Tactical Decision Making.
KONTEN 10
2.1
Definisi Keputusan Taktis
Menurut
Hansen dan Mowen (2011: 64) Keputusan Taktis merupakan suatu tindakan berskala
kecil yang bermanfaat untuk tujuan jangka panjang. Pengambilan keputusan taktis
terdiri atas pemilihan diantara berbagai alternatif dengan hasil yang langsung
atau terbatas. Menerima pesanan khusus dengan harga yang lebih rendah dari
harga jual normal untuk memanfaatkan kapasitas menganggur dan meningkatkan laba
tahun ini merupakan suatu contoh Keputusan Taktis. Jadi, beberapa keputusan
taktis cenderung bersifat jangka pendek. Namun, hal yang harus diperhatikan
adalah keputusan jangka pendek kerap mengandung konsekuensi jangka panjang.
Mari kita pertimbangkan contoh kedua. Misalkan suatu perusaahaan sedang
mempertimbangkan untuk memproduksi suatu komponen daripada membelinya dari para
pemasok. Tujuannya adalah untuk menekan biaya pembuatan produk utama dengan
segera. Namun keputusan taktis ini merupakan sebagian kecil dari keseluruhan
strategi perusahaan dalam meraih keunggunlan biaya. Jadi, keputusan taktis
seringkali berupa tindakan berskalakecil yang bermanfaat untuk tujuan jangka
panjang.
2.1.1 Tujuan
Pengambilan Keputusan Taktis
Tujuan
keseluruhan dari pengambilan keputusan strategis adalah memilih strategi
alternatif sehingga keunggulan bersaing jangka panjang dapat tercapai.
Pengambilan keputusan taktis harus mendukung tujuan keseluruhan ini meskipun
tujuan langsung nya berjangka pendek (menerima satu pesanan khusus untuk
meningkatkan laba) atau berskala kecil (memproduksi sendiri dari pada membeli
komponen). Pertimbangan contoh, dimisalkan suatu perusahaan sedang
mempertimbangkan untuk memproduksi suatu komponen dari pada membelinya kepada
pemasok. Tujuannya adalah menekan biaya pembuatan produk utama dengan segera. Namun,
keputusan taktis ini mungkin merupakan sebagian kecil dari keseluruhan strategi
perusahaan dalam meraih keunggulan biaya. Jadi, keputusan taktis kerap berupa
tindakan berskala kecil yang bermanfaat untuk tujuan jangka panjang.
2.1.2 Model
Pengambilan Keputusan Taktis
Enam
langkah yang mendeskripsikan proses pengambilan keputusan yang direkomendasikan
adalah sebagai berikut :
- Kenali
dan definisikan masalah.
- Identifikasi
setiap alternatif sebagai solusi yang layak atau masalah tersebut;
eliminasi alternatif yang secara nyata tidak layak.
- Identifikasi
biaya dan manfaat yang berkaitan dengan setiap alternatif yang layak.
Klasifikasikanlah biaya dan manfaat sebagai relevan atau tidak relevan
serta eliminasilah biaya dan manfaat yang tidak relevan dari pertimbangan.
- Hitunglah
total biaya dan manfaat yang relevan dari masing-masing alternatif.
- Nilailah
faktor-faktor kualitatif.
- Pilihlah
alternatif yang menawarkan manfaat terbesar secara keseluruhan.
Keenam
langkah ini mendefinisikan model pengambilan keputusan sederhana. Model
keputusan (decision model) adalah serangkaian prosedur yang jika diikuti, akan
mengarah ke suatu keputusan.
2.2 Klasifikasi Biaya Sesuai dengan Tujuan
Pengambilan Keputusan
Untuk
tujuan pengambilan keputusan manajemen, data biaya dikelompokkan ke dalam :
- Biaya Relevan
Biaya relevan adalah biaya
masa depan yang berbeda pada berbagai macam alternatif. Biaya relevan
berpengaruh dalam pengambilan keputusan, sehingga harus dipertimbangkan dalam
pengambilan keputusan.
- Biaya Tidak Relevan
Biaya tidak relevan adalah
biaya yang tidak mempengaruhi pengambilan keputusan.
2.2.1 Konsep Biaya relevan dalam Pengambilan
Keputusan
Semua bentuk pengambilan keputusan oleh manajemen harus mempertimbangkan
semua faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan, salah satu faktor
yang mempengaruhi pengambilan keputusan adalah faktor biaya yang disebut dengan
biaya relevan. Menurut Mulyadi (1992) biaya relevan adalah biaya masa yang akan
datang yang diperkirakan akan berbeda atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan
pemilihan diantara berbagai macam alternatif. Oleh karena itu, biaya tersebut
adalah relevan dengan analisis yang dilakukan dalam pengambilan keputusan
tersebut.
Biaya relevan menurut Supriyono (1992) meliputi semua biaya yang
akan terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan, karena itu biaya tersebut
harus dipertimbangkan di dalam pengambilan keputusan tertentu tersebut. Selain
itu,
Biaya relevan menurut Hansen & Mowen (2009) merupakan biaya
masa depan yang berbeda pada setiap alternatif. Semua keputusan berhubungan
dengan masa depan sehingga hanya biaya masa depan yang dapat menjadi relevan
dengan keputusan. Namun, untuk menjadi relevan, suatu biaya tidak hanya harus merupakan
biaya masa depan, tetapi juga harus berbeda dari satu alternatif dengan alternatif
lainnya. Apabila biaya masa depan terdapat pada lebih dari satu alternatif maka
biaya tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap keputusan. Biaya demikian
disebut biaya tidak relevan. Kemampuan untuk mengidentifikasi biaya relevan dan
tak relevan merupakan suatu keterampilan pengambilan keputusan yang penting.
Biaya relevan untuk pengambilan keputusan didasarkan kepada konsep “different
analysis for different purposes”, yang berarti bahwa untuk tujuan yang berbeda
diperlukan analisa yang berbeda pula. Oleh karena itu, terdapat beberapa konsep
biaya relevan untuk berbagai pengambilan keputusan, yaitu:
- Biaya Diferensial (Differntial Cost)
adalah biaya yang berbeda pada berbagai alternatif pengambilan keputusan
yang mungkin untuk dipilih. Dalam pengambilan keputusan, biaya diferensial
dibandingkan dengan penghasilan diferensial untuk menentukan besarnya laba
diferensial.
- Biaya Treceabel (Treceable Cost)
adalah yang dapat diakui jejaknya pada produk, pesanan, pusat biaya,
departemen, atau divisi tertentu di dalam suatu perusahaan.
- Biaya Kesempatan (Opportunity Cost)
adalah penghasilan atau penghematan biaya yang dikorbankan karena
dipilihnya satu alternative tertentu, sehingga penghasilan atau
penghematan biaya tersebut perlu diperhitungkan sebagai biaya pada
alternatif tertentu.
- Biaya Incremental (Incremental Cost)
adalah biaya-biaya yang ditambahkan atau biaya-biaya yang tidak akan
dikorbankan apabila suatu alternatif (proyek) tertentu tidak dipilih untuk
dilaksanakan.
2.2.2 Langkah-langkah Analisis Biaya Relevan
Proses
pengambilan keputusan memerlukan data yang dapat diukur, dianalisa dengan tepat
dan memungkinkan untuk dilaksanakan. Dalam pengambilan keputusan tidak ada
aturan umum yang membedakan biaya ke dalam biaya relevanatau tidak relevan,
maka dari itu untuk mengetahui mana yang merupakan biaya relevan diperlukan
analisis biaya yang meliputi langkah-langkah
sebagai
berikut:
- Menghimpun seluruh biaya yangg berkaitan
dengan masing-masing alternatif yang dipertimbangkan.
- Mengeliminasi sunk cost, yaitu biaya yang
tidak mempengaruhi pengambilan keputusan, misalnya : biaya penyusutan
- Mengeliminasi biaya yang tidak berbeda
diantara alternatif yang dipertimbangkan.
- Mengambil kesimpulan berdasarkan data biaya
lain yang tersisa, yang merupakan biaya yang berbeda. Biaya tersebut
merupakan biaya yang relevan dengan pengambilan keputusan.
2.2.3 Penerapan Biaya Relevan untuk Pengambilan
Keputusan
Penerapan
analisa biaya relevan dapat bermanfaat bagi manajemen dalam pengambilan
keputusan. Berikut adalah jenis-jenis keputusan dalam analisis biaya relevan
menurut Mulyadi (1997) :
1. Make
or Buy decisions
Keputusan
atau membuat sendiri dihadapi oleh manajemen terutama dalam perusahaan yang produknya
terdiri dari bebrbagai komponen dan yang memproduksi berbagai jenis produk.
Tidak selamanya komponen yang membentuk suatu produk harus diproduksi sendiri
oleh perusahaan, jika memang pemasok luar dapat memasok komponen tersebut
dengan harga yang lebih murah daripada biaya untuk memproduksi sendiri komponen
tersebut.
2. Keep
or drop decisions
Dalam
perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu macam keluarga produk atau product
line atau yang memiliki berbagai department penghasil laba, ada kalanya manajemen
puncak menghadapi salah satu keluarga produknya salah satu departemennya
mengalami kerugian usaha yang diperkirakan ajkan berlangsung terus. Dalam
menghadapi kondisi ini manajemen perlu mempertimbangkan keputusan menghentikan
atau tetap melanjutkan produksi produk atau kegiatan usaha departemen yang mengalami
kerugian tersebut.
3. Special
order decisions
Pada
umumnya perusahaan membangun pabriknya dengan kapasitas yang mampu memenuhi
permintaan pasar tertinggi beberapa tahuin yang akan datang. Jika perusahaan
membangun pabriknya dengan kapasitas yang hanya mampu memenuhi permintaan pasar
sekarang, hal ini akan berakibat dilakukannya ekspansi pabrik secara
terus-menerus. Dengan demikian, umumnya perusahaan memiliki kapasitas yang
menganggur, yang sering sekali mendorong manajemen puncak untuk
mempertimbangakan penetapan harga jual dibawah harga jual normal. Tentu saja
penetapan harga jual yang demikian hanya diterapkan pada pesanan khusus yang
tidak berdampak terhadap penjualan yang reguler.
4. Decisions
to sell process further
Adakalanya
manajemen puncak dihadapkan pada pilihan menjual produk tertentu pada
kondisinya sekarang atau memprosesnya lebih lanjut menjadi produk lain yang
lebih tinggi harga jualnya. Dalam pengambilan keputusan semacam ini, informasi
akuntansi diferensial yang diperlukan oleh manajemen adalah pendapatan
diferensial dengan biaya diferensial jika alternatif memproses lebih lanjut
dipilih.
2.3 Analisis Pengambilan Keputusan
Salah
satu fungsi manajemen yang penting adalah proses pengambilan keputusan. Didalam
kegiatan sehari-hari keputusan manajemen dapat digolongkan kedalam dua
kelompok
besar yaitu:
a.Keputusan Rutin, yaitu
keputusan manajemen yang terjadi secara berulang-ulang dengan kondisi yang
sama. Keputusan demikian biasanya dibuat secara ter-pola dengan kondisi
“jika-maka (if-then) “ . Keputusan rutin juga dapat dilakukan oleh manajer
terkait atau yang berkompeten pada unit kerja tertentu. Contoh : Pembuatan
order pembelian (Purchase order) Pemeliharaan Penggajian bulanan Penghitungan
Biaya lembur
b. Keputusan khusus, ialah
keputusan manajemen yang tidak rutin terjadi, keputusan ini menyangkut masalah
yang spesifik (khusus) sehingga untuk memutuskannya diperlukan informasi
analisis yang seksama.
Secara
umum keputusan khusus dapat dikelompokkan menjadi;
(1)
Membeli atau Membuat sendiri
(2)
Mengganti Aktiva tetap
(3)
Menerima /menolak pesanan khusus
(4)
Melanjutkan proses produksi
(5)
Menutup segmen usaha
(6)
Menentukan alokasi sumberdaya ekonomi yang
terbatas.
Untuk
dapat menghasilkan keputusan yang baik, biasanya dilakukan tahapan-tahapan
sebagai
berikut:
- Meneliti dan merumuskan inti masalah yang
dihadapi
- Mengumpulkan semua alternatif yang mungkin
dapat menyelesaikan masalah
- Menganalisis dan meng-eliminasi alternatif
yang tidak mungkin dilakukan
- Mengumpulkan Biaya dan Manfaat darisetiap
alternatif
- Menganalisis dan meng-eliminasi biaya-dan
manfaat yang tidak relevan
- Membuat resume Biaya/Manfaat dari setiap
alternatif
- Melakukkan pemilihan alternatif
Jika hasil netto nya Biaya akan dipilih yang
paling rendah
Jika hasil netto nya Manfat akan dipilih yang p
ling besar
2.3.1 Bentuk laporan analisis biaya alernatif
Menyajikan
laporan analisis biaya relevan didalam pengambilan suatu keptusan dapat
dilakukan dengan dua pendekatan yaitu:
a. Pendekatan Total (Total
approach)
Didalam
pendekatan total akan disajikan pembandingan secara menyeluruh dari biaya yang
terjadi diantaa kedua alternatif yang tersedia. Analisis biaya total dapat
diterapkan pada keputusan yang bersifat berubahan bersifat pertumbuhan (growth)
dan pada perubahan yang bersifat perembangan (integrasi dan diversifikasi)
Kebaikan
pendekatan total:
- Mudah
dilakukan
- Tidak
mengandung resiko kesalahan
Kelemahan
pendekatan Total:
-
Laporan menjadi lebih panjang terkesan tidak informatif
- Perlu
waktu yang lebih panjang untuk mempersiapkannya
b. Pendekatan Diferensial (Differential
approach)
Didalam
pendekatan diferensial akan disajikan nilai-biaya netto yang berubah, untuk
membuat laporan dengan pendekatan diferensial dibutuhkan kehati-hatian karena
perhitungan dapat menjadi bias (keliru) tanpa disadari oleh sipembuatnya.
Kebaikan
pendekatan Diferensial:
-
Singkat dan mudah dipahami
- Cepat
Kelemahan
pendekatan Diferensial:
- Perlu
kehati-hatian yang tinggi
- Perlu
penguasaan teknis biaya yang baik
Contoh:
Saat ini
perusahaan dapat menjual produk sebanyak 120.000 unit dengan harga Rp. 12.000
per unit dan biaya variabel Rp. 7.000 per unit nya. Biaya tetap yang ditanggung
setiap bulan berjumlah Rp.420.000.000. Untuk meningkatkan penjualan sebesar 20
% dari semula manajemen merencanakan hal berikut:
ü
Diberikan potongan harga 5 %
ü
Diberikan hadiah langsung terhadap setiap unit
penjualan dengan biaya Rp. 300 per unit
ü
Dilakukan biaya promosi tetap sebesar Rp.
45.000.000.
Apakah
rencana ini layak dilaksanakan?
Analisis Pendekatan total
Sebelum Promosi
Total Penjualan : 120.000 X 12.000 = 1.440.000.000
Biata Variabel : 120.000 X 7.000 = 840.000.000
Laba Kontribusi : 600.000.000
Biaya tetap : 420.000.000
Laba Usaha : 180.000.000
Setelah Promosi
Total Penjualan : (120.000 X
12.000 ) + (24000X 0,95X12000) =
1.713.600.000
Biata Variabel : (120.000 X
7.000 ) + (24.000X 7.300 ) = 1.015.200.000
Laba Kontribusi : 698.400.000
Biaya tetap : 420.000.000+
45.000.000 =
465.000.000
Laba Usaha : 233.400.000
Dari analisis ini terlihat
bahwa laba naik dari 180.000.000 menjadi 233.400.000
Analisis
Pendekatan diferensial
Tambahan
nilai penjualan 24.000 X 0,95 X 12.000 = 273.600.000
Tambahan
Biaya Variabel 24.000 X (7.000+300) = 175.200.000
Tambahan
Laba kontribusi =
98.400.000
Tambahan
Biaya tetap =
45.000.000
Tambahan
Laba =
53.400.000
Dari
analisis diferensial ini terlihat bahwa dengan kebijaksanaan manajemen laba
usaha akan naik sebesar Rp. 53.400.000. Jika dibandingkan dengan informasi
pendekatan biaya total, Informasi ini jelas lebih informatif dan mudah dipahami
oleh pengambil keputusan
2.3.1.1
Menerima atau menolak pesanan khusus
Untuk
memanfaatkan kapasitas pabrik yang menganggur, perusahaan dapat saja menerima atau mengerjakan pekerjaan lain
diluar yang rutin (biasa) dilakukan. Pekerjaan deimikian dikenal sebagai
pesanan khusus (Special Order)
Ciri
Pesanan khusus :
- Tidak
secara rutin dikerjakan
- Memiliki spesifikasi yang berbeda dengan
produk regular
- Harga
jualnya relatif lebih murah dari seharusnya
Karena
harga jual yang lebih murah dari seharusnya maka dibutuhkan sebuah analisis
yang
cermat. Pesanan khusus akan layak dilayani jika memenuhi persyaratan sbb:
-
Mempergunakan kapasitas yang menganggur (idle Capacity)
-
Memnghasilkan tambahan laba bagi perusahaan
- Tidak
mengganggu pasaran produk reguler
Contoh :
PT
Kalamajaya memproduksi panel kayu untuk bahan lantai dengan ukuran 30X30 cm
yang biaya dijual didalam negeri dengan harga Rp. 110.000 per doos (setiap doos
berisi 11 lembar) Kapasitas yang dimiliki adalah 100.000 lembar per bulan.
Namun pada saat ini kapasitas yang terpakai hanya mencapai 88 % saja. (= 88.000
lembar) sesuai permintaan pasar Lokal. Setelah mengikuti pameran dagang Asia.
Perusahaan mendapatkan pesanan dari seorang pengusaha di Australia. Pesanan
yang diminta adalah 1.200 doos per bulan dengan harga USD 10,00 (Asumsi kurs
USD 1,- = Rp 9.500) . Karena panel ini digunakan untuk 4 musim maka didalam
pemrosesannya dibutuhkan tamban bahan khusus Rp.350 per lembar. Selain itu
untuk melakukan pemanasan ekstra perusahaan membutuhkan sebuah blower yang
disewa dengan biaya Rp. 35.000.000 per bulan. Biaya pemasaran variabel
tidakdiperlukan untuk pesanan ini.
Pada
kapasitas 88 % telah terjadi biaya sbb:
Bahan
baku 110.000.000
Upah
langsung 57.200.000
Biaya
Overhead Variabel 30.800.000
Biaya
Overhead Tetap 132.000.000
Biaya
Pemasaran Variabel 105.000.000
Biaya
Pemasaran Tetap 264.000.000
Biaya
Administrasi Variabel 52.800.000
Biaya
Adminstrasi Tetap 88.000.000
Diminta:
- Buatlah analisis apakah pesanan dari Australia
itu dapat dilayani , perhatikan bahwa jika pesanan ini diterima maka
kapasitas penjualan lokal akan terganggu.
- Jika dengan adanya pesanan dari Australian
itu perusahaan mengingnkan tambahan laba sebesar Rp. 30.000.000, tentukan
lah berapa harga jual untuk pesanan khusus.
Analisis
diferensial :
Harga
jual pesanan khusus
Harga
jual per unit 9.500
Biaya
Variabel yang dibebankan:
Bahan
Baku Rp 1.250 + 350 1.600
Upah
langsung 650
Biaya
pemasaran variabel -
Biaya
adm variabel 600
Biaya
variabel per unit pesanankhusus 2.850
Tambahan
penjualan : 12.000 X 9.500 114.000.000
Tambahan
Biaya variabel : 12.000 X 2.850 34.200.000
Tambahan
Laba Kontribusi 79.800.000
Tambahan
Biaya Tetap 15.000.000
64.800.000
Dari
analisis telihat ada kenaikkan pada laba Rp. 44.800.000 maka pesanan khusus
tersebut dapat dilayani.
Untuk
mendapatkan tambahan laba 30.000.000 .
Laba = Penjualan – Biaya
Variabel – Biaya Tetap
Penjualan = Laba + Biaya Variabel + Biaya
tetap
= 30.000.000 + 34.200.000 +
35.000.000
= 99.200.000
Harga jual per lembar produk
khusus = 99.200.000 : 12.000 = 8.266,70
2.4
Dampak ABC Dalam Penambilan Keptusan
ABC merupakan sistem akuntansi biaya kontemporer yang terintegrasi
dan komprehensif. Kemampuan ABC tidak hanya dapat mengukur kos produk secara tepat,
namun dari informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk berbagai kepentingan
strategis lain dalam perusahaan. Implementasi ABC tidak hanya terfokus pada
aspek finansial, namun juga pada aspek non finansial lain yang merupakan indikator
keberhasilan/kinerja perusahaan. Namun demikian, berbagai hasil riset masih
menunjukkan temuan yang berbeda.
Implementasi ABC belum memberikan kontribusi yang optimal bagi
perusahaan dalam peningkatan kinerja. Bahkan di negara asalnya, minat untuk
menggunakan sistem ini masih sangat kecil. Artinya masih ada alternatif sistem
lain yang diyakini dapat membantu perusahaan dalam usaha untuk mencapai tujuan
organisasi. Implementasi sistem ini selain membutuhkan SDM yang berkompeten
juga memerlukan dukungan teknologi dan semangat kerja tim. Selain itu,
seperangkat alat untuk kepentingan mekanisme kontrol perlu disusun agar supaya
sistem dapat berjalan efektif dan efisien. Selain dapat mengevaluasi dan
mengukur kinerja, alat kontrol ini dapat memberikan umpan balik untuk perbaikan
rencana strategis perusahaan.
Berbagai
temuan riset tersebut memberikan implikasi adanya riset berikutnya antara lain
: Perlunya dikembangkan pendekatan kontinjensi dalam penelitian terkait. Implementasi
ABC yang memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap kinerja menunjukkan
adanya faktor-faktor lain yang menunjang keberhasilan implementasi ABC (Kennedy
dan Graves 2001, Narayanan dan Sarkar 1999). Hal ini disebabkan adanya
perbedaan lingkungan organisasi. Shield dan Young (1989) menyatakan bahwa salah
satu kendala terbesar akan suksesnya implementasi sistem manajemen kos adalah
resistensi (individual) untuk berubah. Sistem tidak hanya akan merubah perilaku
dan sikap, namun juga ditentukan oleh kedua faktor tersebut (Mc Gowan 1994).
Dengan kata lain ada interaksi timbal balik antara implementasi sistem kos baru
dengan sikap dan perilaku. Pendekatan kontijensi ini dapat berpola interaktif, yaitu
dengan menguji berbagai alternatif variabel moderasi maupun dapat berpola kausalis,
atau dengan kata lain pengaruh sistem akan dilihat dalam konteks hubungan tidak
langsungnya terhadap kinerja. Salah satu faktor yang sering direkomendasikan adalah
budaya organisasi. Morakul dan Wu (2001) merekomendasikan perlunya modifikasi
terhadap budaya organisasi agar sistem manajemen kos baru dapat berjalan secara
efektif. Faktor lain yang dapat diteliti terkait dengan implementasi sistem
baru adalah pemahaman terhadap struktur, pemahaman terhadap sistem dan komunikasi
interpersonal (Jones 2003). McGowan dan Klammer (1997) juga merekomendasikan
beberapa factor penting suksesnya implementasi sistem ABC, yaitu dukungan
manajemen puncak, kompensasi dan pelatihan pada karyawan. Perlunya diteliti faktor-faktor
apa sajakah yang mempengaruhi perusahaan mengimplementasikan ABC atau
sebaliknya. Hasil temuan yang berbeda terhadap minat perusahaan untuk
mengadopsi ABC menunjukkan bahwa implementasi ABC bukan variabel yang berdiri
sendiri, tetapi ditentukan oleh faktor-faktor (variabel) penyebab lain/variabel
anteseden (Ho dan Kidwell 2000, Innes dan Mitchell 1997). Malmi (1999)
menyatakan bahwa adopsi sistem ABC bergantung pada beberapa faktor, yaitu
ukuran perusahaan (firm size), derajat sentralisasi, diversivitas produk dan
ratio kos tidak langsung terhadap kos langsung. Kecenderungan perbedaaan minat
terhadap penggunaan alat strategis menunjukkan bahwa alat-alat tersebut
memberikan kontribusi yang berbeda-beda terhadap kinerja perusahaan (Ho dan
Kidwell 2000, Innes dan Mitchell 1997). Perlu dilakukan analisis komparatif
lebih spesifik terhadap pengaruh implementasi suatu sistem dengan system yang
lain terhadap kinerja. Dari riset tersebut dapat diperoleh gambaran alat strategis
manakah yang paling efektif untuk diterapkan sehingga menghasilkan kinerja yang
optimal bagi perusahaan.
0 komentar:
Posting Komentar