Senin, 25 Februari 2019

Management Accounting and The Business Environment


KONTEN 1
A.      SEJARAH AKUNTANSI MANAJEMEN
Pada tahun 1880an, perusahaan manufaktur di Amerika mulai berkonsentrasi dalam pengembangan teknologi produksi yang berkapasitas besar.  Para manajer dan insinyur pada perusahaan metal telah mengembangkan untuk menghitung relevant product cost yang disebut scientific management.  Prosedur ini digunakan untuk menganalisis produktivitas dan laba suatu produk. Akan tetapi seiring berkembangnya pemikiran akuntansi maka setelah tahun 1914 prosedur tersebut mulai hilang dari praktik akuntansi perusahaan.
Setelah Perang Dunia I, terdapat peraturan akuntansi keuangan yang mempunyai dampak berkurangnya informasi akuntansi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja bawahan dalam perusahaan besar (lost relevance). Sampai tahun 1920an, semua manajer percaya pada informasi yang berhubungan dengan proses produksi utama, transaksi dan even yang menghasilkan jumlah nominal pada laporan keuangan. Setelah tahun 1925, informasi yang digunakan oleh manajer menjadi lebih sederhana dan banyak perusahaan manufaktur di Amerika telah mengembangkan prosedur akuntansi manajemen seperti yang dikenal sekarang.
Selama kurun waktu lebih dari enam puluh tahun, akuntan akademisi berusaha untuk mengembalikan relevansi antara informasi kos akunting dengan informasi akuntansi keuangan. Usaha tersebut menggunakan model perusahaan manufaktur sederhana, sejenis dengan perusahaan tekstil abad 19, dan dalam rangka mengatasi masalah produksi, akademisi menyusun ulang informasi pelaporan kos persediaan. Meskipun demikian, model tersebut terlalu sederhana untuk menjelaskan masalah nyata yang dihadapi oleh manajer akan tetapi hal tersebut dimahfumkan dalam rangka mempermudah bagaimana informasi kos yang berasal dari laporan keuangan dapat dibuat relevan dengan pengambilan keputusan (kos manajemen).
Mulai tahun 1980an sampai sekarang, akuntansi manajemen mengalami masa perkembangan yang pesat dengan perannya sebagai pendamping akuntansi keuangan.  Johnson dan Kaplan menuliskannya dengan indah dalam “Relevance Lost: The Rise and Fall of Management Accounting.
Sejarah singkat :
1.      1880 – 1925 Kebanyakan perhitungan biaya produk dan akuntansi manajemen dikembangkan pada tahun ini
2.      1925    Muncul pendekatan biaya persediaan untuk kepentingan pelaporan eksternal
3.      1950s/60s        Beberapa usaha untuk meningkatkan kegunaan managerial dari sistem biaya tradisional
4.      1980s/90s  Berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan  sistem manajemen akuntansi baru untuk dapat memenuhi kebutuhan ekonomi.

SEJARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

Kebanyakan prosedur perhitungan harga pokok produk (product costing) dan
akuntansi manajemen yang digunakan pada abad 20 dikembangan antara tahun 1880 dan
1924. Perkembangan sebelumnya (sampai tahun 1914) menekankan pada perhitungan pada
perhitungan harga pokok produk pada tingkat manajerial yaitu penelusuran tingkat laba
perusahaan ke tiap produk dan menggunakan informasi ini untuk pengambilan keputusan
strategis.
Mulai tahun 1925, setelah dikembangkannya pasar modal di USA, hampir semua
usaha akuntansi manajemen untuk menghasilkan informasi bagi pemakai intern kemudian
dihentikan dan diganti dengan penentuan harga pokok persediaan (inventory costing), yang
merupakan pembebanan biaya produksi kepada produk sedemikian rupa sehingga harga
pokok persediaan dapat dilaporkan kepada pemakai eksternal dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan telah menjadi kekuatan yang membentuk desain sistem
akuntansi biaya. Manajer dan perusahaan bersedia menerima informasi biaya rata-rata
secara agregat atas tiap produk, karena mereka merasa tidak membutuhkan informasi biaya
masing-masing produk yang lebih terinci dan akurat mengenai tiap produk.Hand out Akuntansi Manajemen:
Peranan, Sejarah dan Arah Akuntansi Manajemen Pengampu : Haris Wibisono, S.E., M.Si., Ak 6 Dalam tahun 1950-an dan 1960-an telah dilakukan beberapa usaha untuk memperbaiki manfaat sistem akuntansi biaya konvensional untuk kepentingan manajemen.  Diperkenalkannya variable costing untuk penyempurnaan penentuan harga pokok produk  pada dasarnya ditujukan untuk memperbaiki penentuan harga pokok persediaan yang disajikan dalam neraca dan dalam perhitungan rugi laba. Perbaikan akuntansi biaya pada  saat itu pada hakikatnya hanya terpusat pada bagaimana membuat informasi akuntansi  keuangan lebih bermanfaat bagi pemakai luar, tidak ditujukan untuk menghasilkan informasi akuntansi yang khusus diperuntukkan bagi kepentingan manajemen.
Pada tahun 1980-an dan 1990-an banyak ditemukan bahwa praktek-praktek  akuntansi manajemen tradisional sudah tidak mampu lagi melayani kebutuhan manajerial. Kalkulasi biaya produk yang lebih akurat lebih berguna, dan yang menjelaskan secara rinci penggunaan masukan, dibutuhkan untuk memungkinkan manajer meningkatkan kualitas, produktifitas, dan mengurangi biaya. Sebagai tanggapan terhadap kelemahan akuntansi biaya manajemen tradisional, berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan  sistem akuntansi manajemen baru yang dapat memenuhi kebutuhan lingkungan ekonomi  dewasa ini.

B.       PERANAN AKUNTANSI MANAJEMEN DALAM ORGANISASI DAN PERANAN INFORMASI BAGI MANAJER.
 Organisasi dan Sasarannya Organisasi dapat didefenisikan sebagai sekelompok orang yang menyatu.
bersama karena beberapa tujuan bersama. Tujuan bersama yang mengarahkan kerja organisasi disebut sasaran organisasi. Tidak semua organisasi mempunyai sasaran yang sama namun sebagian besar organisasi mempunyai sasaran untuk memperoleh keuntungan. (Ray, H, Garrinson, D.B.A, Akuntansi Manajemen 1987)
Selain sasaran untuk memperoleh keuntungan dari dana yang telah ditanamkan pada perusahaan, organisasi/perusahaan juga mempunyai sasaran lain yaitu ingin memperoleh dan mempertahankan reputasi integritas, wajar, dan dapat dipercaya. Perusahaan ingin juga menjadi suatu kekuatan yang positif dalam lingkungan social dan ekologi tempat perusahaan menjalankan aktifitas.
Akuntansi Manajemen sebagai suatu Tipe Informasi
Akuntansi Manajemen dipandang sebagai suatu tipe akuntansi yang merupakan suatu proses untuk mengolah informasi keuangan untuk memenuhi keperluan para manajer dalam perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi. Informasi adalah suatu data, fakta, pengamatan, persepsi atau sesuatu yang lain yang menambah ilmu pengetahuan. (www.google.com)
Definisi lain menyebutkan informasi adalah data yang sudah diolah, atau dengan kata lain hasil olahan data yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Informasi ini berbeda dengan berita atau issue. Pemerolehan informasi dapat dari berbagai sumber baik eksternal maupun internal. 

Karakteristik informasi yang berkualitas        :
1.      Tepat waktu : Informasi harus tepat waktu karena apabila informasi datang terlambat maka informasi tersebut tidak berguna lagi. Ketepatan waktu sangat diperlukan manajemen dalam persaingan global.
2.      Relevan:   Relevan adalah kesesuaian informasi tersebut dengan kebutuhan manajemen. Informasi yang relevan akan sangat       mendukung manajemen dalam pengambilan keputusan.
3.      Akurat : Informasi yang akurat akan menjamin ketepatan dalam pengambilan keputusan manajemen.
4.      Broadscope : adalah keluasan informasi. Dengan informasi yang luas, manajemen dapat meminimalisir resiko yang mungkin timbul dari keputusan yang dibuat.              
Pengertian Informasi Akuntansi Manajemen :      
Informasi akuntansi manajemen mengacu pada proses perbaikan nilai secara terus menerus untuk menambah nilai produk atau jasa yang berkaitan dengan rencana, desain, ukuran dan operasi system informasi financial dan nonfinancial yang membimbing dan mengarahkan tindakan manajemen, memotivasi perilaku, dan mendukung serta menciptakan nilai budaya yang diperlukan untuk mencapai sasaran organisasi.
Manfaat Informasi :
1.      Dapat mengurangi ketidakpastian.
2.      Membantu manajemen untuk bertindak lebih baik.
3.      Membantu manajemen untuk mengenali lingkungan internal maupun eksternal.
4.      Membantu manajemen dalam penilaian kinerja.
5.      Membantu perencanaan manajemen.
6.      Memotivasi Manajemen.
Peranan Akuntansi Manajemen bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam Organisasi
Secara hirarki manajemen dapat dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu manajemen atas (senior executive), manajemen menengah (middle management), dan manajemen bawah (operational level. Masing-masing tingkatan ini membutuhkan informasi yang berbeda-beda. ( Samsryn, L.M, Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar 2002)
Contoh :
Pada organisasi  bengkel supervisor merupakan manajemen tingkat bawah (operational level). Tugas supervisor adalah memeriksa sepeda motor dll. Informasi yang dibutuhkan adalah jumlah kerusakan, keseringan kerusakan, jumlah komponen yang dibutuhkan dan sebagainya.
Sementara manajer bengkel merupakan tingkatan manajemen menengah, informasi yang dibutuhkan berbeda dari level operasional. Level menengah membutuhkan informasi seperti yang berkaitan dengan cara meningkatkan pendapatan (laba) perusahaan. Manajemen tingkat menengah ini lebih terfokus pada cara atau strategi yang dapat meningkatkan laba perusahaan.
Sedangkan pemilik (owner) atau jajaran direksi merupakan contoh dari manajemen atas (senior executive). Pada level ini membutuhkan informasi tentang bagaimana cara untuk menyusun strategi mempertahankan market share bengkel, memperbesar omset perusahaan, diversifikasi perusahaan, loyalitas dan kepuasan pelanggan dan sebagainya.
Tampak jelas pada contoh diatas bahwa masing-masing tingkatan manajemen perusahaan membutuhkan informasi berbeda satu dengan lainnya.
Peranan informasi bagi manajer
Seperti yang telah kita ketahui informasi sangat berperan dalam pembuatan keputusan bagi manajer, karena manajer merupakan pimpinan dan peserta aktif dalam proses perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu manajer sangat berperan penting dalam pengambilan keputusan dan mengarahkan organisasi agar dapat mencapai sasaran.
Sedangkan informasi itu sendiri merupakan “mesin” yang membuat manajemen berjalan. Dalam ketiadaan aliran informasi yang kontinyu manajemen akan menjadi tidak berdaya dalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu, organisasi diharuskan memiliki jaringan yang luas, agar memungkinkan berbagai tingkat manajemen dapat berhubungan melalui saluran komunikasi tersebut.
2.4       Peran Akuntan Manajemen
Perilaku Etis Akuntan Manajemen
Perilaku etis melibatkan pemilihan tindakan-tindakan yang benar dan sesuai serta tepat. Tingkah laku kita mungkin benar atau salah, sesuai atau menyimpang, dan keputusan yang kita buat dapat adil atau berat sebelah. Orang sering berbeda pandangan terhadap arti istilah etis, tetapi nampaknya terdapat suatu prinsip umum yang mendasari semua system etika.
Ada 10 nilai  inti yang diidentifikasi menghasilkan prinsip-prinsip yang melukiskan benar dan salah dalam kerangka umum, yaitu :
·      Kejujuran (honesty)
·      Integritas (integrity)
·      Memegang janji (promise keeping)
·      Kesetiaan (fidelity)
·      Keadilan (fairness)
·      Kepedulian terhadap sesama (caring for others)
·      Penghargaan kepada orang lain (respect for others)
·      Kewarganegaraan dan bertanggung jawab (responsible citizenship)
·      Pencapaian kesempurnaan (pursuir of excellence)
·      Akuntabilitas (accountibillity)
IMA (Instititute of Management Accountants) mengeluarkan pernyataan  tentang standar perilaku etis akuntan manajemen. Standar tersebut adalah sebagai berikut.
1)   Kompetensi
Akuntan manajemen bertanggungjawab untuk
a)      Menjaga tingkat kompetensi professional yang dimiliki dengan terus menerus mengembangkan pengetahuan dan keahliannya.
b)      Melakukan tugas-tugas profesionalnya sesuai dengan hokum, peraturan, dan standar teknis yang berlaku.
c)      Menyusun laporan dan rekomendasi yang lengkap serta jelas setelah melakukan analisis yang benar terhadap informasi yang relevan dan dapat dipercaya.
2)        Kerahasiaan
Akuntan manajemen bertanggungjawab untuk :
a)      Tidak membocorkan informasi rahasia tanpa ijin, kecuali diharuskan secara hokum.
b)      Memberi tahu bawahan seperlunya dan memonitor aktivitas mereka untuk menjaga kerahasian tersebut.
3)        Integritas
Akuntan  manajemen bertanggungjawab untuk :
a)      Menghindari konflik kepentingan actual.
b)      Menahan diri dari aktivitas yang akan menimbulkan kecurigaan terhadap kemampuan mereka untuk melakukam tugasnya secara etis.
c)      Menolak pemberian, penghargaan,  dan keramah-tamahan yang dapat mempengaruhi mereka dalam bertugas.
d)     Menahan diri untuk tidak melakukan penggerogotan terhadap legitimasi organisasi dan tujuan-tujuan etis, baik secara aktif  maupun pasif.
e)      Mengkomunikasikan berbagai batasan profesional
f)       Mengkomunikasikan informasi yang baik atau buruk  dan penilaian atau opini professional.
4)        Objektivitas
Akuntan manajemen bertanggungjawab untuk :
a)      Mengkomunikasikan informasi dengan adil dan objektif
b)      Mengungkapkan semua informasi yang relevan dan dapat diharapkan mempengaruhi pemahaman pengguna terhadap laporan, komentar, dan rekomendasi yang dikeluarkan.
5)        Resolusi konflik etik
Dalam pelaksanaan standar perilaku etis, akuntan manajemen mungkin menghadapi masalah dalam mengidentifikasi perilaku yang tidak etis atau dalam menyelesaikan konflik etika. Ketika menghadapi  isu-isu etika yang penting, akuntan manajemen harus mengikuti kebijakan yang ditetapkan organisasi dalam mengatasi konflik. Jika kebijakan ini tidak menyelesaikan konflik etika, akuntan manajemen harus mempertimbangkan tindakan berikut ini :
a)      Mendiskusikan masalah tersebut dengan supervisor kecuali jika masalah tersebut melibatkan atasannya.
b)      Menjelaskan konsep-konsep  yang relevan melalui diskusi rahasia dengan seorang penasihat yang objective untuk mencapai pemahaman terhadap tindakan yang mungkin dilakukan.
c)      Jika konflik etika masih ada setelah dilakukan tindakan terhadap semua jenjang, akuntan manajemen mungkin tidak mempunyai jalan lain kecuali mengundurkan diri dari organisasi dan memberikan memo yang informative kepada perwakilan organisasi yang ditunjuk.
d)     Kecuali diperintah secara hukum, mengkomunikasikan masalah tersebut kepada berbagai otoritas atau individu yang tidak ada hubungan dengan organisasi bukanlah pertimbangan yang tepat.

ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN
Akuntansi manajemen harus menyediakan informasi yang memungkinkan manajer untuk berfokus pada nilai bagi pelanggan, manajemen kualitas total, dan persaingan berdasarkan waktu. Hal ini menandakan bahwa informasi tentang aktivitas rantai nilai dan pengorbanan pelaanggan (seperti biaya pasca pembelian) harus dikumpulkan dan tersedia. Khususnya manajemen berdasarkan aktivitas adalah respons yang inovatif terhadap kebutuhan atas informasi akuntansi manajemen yang lebih akurat dan relevan. Sebagai tambahan, manajer harus memutuskan posisi strategis perusahaan. Satu dari dua posisi biasanya dipilih, yaitu kepemimpinan biaya atau diferensiasi produk. Karena posisi yang dipilih nantinya, dapat mempengaruhi sifat dari system informasi akuntansi manajemen.



0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Unordered List

Text Widget

Blog Archive

LATEST POSTS

CB Blogger Lab

JASA SEO CB

jam ayam

CONTOH BLOG

JASA SEO CB

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *