengan handal, gunakan nilai wajar saham yang diterbitkan.
Pembelian kembali Saham

Alasan perusahaan membeli kembali saham beredarnya sendiri :
1. Meningkatkan earnings per share dan return on equity.
2. Menyediakan saham untuk kontrak kompensasi pegawai atau untuk memenuhi
kebutuhan merger potensial.
3. Menggagalkan usaha pengambilalihan atau untuk mengurangi jumlah pemegang
saham.
4. Mempengaruhi harga pasar dengan meningkatkan permintaan  harga stabil atau
meningkat.

Saham Treasuri
Reakuisisi saham yang telah dibeli kemudian ditarik (retirement) atau dijual kembali
di masa depan. Jika saham tidak ditarik dari peredaran, maka disebut saham treasuri. Saham
treasuri tidak digolongkan ke dalam aset dan mengurangi nilai aset bersih. Kepemilikan
saham treasuri tidak memberikan hak-hak pemegang saham.
Karakteristik Saham Preferen
Fitur umum saham preferen:
1. Preferensi dividen
2. Preferensi atas aset saat likuidasi
3. Dapat dikonversi menjadi saham biasa
4. Dapat melakukan call atas opsi dari perusahaan
5. Tidak memiliki hak suara / vote
Contoh soal: PT MNO menerbitkan 5.000 lembar saham preferen dengan nilai par Rp 300 dengan
harga Rp 1.000 per lembar saham. Bishop mencatat penerbitan saham sebagai berikut.
Kas 5.000.000
Saham Preferen 1.500.000
Premi Saham – Preferen 3.500.000

Kebijakan Dividen
Alasan distribusi dividen tidak dimaksimalkan berdasarkan jumlah laba ditahan yang
tersedia:
 Memelihara persetujuan dengan kreditur.
 Memenuhi persyaratan regulasi negara / UU PT.
 Membiayai pertumbuhan dan ekspansi.

 Mempengaruhi arus kas / likuiditas.
 Berjaga terhadap kemungkinan kerugian dan masalah likuiditas.

Jenis-Jenis Dividen
Semua dividen selain dividen saham mengurangi total ekuitas perusahaan. Ketika
perusahaan mengumumkan dividen saham, perusahaan tidak membayarkan sejumlah aset
atau mengakui kewajiban, tetapi hanya menerbitkan saham tambahan ke masing-masing
pemegang saham.

1. Dividen kas

Pengumuman dividen kas diusulkan oleh dewan direksi. Dividen kas yang
diumumkan merupakan kewajiban (biasanya termasuk kewajiban lancar). Perusahaan
tidak mengumumkan atau membayar dividen kas pada saham treasuri. Tiga tanggal
penting dividen kas:
 Tanggal pengumuman
Laba ditahan xxx
Utang dividen xxx
 Tanggal pencatatan
No entry
 Tanggal pembayaran
Utang dividen xxx
Kas xxx

2. Dividen properti

Dividen properti merupakan utang dividen dalam bentuk aset selain kas. Properti
yang akan didistribusikan dinyatakan ulang ke dalam nilai wajar; keuntungan dan
kerugian atas selisih nilai properti diakui dalam Laporan laba-rugi.

3. Dividen likuidasi
Dividen likuidasi merupakan dividen yang tidak didasarkan pada pendapatan / laba
ditahan dan mengurangi ekuitas pemegang saham. Dividen ini lebih mengimplikasikan
return atas modal investasi daripada profit yang dihasilkan perusahaan.

4. Dividen saham

Penerbitan saham sendiri kepada pemegang saham dengan basis pro rata, tanpa
mendapatkan pembayaran apapun (tidak ada kas masuk dan keluar).
a. Ketika saham dividen kurang dari 20–25 persen dari saham biasa yang beredar,
maka perusahaan melakukan transfer nilai wajar dari laba ditahan (dividen saham
kecil).
b. Ketika saham dividen lebih dari 20–25 persen dari saham biasa yang beredar, maka
nilai par dialihkan dari laba ditahan ke modal saham (dividen saham besar).

Share Split (Pemecahan saham)
Jika perusahaan memiliki laba yang tidka didistribusikan selama beberapa tahun,
dan akumulasinya cukup besar dalam saldo laba, maka nilai pasar dari saham beredar
kemungkinan akan meningkat. Perusahaan melakukan pemecahan saham untuk mengurangi
nilai pasar saham dan meningkatkan jumlah saham.

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Blog Archive

LATEST POSTS

CB Blogger Lab

JASA SEO CB

jam ayam

CONTOH BLOG

JASA SEO CB

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *